1 - Yang Terpilih

233 5 0
                                    

Hari itu pelajaran telah usai. Seorang perempuan masih terdiam dikelas setelah merapikan buku-bukunya, menyambut pulang sekolah ini dengan gulatan malas. Entah mengapa ia tidak tertarik dengan hari ini, sampai seseorang mengagetkannya.

"Woi! Rea!" seorang laki-laki mengagetkannya.

"Ah Arya! Ngagetin aja sih kerjaannya!" ketus Rea.
"Latihan lo! Jangan coba-coba kabur lagi!" Arya memperingatkan Rea untuk latihan dan mengikuti Rea agar tidak mencoba untuk bolos ekskul lagi.Perlu diketahui bahwa Rea dan Arya berada dalam satu ekskul di sekolah mereka. Sudah pasti Rea mengikuti ekskul yang seiring dengan jiwa nasionalismenya itu.

Rea berjalan kearah ruangan ekskulnya lalu menaruh tas nya asal. Setelah itu Ia malah duduk bersantai. Tidak lama, Riza, sahabatnya yang juga satu ekskul dengannya datang.

"Bengong mulu. Mikirin siapa?" tanya Riza.

"Enggak.Ga mikirin siapa-siapa." Jawab Rea.
"Mikirin Dhimas lo ya? Atau.. mikirin Arya?" goda Riza.

"Ish apaansih! Engga! Ngapain juga mikirin mereka?"

"Kali aja lo belum bisa move on dari Dhimas. Terus lo juga kepikiran Arya karena dia yang terpilih kan?" Riza menekankan kata 'terpilih' di akhir.

"Udah ah jangan bahas itu lagi, please?" Rea menyerah dengan 'candaan' Riza itu.

*flashbacks*

Malam itu seharusnya menjadi malam yang menyenangkan bagi Rea. Ia menghabiskan malam itu dengan orang yang ia sukai selama 3 tahun ini, yaitu Dhimas. Malam sudah larut. lalu Dhimas mengantar Rea pulang kerumah seperti biasanya. Orang tuanya menunggunya. Karena ingin mengucapkan rasa terima kasih maka Dhimas diajaklah masuk oleh ibunya. Ibunya menjamu Dhimas dan mengobrol dengan Dhimasnya itu. Setelah selesai, Dhimas pamit pulang. Namun setelah itu, ibunya berkata sesuatu pada Rea.

"Dia siapa?" tanya ibu.
"Dia temen bu." ucap Rea dengan malu-malu.

"Dia pacar kamu ya?" tanya ibu penasaran.

"Bukan bu. Dia temen satu organisasi aku. Kan gaboleh pacaran." ucapnya yang memang benar.

"Oh yaudah. Kamu jangan pacaran sama dia ya." kata ibu.

"Kenapa bu?" Rea kaget bukan main.

"Pokoknya jangan ya." ucap ibu lembut namun punya makna tersirat.

-Beberapa hari sesudah itu-

"Ibu, kaka pulang.." teriak Rea.

"Iya, iya. Jangan teriak-teriak dong, kamu kan anak gadis, gabaik. Sama siapa? Oh nak Arya." sapa ibu kepada Arya yang memang sudah mengenalnya sejak awal Rea masuk SMA.

Setiap Rea pulang bersama Arya, atau siapapun temannya, Ibu pasti selalu mengobrol dengan mereka. Bercerita panjang lebar dan mereka pasti selalu mendengarkan. Namun, jika dengan Arya pasti pembicaraan itu berlarut-larut hingga berjam-jam lamanya. Entah kenapa Ibu sangat tertarik pada anak itu. Setelah pembicaraan yang berlarut larut, akhirnya Arya pamit untuk pulang.

"Dia anak yang baik." ujar ibu tiba-tiba.

"Hah?" Rea mengekspresikan kekagetannya.

"Hm.. dari posturnya dia cocok jadi tentara." kata ibu masih membahas Arya.

"Cita-citanya emang jadi tentara kali bu. Dia mau jadi Angkatan Udara." kataku antusias.

"Wah bagus tuh. Pasti masuk deh dia." ujar ibuku menjadi sangat antusias.

"Hm.." Rea mulai malas membahas Arya.

"Kak, kalo kamu jodoh sama dia gimana?" tanya ibu yang membuat hati Rea jleb seketika.

*flashback end*

"Aku benar-benar bingung harus mengagumi atau tak mempercayai ibuku. Dia memang seorang cenayang yang hebat. Aku masih ingat perkataannya beberapa bulan yang lalu tentang Dhimas. Dan kini, itu semua benar-benar terjadi? Hah... Ya Tuhan, hal macam apa ini." Rea merutuki dirinya sendiri hari itu.

***
Oh iya, ceritanya dimulai dari Rea SMA ya. Karena emang ini alur yang ada di pikiran aku dari dulu hehe.
Apa yang terjadi antara Rea dan Dhimas?
Wait to the next story
Tbc

ChoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang