Asap-asap tampak mengepul saat Yume menghembuskan nafas. Yume merapatkan jaketnya menghalau udara dingin. Ia memasukan kedua tangannya ke dalam saku jaket. Butiran salju terlihat berguguran di langit dan berserakan di atas koplonya. Yume melangkahkan kakinya di atas jalan yang diselimuti tumpukan salju yang sangat tebal. Jejak-jejak sepatu terlihat di bahu jalan seiring langkah Yume. Tanpa terasa perjalanannya sudah sampai di Gerbang Sekolah. Ia menoleh saat seseorang menyenggol bahunya.
"Ohayou, Yume" Hana mensejajari langkah Yume. Gadis itu tampak memakai switter tebal berwarna merah muda serta sarung tangan yang bernada sama.
"Ohayou, Hana" balas Yume,"kau tidak bersama Kak Akio? Biasanya kau pulang dan pergi bersama dia." Yune melirik sekitar lalu kembali ke Hana.
Hana menggeleng singkat," Dia hari ini tidak sekolah."
"Kenapa?"
"Dia terkena flu."
Yume mengangguk-anggukan kepala dan bergumam tak jelas.
"Kau?" Tanya Hana
Yume menaikan sebelah alisnya,"Aku? Maksudnya?"
"Kau tidak dijemput Hitori."
Yume memasang wajah sebal,"lebih baik aku mati." Dan Hana terbahak.
"Siapa yang mati?"
Kedua gadis itu langsung tersentak kaget saat sebuah suara diucapkan tiba-tiba. Mereka menoleh ke belakang, terlihat Hitori mengenakan jaket hitam yang tebal serta tas punggung yang ia bawa. Hana mengelus dada sementara Yume menghentakan kaki kesal.
"Kau ingin mati ya?!!" Bentak Yume.
"Aku?" Hitori menunjuk dirinya sendiri,"tidak" lanjutnya santai.
Yume menghela nafas kasar kemudian melanjutkan langkahnya.
"Ada apa dengannya?" Tanya Hitori heran. Hana mengendikkan bahunya tanda dirinya juga tidak tahu.
Hitori berlari menyusul,"Ada apa denganmu?"
Yume menatap garang Hitori,"Kenapa kau menyusulku? Jauh-jauh sana!"
"Kenapa? Apa aku tidak boleh berada di dekat pacarku?"
Yume menoleh cepat,"Siapa? Aku?" Ia terkekeh sedetik kemudian ekspresinya langsung berubah,"Kata siapa?" Mata Yume melotot tajam.
"Kata Akio seperti itu. Jika dua lawan jenis ciuman maka mereka pacaran." Hitori mengusap-usap dagunya sementara matanya memandang langit. Keningnya berkerut samar.
Tawa Hana pecah, ia langsung membekap mulutnya ketika Yume melototinya.
Yume mendengus,"Kau hanya menciumku di kening, jadi tidak ada namanya pacaran!"
Hitori berujar pelan,"Jadi aku harus menciummu disini baru kita pacaran." Hitori menyentuh bibirnya dengan kerlingan nakal.
Rona merah bagitu cepat menjalar di sekeliling pipi Yume, gadis itu berbicara gelagapan,"jika kau melakukannya, akan ku rontokan semua gigimu!" lalu berjalan cepat dengan gaya kaku.
Sementara Hitori tertawa senang.
"HEI, CALON PACARKU TUNGGU AKU." Teriak Hitori diikuti tawanya yang membahana.
Orang-orang yang berlalu lalang disekeliling mereka lantas menoleh karena teriakan Hitori yang kencang dan keras. Yume mempercepat larinya seraya tertunduk malu.
Aku merasakan ini pernah terjadi sebelumnya. Cowok itu benar-benar ingin mati. Geram Yume dalam hati.
^^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Utakata Hanabi [End]
RandomEntah ini sial atau apa? Yume si gadis pendiam ini, semenjak kejadian tabrakan ciumannya dengan Hitori yang tak disengaja. Hari-harinya menjadi kacau. Penuh kekonyolan dan pertengkaran. Dimana ada dia pasti ada Hitori. Padahal mereka beda kelas. Seb...