3. Pacar Baru

94.7K 4.8K 285
                                    

Aku terbangun karena mendengar suara-suara ribut di bawah, aku menyibak selimut dari tubuhku kemudian melirik weker burung kakak tua yang ada di atas nakas, sudah jam enam soreh. Gila, lama banget aku tidurnya.

Setelah kepergian Julio dan kevin, aku memutuskan nggak keluar rumah. Ajakan Putri ke mall pun kutolak, aku pengen di rumah saat Kevin dan Julio pulang. Akhirnya aku memutuskan menonton saja buat membunuh kebosanan, hingga siang pun mereka nggak juga pulang, jadilah aku memilih golek-golek di atas tempat tidur dan alhasil aku ketiduran.

Aku menguap karena kantuk yang masih tersisa, kemudian turun dari tempat tidur. Mereka pasti uda pulang, suara-suara dibawah pasti suara mereka. Tiba-tiba hatiku deg-degan, Kevin pasti uda tau kalo aku kakaknya Julio. Lalu bagaimana reaksinya?

Suara-suara itu makin kedengaran saat aku tiba di tangga paling bawah, kayanya berasal dari belakang, di taman.

Masih sambil menguap beberapa kali lagi, aku melangkah menuju sumber suara itu. Petikan-petikan gitar serta suara seseorang bernyanyi terdengar semakin jelas.

Aku sampai di taman belakang dan melihat ada sekitar sepuluh orang di sini, hanya tiga yang kukenal. Rafa, laki-laki yang kulihat tempo hari di kafe, yang berbicara dengan si Putri. Julio, adekku sendiri dan yang terakhir Kevin. Mereka semua pasti teman si cunguk adekku.

Aku menatap mereka satu persatu, hampir semua memiliki wajah yang tampan. Mereka duduk berdekatan sambil bernyanyi, aku nggak tau lagu apa yang mereka nyanyikan saat ini, tapi kedengaran enak.

Saat mataku menatap mereka satu-persatu, irisku jatuh pada seseorang yang seharian ini memenuhi pikiranku. Bahkan di dalam mimpi pun, dia menghantuiku. Kevin duduk sambil memetik gitar seraya bernyanyi dengan suaranya yang merdu abis.

Bagaimana aku nggak semakin tenggelam dalam pesonanya!!
Dia tampan, pandai bermain gitar, suaranya bagus dan saat bebicara pun mampu membuat gadis-gadis melumer. Oh, Kevin!! Aku padamu.

Aku terpaku di tempatku berdiri, terpesona dengan alunan gitar serta suaranya. Tiba-tiba aku merasa melayang, seolah lagu cinta yang saat ini dia nyanyikan itu untukku. Aku gila nggak ya kalo berpikir ingin jadi satu-satunya gadis yang akan dia nyanyikan kelak?

Beberapa pasang mata uda melihat ke arahku, mereka menatapku tanpa menoleh. Resiko orang cantik ya kaya gini, selalu jadi perhatian. Tapi tatapan mereka tak kuhiraukan. Sorot mataku sepenuhnya hanya pada cowo berjaket kulit yang saat ini sedang memetik gitar, dia tampak menghayati lagunya sampai-sampai tak menyadari kehadiranku.

Waktu SMP, aku juga punya pacar yang pandai main gitar, namanya Fery. Tapi Fery nggak kaya Kevin. Suara Fery memang enak, tapi dia kaya nyanyi hanya pake mulut--i know orang nyanyi memang pake mulut. Tapi Kevin beda, dia itu nyanyi bukan hanya pake mulut!! Tapi pake hati.

Aseek. Aku bener-bener jatuh hati untuk yang kesekian kalinya. Untuk aku masih punyak stock hati, walau uda terjatuh berulang kali masih ada sisanya. Hehe.

Aku tersadar dari lamunanku saat tak terdengar lagi lantunan gitar di taman ini, Kevin melihat ke arahku sambil memeluk gitarnya. Tatapannya tak kumengerti artinya, hanya saja cara dia melihatku membuatku bergidik.

Ok, aku sukses salah tingkah sekarang.

"Siapa Jul?" Kudengar seseorang bertanya. Aku nggak kenal namanya, rambutnya agak gondrong, kulitnya sedikit lebih coklat dari kulitnya Kevin. Kalo aku lihat dari mukanya, kayanya dia orangnya baik. "Kenalan, dong!" Tanpa aba-aba dia uda ada di depanku dengan tangan terulur serta bibir yang menyunggingkan senyuman. "Sammy," ucapnya.

"Sasa," balasku, memperkenalkan diriku padanya.

"Lembut banget bro tangannya," candanya yang mengundang siulan dari kawan-kawannya yang lain.

My Young Boyfriend (Play Store)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang