13. Cemburu

65.7K 3.5K 78
                                    

Author Pov
------------------

Detik setelah Sasa masuk ke dalam kamarnya, dia menangis. Bukan tangis pelan yang cantik, melainkan tagis keras yang sangat tidak feminin. Airmatanya keluar saat mengingat raut datar Kevin, laki-laki itu berubah dingin sepanjang perjalanan mereka kembali ke rumah Sasa.

Sasa bukan tidak tahu penyebab kekasihnya itu menjadi sinis padanya, namun dia sendiri pun tak bisa mengendalikan rasa takut dalam dirinya yang tiba-tiba saja menghantuinya.

Ini salahku!! Ini salahku!

Sasa memukul-mukul tempat tidurnya dengan tangannya yang terkepal, merutuki kebodohannya tadi. Tak lagi peduli dengan kebersihan, Sasa melap ingusnya dengan kemeja yang dipakainya hingga meninggalkan jejak basah yang jika dilihat orang, sangat menjijikan.

Sasa terus saja menangis. Entah sudah berapa banyak tisu yang terbuang di lantai kamarnya, kedua matanya pun memerah karena tangisnya yang tak kunjung reda.

Dengan mata berkaca-kaca, ia menatap jam kecil bulat yang ada di atas nakasnya, sudah jam sebelas malam. Kevin pasti sudah tiba di apartmennya dan Sasa semakin merutuki dirinya sendiri ketika mengingat tingkah kekanakannya tadi.

Kau benar-benar gila, Sasa!, makinya dalam hati.

Sasa menutup matanya dan menghela napas, perlahan mencoba mengatur napasnya yang terasa sesak. Tapi tak berguna banyak.

Berpikirlah!!

Sasa memerintahkan otaknya untuk mencari jalan mengatasi permasalahannya. Tidakkah seharusnya dia bisa berpikir dewasa? Dia bukan lagi gadis bau kencur yang pantas berperilaku kekanakan. Sasa tahu itu dan karena itulah sekarang ia menyesal.

Kevin banyak berkorban untuknya, bahkan setelah semua perlakuan ibunya yang tidak menerimanya, Kevin masih tetap sopan pada ibunya itu. Setiap datang, Kevin selalu membawa makanan kesukaan ibunya, tak lain adalah untuk mengambil hati ibunya tersebut.

Kevin menanggung segala kemarahan orangtuanya, amarah ayah Sasa pun dilampiaskan padanya, dan Kevin menerima semua itu tanpa mengeluh, padahal yang bersalah bukan hanya dia, Sasa pun ikut ambil bagian dalam hal itu.

Kevin laki-laki yang baik, menantu yang baik, terlebih dia adalah calon suami yang baik. Sasa adalah gadis beruntung yang mampu membuat Kevin bertekuk lutut, laki-laki itu benar-benar mencintainya. Banyak gadis di luar sana yang menginginkan posisi Sasa, mereka berebut mendekati Kevin, namun dia tak pernah menganggap semua perempuan itu. Kevin bukan membenci gadis-gadis yang mendekatinya, tidak! Kevin tetap bersikap sopan dan ramah, dan karena itulah mereka semakin menyukai Kevin.

Banyak diantara teman-temannya yang bertanya kenapa Kevin bisa sampai begitu mencintai Sasa, kekasih yang telah dipacarinya selama lebih dari empat tahun padahal masih banyak yang lebih cantik dari Sasa yang mampu ia dapatkan. Saat pertanyaan seperti itu terlontar padanya, Kevin hanya terkekeh, tak mengambil serius pertanyaan itu. Dia cukup mengatakan, 'tidak ada yang seperti Sasa, kemudian semua temannya terdiam.

Tapi sekarang, Sasa seperti perempuan yang tak tahu terimakasih. Seenaknya berucap tanpa memikirkan perasaan laki-laki yang dicintainya, membuatnya tampak bodoh.

Sudah sangat sering dia seperti ini, membuat Kevin marah dengan tingkah kekanakannya. Sasa tidak tahu sampai kapan Kevin bisa bertahan dengan tingkahnya tesebut. Meski begitu, dia selalu berharap kalau Kevin akan tetap bersamanya. Mengalah untuknya dan kembali baik padanya.

Tapi manusia ada batas kesabarannya, bahkan pria yang sangat mencintai sekali pun.

Sampai kapan? Pertanyaanya adalah, sampai kapan kevin akan sanggup menghadapi Sasa, bersabar untuknya?

My Young Boyfriend (Play Store)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang