14. Cobaan

61K 3.5K 102
                                    

Author Pov
------------------

Sasa tersenyum puas melihat pintu kamar mandi yang tertutup yang disusul bunyi guyuran air dari dalam sana.

Belum puas, Sasa melepas jins yang dipakainya hingga menyisahkan kemeja Kevin yang melekat ditubuh mungilnya. Panjang kemeja itu hanya sedikit di bawah bokongnya sehingga menampakkan pahanya yang putih mulus.

Puas dengan penampilannya, Sasa melipat celana dan kemejanya yang kotor kemudian menyimpannya di sudut ruangan.

Sasa melihat mie instan yang tadi dipegang Kevin sebelum laki-laki itu masuk ke kamar mandi. Ada lima bungkus, Sasa ingat kalau tadi Kevin bilang lapar dan sebagai permintaan maaf, dia berniat memasak untuk kekasihnya yang sedang meredam hasrat di dalam sana itu.

Sasa membawa bungkusan itu ke meja di dekat kompor, dan mulai mengumpulkan bahan-bahan yang akan di pakainya. Lemari es Kevin kali ini penuh, rupanya pria itu mendengarkan Sasa sekarang untuk selalu menyediakan bahan makanan di dalamnya.

Ketika sedang mengambil telur, Sasa menemukan karet gelang berwarna merah di atas keranjang kecil yang biasa digunakan untuk menyimpan kotak teh, dia mengikat rambutnya asal dengan karet itu. Rambutnya yang panjang dan lebat hampir tidak muat dalam gulungan karet tersebut, akibatnya rambut Sasa mencuat sebagian tapi malah membuatnya semakin terlihat seksi.

Seorang perempuan mungil, berpakaian minim dengan rambut ditarik keatas dan dengan kaki telanjang, terlihat menggoda sedang berdiri di dapurnya.

Kevin melihat perempuan itu sambil meneguk salivanya, dalam hati merutuki Sasa yang seperti sengaja membuatnya menderita.

Kevin berdehem, berusaha keras menahan keinginan liarnya untuk menerkam tubuh di depannya. Dia tidak lupa, ranjang sakat dekat, dia tinggal menggendong Sasa kemudian menuntaskan gejolak gairahnya. Namun, tampaknya bercinta di dapur sangat menggoda.

Sasa berbalik karena mendengar suara serak yang sangat dikenalinya, "kau sudah selesai?" tanyanya, matanya melahap badan Kevin yang hanya mengenakan celana pendek. Pria itu tidak memakai baju dan rambutnya masih basah, Sasa tergoda menelusuri jemarinya di setiap sudut dada bidang tersebut.

Empat tahun yang lalu, saat pertemuan pertama mereka, Kevin belum seperti ini. Dulu dadanya tidak sebidang ini, sekarang dada itu dapat menjadi sandaran Sasa ketika tidur. Otot keras itu pun belum ada, bahkan bulu halus yang tumbuh di bawah pusar Kevin dan menjalar semakim ke bawah itu pun dulu belum ada. Sasa tidak menyadari perubahan tubuh kekasihnya itu sebesar ini, padahal tubuhnya tak berubah banyak. Dia masih pendek, hanya saja payudara dan bokongnya semakin berisi dan Sasa bersyukur untuk itu. Kalau tidak....!

Sasa tidak mau memikirkan apa yang akan terjadi. Akan terlalu timpang hubungannya dengan Kevin jika hal seperti itu terjadi padanya.

"Aku tidak menemukan mie instanku di meja depan," ujar Kevin dengan suara berat, dia menyugar rambutnya yang masih sedikit basah dan matanya melihat tepat pada Sasa yang mulai resah.

Ia resah dipandangi seperti itu. Kedua tangan Sasa berpegangan pada meja untuk menahan tubuhnya yang tiba-tiba melemah, kakinya bergerak-gerak menyentuh satu sama lain. "Aku harap kau tidak keberatan aku memasak untukmu."

Kevin berjalan pelan, layaknya predator yang akan memangsa dengan matanya yang tajam. "Kau mau memasak?" Alisnya terangkat naik.

Sasa mengangguk.

"Untukku?"

"Kau tidak mau?"

Akhirnya Kevin sampai di depan Sasa.

Jarak mereka sudah sangat tipis, dada Kevin bahkan hampir menyentuhnya. Dengan bibirnya yang seksi, Kevin tersenyum kemudian menyelipkan helaian rambut Sasa yang lolos dari karet gelangnya. "Rencanamu berhasil!" gumamnya serak.

My Young Boyfriend (Play Store)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang