7. Putus

67.2K 3.9K 94
                                    

Sasa Pov

Pagi ini hari minggu, kami sarapan di meja makan seperti biasanya, tak terkecuali ditemani ocehan Mama tentang Farhan yang sangat cocok sekali denganku, serasi katanya.

Papa dengan bijak hanya sebagai pendengar yang baik, begitu pun dengan adekku tersayang Julio. Kalau yang satu itu sangat merestui hubunganku dengan Kevin. Malahan, dia yang selalu wanti-wanti kalau aku menyakiti sahabatnya itu. Jadi, saat Mama mulai menyodor-nyodorkan kandidat terbaiknya, Julio hanya membisu. Ingin membelaku, takut kena semburan Mama. Jika sependapat dengan Mama, mana tega dia lihat Kevin patah hati. Dia tahu kalau best friend-nya itu cinta mati sama aku, haha.

"Ma, Sasa nggak suka sama Farhan, atau siapa pun itu yang ingin Mama jodohin sama aku." Aku mulai jengah dengan semua rentetan kalimatnya yang tiada akhir. Kalau hanya sesekali Mama membahasnya, aku masih bisa pura-pura nggak dengar. Sedangkan Mama berbicara tentang pria lain itu setiap saat, setiap ada aku di dekatnya, lama-lama aku kan sakit kepala. Aku tidak tahu harus dengan cara apa lagi, dengan bahasa apa lagi aku mengatakannya. Tampaknya, topik tentang hal ini nggak akan pernah berakhir, lihat saja Mama yang masih tetap getol dengan pendiriannya itu. Mama melirik papa yang asik dengan sarapan di depannya, kelihatannya nggak tertarik sama sekali.

"Farhan itu kurang apa sih, Sa," tanya Mama setelah tidak mendapat bantuan Papa.

"Kurang mampu buat aku jatuh hati kaya Kevin," batinku bersemangat.

Aku diam tak menanggapi, mudah-mudahan Mama bosan kemudian mengalihkan pembicaraan.

"Nak Vino pun kamu cuekin, kemarin dia datang ngasih oleh-oleh buat Mama." Oh, Tuhan. Tampaknya doaku tidak terkabul. "Dia juga baik, kalau sama dia Mama juga setuju."

Pernah dengar kalau membantah orang tua itu dosa?

Tapi kalau begini caranya, bisa-bisa aku jadi anak paling berdosa di dunia ini.

Setelah Farhan sekarang Vino. Jelas-jelas Vino itu bajingan, bajingan kelas kakap malah. Tukang cari muka, muka tembok, playboy. Dari dulu, tepatnya dari masa SMA, Vino sudah mengejar-ngejar aku. Dia itu mantan paling menjijikan dari segala mantan yang pernah ada. Untung Kevin segera memberi perhitungan padanya, hingga akhirnya Vino sedikit menjauhiku. Nah sekarang, si badak nyosor itu malah mulai mencari muka sama Mama.

Oke, akan lebih baik aku diam saja. Suka-suka Mama lah mau bilang apa, daripada nanti aku jadi salah bicara.

"Bang Farhan tadi malam mau ngapain, Ma?" Bagus Julio! Itu juga yang ingin aku tanyakan. Soalnya tadi malam aku langsung tidur, aku memang sangat capek sehabis pulang kerja. Tak kupedulikan Mama yang ngotot menyuruhku menemani Farhan tadi malam, wong dia bukan tamu aku juga.

"Mau bicarain keamanan buat pernikahan Vera! Sekalian dia mau ketemu sama Sasa, eh anaknya langsung nyungsep masuk kamar."

"Ma!" Papa mulai bersuara, kelihatannya dia juga sudah mulai jengah sama kaya aku yang udah jengah dari tadi.

"Mama kan cuma mau ngenalin  laki-laki yang baik buat putri kita, Pa," ujar Mama membela diri.

"Kapan nikahannya kak Vera, Ma?" Julio kembali bertanya.

"Dua minggu lagi," gumam Mama sambil melirikku, "Mama sudah bilang sama Tante kamu kalau nasi kotak dan semua makanan yang dibutuhkan nanti dari restorannya Kevin, bilang sama Kevin jangan mahal-mahal. Buat dia berguna jadi pacar kamu," kalimat Mama diakhiri dengan dengusan sambil menatapku tajam.

Aku menghela napas dan tiba-tiba jadi nggak selera makan. Sebenarnya mau Mama aku ini apa, sih?

Mama itu benci sama Kevin, dia nggak suka aku pacaran sama Kevin. Tiap Kevin mau datang dia selalu ngelarang, selalu menghindar kalau aku berbicara mengenai hubunganku dengan Kevin. Terus kenapa Mama malah minta yang beginian, sebenarnya dia punya hati nggak sih??

My Young Boyfriend (Play Store)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang