Author POV
Hari kedua, maba-maba tak lagi dikumpulkan di lapangan Aula Kampus, melainkan dikumpulkan di tempat-tempat terpisah sebagaimana dibagi per batalyon. Seratus kelompok dibagi menjadi 10 batalyon, yang berarti batalyon I berisi kelompok 1-10, dan seterusnya. Tentunya karena nomor kelompok yang berbeda jauh, eunha dan yuju pun berbeda batalyon. Eunha yang merupakan bagian dari batalyon II harus berkumpul di depan perpustakaan pusat, karena itu eunha masuk dari gerbang belakang kampus, sedangkan yuju melalui gerbang utama.
Belum sampai di gerbang, ternyata panitia lapangan orientasi sudah mengambil alih mobilisasi. Segala jalur masuk dan penyebrangan sudah diatur panitia. Karena gerbang belakang hanya dilewati sebagian kecil maba, maka pintu gerbang hanya dibuka sedikit, dengan dibatasi rantai dibawahnya.
Eunha anak baik, semua orang tahu itu. Ia akan berusaha menuruti segala permintaan, asalkan orang lain senang. Maka dari itu, semua perintah-perintah kakak galak (kakak kaos hitam: keamanan) ia turuti agar tidak dibentak lebih lanjut.
Eunha sedikit lagi sampai di pintu gerbang, namun kakak-kakak keamanan sudah membentaknya.
"PERCEPAT LANGKAHNYA! JANGAN LAMBAT" tentu saja, eunha mempercepat langkahnya, berusaha menyenangkan si kakak galak dengan menuruti perintahnya. Tapi eunha memang perlu belajar untuk tidak hanya mendengar tetapi juga melihat.
BRUK.
Yap, eunha jatuh. Iyalah, di pintu gerbang jelas-jelas ada rantai dibawahnya, si eunha malah jalan cepet tanpa memperhatikan jalannya. Jangan bayangkan jatuhnya eunha cuma jatuh gedebuk biasa, karena tempatnya mendarat yaitu aspal. Jelas, lutut dan tangan eunha tergesek aspal, yang mana menimbulkan luka pada kulitnya.
Sebenarnya keamanannya juga salah instruksi sih, harusnya kalau ada rantai kaya gitu bukan nyuruh percepat langkahnya, seharusnya suruh perhatikan langkahnya. Si kakak kaos hitam yang biasanya galak itu terdiam, sadar kalau itu juga kesalahannya, kemudian merubah instruksinya kepada maba yang masuk berikutnya. Sayangnya sudah memakan 1 korban terlebih dahulu, si eunha.
Medik yang ada di dekat eunha ngacir nyamperin eunha, nanya keadaan eunha. Tapi bukan eunha namanya kalo ngga mau ngerepotin orang. Eunha langsung bangkit dari jatuhnya, lalu meyakinkan medik kalau dia ngga kenapa-kenapa, kemudian lanjut jalan menuju area depan perpustakaan umum.
"Tahan aja deh sampe pulang ke kosan, toh juga ngga sakit-sakit banget"
Tadinya sih rencana eunha gitu, karena dikirain hari ini bakal seminar di aula lagi. Eh ternyata kegiatan orientasi hari ini full jalan-jalan. Para maba diajak berkeliling wahana karya dari tiap himpunan jurusan. Tiap jurusan menampilkan karya-karya yang telah mahasiswa mereka ciptakan dan setiap kelompok orientasi diberi waktu 5 menit untuk singgah di masing-masing himpunan.
"Nah dalam proyek sanitasi ini juga tim dari Teknik Lingkungan ada membuat alat untuk menyuling air sampai siap minum, kaya pyur it gitu"
"Berarti air seninya kak hoshi yang anak seni ini juga bisa disuling ampe siap minum?"
"Ngga gitu juga, seok kampret. Lagian gue anak desain, bukan seni"
//Pembicaraan diatas hanya menggambarkan pembicaraan yang terjadi di kelompok eunha selama singgah di wahana karya hmj. Pembicaraan unfaedah tersebut sangat boleh diabaikan.//
Baru juga 9 himpunan yang dilalui, eunha udah ngga tahan. Luka-lukanya dilutut dan tangannya makin perih ketika digerakkan. Berhubung suasana juga lagi rame karena singgah-singgahan, eunha mutusin untuk singgah ke medik juga sebentar. Eh, lapor ke mentor dulu yap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Institut Teknologi Koriya
FanfictionTentang mahasiswa-mahasiswi yang katanya terbaik bangsa namun kelakuannya perlu didoakan lebih lanjut supaya tidak merusak bangsa // svtgf [disc]