Rain

545 92 25
                                        


Pukul 18.00. Musim UTS sudah berakhir. Sowon masih berkutat di studio, karena setelah badai UTS menyerang terbitlah tugas-tugas yang beranak pinak. Sowon galau, nginep di studio atau lanjut di kosan aja.

Pada akhirnya sowon memutuskan untuk pulang, mengingat tumpukan cuciannya yang tidak lagi bisa ditunda.

Tes

Tes

Tes

Hujan mengguyur deras, sowon yang tadinya berjalan menyusuri lapangan segera berlari ke area jalur teduh.

"Hhh, tau gini tadi nginep aja" sungut sowon sambil mengepak-ngepakkan bajunya yang keburu basah. Mau balik ke studio juga males, lebih milih mandi biar ga masuk angin.

Deras. Dan sialnya sowon ngga bawa payung. Jarak ke halte dari ujung jalur teduh juga terlalu jauh untuk diterjang. Jadilah sowon hanya bisa menunggu sambil menggerutu.

Tak sengaja sowon melihat Bobby, temen sejak kecilnya Jisoo lewat membawa payung.

"Bob! Nebeng payung dong sampe halte!" panggil sowon. Sebenernya payung bobby agak kecil, tapi untuk berdua masih muat.

"Sori, won. Ini gue mau jemput jisoo di gerdep. Dia juga gabawa payung" sesal bobby.

"Yahh.. yaudah ngalah aja deh sama bucin" kata sowon kecewa sambil ngeledek. Sowon yang sohibnya jisoo tau kalo diantara mereka ada 'something'.

"Heh apaan yak kami ngga pacaran!! Dah ah gue caw dulu" bobby pun pergi menghindari ledekan sowon.

'bukan ngga tapi belum bob' batin sowon sambil senyum-senyum. Kalo aja bobby peka sama perasaan jisoo.

Udah 15 menit nunggu, tapi hujan masih deras. Sowon bete. Hapenya lowbat karena daritadi dimainin untuk membunuh rasa bosannya menunggu hujan. Sowon terduduk sambil menggigil karena sempat kehujanan. Bahkan bajunya udah mulai kering.

"Sowon?" mendengar ada yang memanggilnya dari belakang, sowon pun menoleh.

"Eh seungcheol, abis darimana?" tanya sowon berbasa-basi. Kepalanya pusing, apa karena kehujanan?

"Ngg habis rapat unit hehe" jawab seungcheol gelagapan. Demi apapun akhirnya dia terlibat percakapan dengan doinya.

"Mau pulang? Bawa payung ngga?" tanya sowon lagi. Mata sowon sayu, suaranya juga semakin lemas. Sepertinya demam. Seungcheol yang sejak tadi mengagumi keindahan rupa sowon menyadari sesuatu yang berbeda dari sowon.

"Sayangnya ngga. Kamu kenapa? Kedinginan? Nih pake jaket aku aja" ujar seungcheol sambil meminjamkan jaketnya pada sowon. Sowon pun hanya mampu berterimakasih dan memakainya.

Seungcheol duduk di samping sowon. Jarak mereka deketan supaya ngga menghalangi jalan kalo ada yang mau lewat. Seungcheol sempat melirik wajah sowon, wajah sowon memerah.

'Wajahnya merah, apa doi baper ya gara-gara gue pinjemin jaket? Ehehehehe' batin seungcheol narsis.

Pembicaraan terhenti. Seungcheol tidak mempermasalahkan, karena dirinya saat ini pun sedang mati-matian mengontrol detak jantungnya. Tiba-tiba seungcheol merasakan sesuatu yang berat di pundaknya.

Sowon ketiduran di pundak seungcheol. Jantung seungcheol semakin berdetak amburadul. Karena posisi kepala sowon yang dirasa kurang nyaman, seungcheol bermaksud memindahkan posisi kepala sowon. Tak sengaja tangannya menyentuh dahinya sowon, seungcheol terkejut.

"Astaga won, kamu demam!!??" kaget seungcheol. Tangannya juga ngga sengaja kena bajunya sowon, lembab. 'Fix ini anak kehujanan'

Seungcheol dengan sabarnya menunggu hujan reda, setelah dirasa reda barulah seungcheol membangunkan sowon.

Institut Teknologi KoriyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang