Kedua sahabat itu segera bergegas ke rumah Reyna, sahabat mereka sejak kecil. Mereka sempat berdebat di dalam mobil karena sama sama lupa harus menjemput Reyna. Alvin Vs Alexsha, tak terbayangkan siapa yang menang. Kalau masalah debat, mereka berdua jagonya. Tapi, setelah itu, mereka kembali normal dengan canda tawa. Begitulah kedua orang aneh itu.
Di rumah Reyna
"Reyna! Woi, sorry kita telat jemput kamu ya! Tadi kita buru-buru gara-gara Lala udah ngomel-ngomel." Alvin turun dan memanggil manggil Reyna dari halaman rumahnya. Berkali kali dipanggil, tapi Reyna tak kunjung keluar rumah. Alvin mulai curiga, ada apa dengan Reyna? Alvin langsung menuju mobil untuk memberitahu Alexsha.
Tiba tiba Alvin terkejut. "Usil banget ya!" Teriak Alvin marah setengah ketawa.
Ternyata dari tadi Reyna dan Alexsha sudah ada di mobil. Mereka sengaja diam untuk mengusili Alvin. "Udah jangan ngomel wae, cepetan naik. Katanya Laurent udah marah-marah kan?" Ledek Reyna. Mereka pun segera berangkat ke Mall.
Untuk sementara suasana sunyi di dalam mobil. Tapi, tiba tiba Reyna berkata "Hey, Alvin, gimana gebetan kamu?"
"Huuu... paling benci dah kalo ngomongin ginian." Pikir Alexsha dari dalam hati.
"Oh, dia. Kita udah pacaran Rey, hehe. Tapi ternyata aku ga terlalu suka sikap dia, dia Over banget, Rey." Jawab Alvin. "Kalo kamu gimana Rey?" Lanjut tanya Alvin. "Hahaha, dari dulu sampe sekarang juga sama aja, Al. Ga peka-peka!" Tawa Reyna.
"Echa.... Gimana? Udah dapet gebetan?" Tanya Alvin dan Reyna kompak.
Alexsha mulai sebal.
Ya sudah, Alexsha sudah tidak bisa berbohong lagi sama kedua sahabatnya itu. "Ya, aku sudah punya gebetan" jawab Alexsha. "Hah?! Serius?!" Reyna dan Alvin tampak sangat kaget. "Iya, temen seangkatan kita. Jason, kelas E." Jawab Alexsha seakan tidak peduli. "Seriusan kamu, Cha?" Tanya Alvin kaget. Karna setahu Alvin, tipe Alexsha bukan yang kayak gitu. "Ya jelas jelas aku bercanda lah. Kalian nih! Kan aku udah bilang, aku ga bisa nemu orang yang bener bener cocok buat aku." Jawab Alexsha kesal.
"Yaudah aku cariin deh ya buat kamu. Banyak kok yang baik, cakep, berbakat." Timpal Alvin.
"I don't care, Al. Aku ga mau nyari gituan sekarang. Masih belum penting, lagian semua cowo kan sama aja." Kata Alexsha. "Kamu masih trauma sama yang dulu? Udahlah lupain aja." Usul Reyna. "Iya, aku masih benci sama yang dulu. Cukup kayak gitu. Ga mau ngerasain lagi. Muak!"
Ya, memang Alexsha pernah memiliki seseorang yang sangat dia sukai, orang itu pun menyukai Alexsha juga. Tapi, saat mereka benar benar dekat, cowo itu menghilang. Kabarnya dia pindah ke sekolah lain dan memiliki pacar di sana. Setelah kejadian itu, Alexsha benar benar berubah mengenai cowo, dia bisa bersikap dingin, tapi kadang bisa bersikap sangat baik. Sejak saat itu juga Alexsha tidak berniat menyukai orang lagi.
Kalau Alexsha sudah mengungkit soal masalah itu, Alvin dan Reyna tidak mau berkata apa apa. Mereka takut tiba tiba Alexsha menangis lagi karena teringat hal itu. Jika Alexsha sampai menangis, bisa jadi masalah besar, masalahnya Alexsha sudah lama sekali tidak menangis atau mungkin tidak menangis di depan mereka.
"Yaudah Alexsha, ga usah dipikirin lagi. Tapi kan menurut aku, kamu harus cari yang baru supaya ga keinget lagi sama dia. Pasti kamu bisa lupa kok sama itu." Reyna menghibur Alexsha. "Iya aku ngerti, tapi belom siap. Nanti aja." Alexsha menjawab. "Ya, pelan-pelan aja." Timpal Alvin.
Di mall
"Akhirnya dateng juga." Kata Willy sesampainya mereka bertiga di tempat makan di dalam mall itu. "Udah ga usah banyak ngomong deh. Gua udah laper nih." Kata Vian yang jago makan. "Heh, tunggu lah. Cewe dulu yang boleh nyentuh makanan." Dika menyela Vian.
"Hehehe, thanks Dika ku.... kamu emang pengertian kalo kita lagi ga tahan laper ya." Alexsha bercanda. Mereka semua pun tertawa.
Setelah selesai makan, mereka pun jalan jalan di mall. Selalu Alexsha, Dika dan Alvin yang biasanya jalan paling depan. Sisanya tinggal ngikutin mereka. Tapi, kalau Laurent dan Reyna sedang merasa berkuasa, mereka lah yang harus berjalan paling depan dan menjadi ratu.
"Ih bagus ya tasnya." Kata Lala kepada teman temannya sambil menunjuk tas di dalam toko tas terkenal. "Bagusan yang ini, La." Kata Alexsha sambil menunjuk tas warna biru-orange pastel yang dipajang.
"Kamu mau, Cha? Aku beliin nih." Max tiba-tiba menawarkan. "Eh, jangan. Ngerepotin aja." Alexsha menolak. "Udah gak apa apa. Santai, jangan pernah ngerasa direpotin kalo sama sahabat sendiri. Lagipula, kan aku yang nawarin buat ngebeliin kamu duluan." Max pun menarik Alexsha ke dalam toko tas itu. "Makasih ya, Max."
"Sama sama ratu ku." Jawab Max tulus.
Ternyata 5 cowo yang lain tidak mau kalah membelikan barang barang yang menurut Alexsha bagus. Ada sepatu, buku, dompet, hiasan hiasan rambut, dan yang terakhir kalung (hadiah paling mahal) dari Alvin. Semua kata-kata tolakan dari Alexsha seakan ga ampuh. Sedangkan Lala dan Reyna hanya bisa bengong melihat temannya begitu disayang sahabat sahabat cowo nya.
"Kita ga dapet?" Kata Lala sambil meringis. "Nanti deh ya kapan kapan." Jawab semua cowo serentak. "Kalian nih, aku kan jadi ngerepotin. Kapan-kapan aku ganti deh ya." Alexsha merasa tidak enak hati.
"Gak usah lah, Cha. Kita kan ikhlas." Kata Willy.
"Kan we always love you, Alexsha!" Dengan kompak mereka semua berkata seperti itu, dan tiba tiba mereka memeluk Alexsha. "Heh, ini di mall kalian gimana sih..." Alexsha tertawa malu.
"Lala, Reyna, kalian ikut aku yuk. Aku beliin kalian baju deh ya." Kata Alexsha karna tidak enak hanya dia yang dibelikan barang. "Wah, thanks, Echa..." mereka senang sekali berjalan bersama.
Sementara Laurent dan Reyna memilih baju, dan yang lain mencari toko jam, Alexsha, Dika, Alvin, dan Max bercanda di depan butik baju. Mereka memang bercanda seperti anak kecil dan terlihat sangat akrab hingga tidak menyadari tiga gadis memerhatikan Alexsha dari kejauhan. Dengan tatapan membenci, iri, dan dengki.
(Bersambung...)
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart MOOD
Teen FictionAlexsha si gadis yang memiliki kebanyakan teman dan sahabat laki laki. Gadis yang tidak ingin terlibat dalam satu persoalan yang justru sedang disenangi oleh gadis lain seusianya, soal percintaan karena trauma. Hanya dengan satu penjelasan dari tra...