Problem?

58 10 0
                                    

Film akhirnya selesai. Ternyata di dalam teater yang sama, ada Sherna tidak jauh dari tempat Dika dan Alexsha duduk. Tapi tidak ada yang sadar.

"Dik, aku ke toilet dulu ya."
"Ok, jangan sampe ilang ya. Repot kalo kamu diculik orang." Canda Dika.
"Hahahaha, kasian yang nyulik juga. Repot ngasih makannya." Dika tertawa terbahak.

Di toilet ternyata Sherna mengikuti Alexsha. Tiba tiba rambut Alexsha ditarik oleh Sherna.
"Duh, apa apaan ini sih!" Alexsha protes karena dia merasa tidak melakukan kesalahan apapun.
"Lu tuh ya! Udah dibilangin jangan deket deket Dika lagi! Dia tuh punya Verna. Kegatelan banget sih Lu. Udah deket sama Alvin, deket sama Dika, cowok cowok lain juga masih diembat." Bentak Sherna.

Alexsha sudah tidak mau menahan diri lagi rasanya. Tetapi kalau dia membuat keributan sekarang. Dika bisa tahu.

Maka Alexsha hanya menjawab tanpa membalas kekerasan "Apa salahnya kalo Gw deket sama Dika? Sejak kapan sih Lu sama Verna kenal dia? Gw kenal dia dari dulu dan udah biasa deket sama dia. Apa urusannya sama lu? Kalo Verna emang suka sama Dika, ya kejar yang bener. Bukan neror temennya. Masalah kalo Gw deket sama sahabat Gw? Cewek banget sih lu. Alesan Gw lebih sering main sama Cowok ya gini nih. Kalo sama cewek kayak lu rese. Malah bikin masalah. Maaf kalo Gw kasar ya. Gw capek lu susahin terus." Alexsha menarik rambutnya untuk melepaskan diri dan langsung pergi keluar toilet.

"Dik, ayo pulang. Sekarang." Alexsha langsung menarik tangan Dika.

Di perjalanan pulang, Dika merasa ada yang salah dengan Alexsha. "Kamu kenapa? Ada yang disembunyiin? Cerita aja." Dika bertanya dengan pelan. Mood Alexsha sudah mulai turun.

"Perlu aku cerita?" Alexsha berpikir sebentar.
"Vio, Cerita aja."

"Hem, ga ada apa apa kok. Selow aja. Tadi aku capek, pengen cepetcepet pulang aja lah."
"Ugh, jadi bo'ong lagi deh sama Dika."

"Ooh, yaudah sampe rumah istirahat ya. Ga ada PR kan."
Kata Dika.

Akhirnya mereka sampai di rumah Alexsha. Dika langsung pamit pulang dan membiarkan Alexsha masuk ke rumah.

Di dalam rumah, Alexsha merasa bosan. Ingin menelpon Reyna tapi tidak dijawab. Lala juga sama saja. Akhirnya dia memutuskan untuk belajar dan mendengarkan lagu.

Tapi dia malah melamun dan mulai merasa membenci masalalu nya.
"Apa semua cowok sama aja? Rasanya males mau suka lagi sama seseorang. Hem, dia sekolah di sekolah sebrang perumahan itu ya? Hem, samperin ga ya? Tapi buat apa? Aku ga bakal dianggep lagi sama dia kan? Apa salah aku waktu itu? Menyebalkan. Buat apa deket deket kalo ujung ujungnya ngilang! Tapi kangen juga ya..." Alexsha berusaha berhenti melamun. Dia benci melamuni hal itu. Akhirnya dia memutuskan untuk lewat depan sekolah itu besok.

Tring Tring
Hpnya berbunyi, ternyata ada pesan dari grup. Dari Grup "BrookBanks Basketball (Girls)"
"Besok kita latihan sampai sore ya. Selain pemain yang sudah dipilih kemarin, boleh pulang cepat." Pesan dari salah seorang senior.

Baru kali ini Alexsha merasa ada yang lebih penting dari latihan basket untuk olimpiadenya. Alexsha merupaka slaah satu yang terpilih bermain bersama senior saat olimpiade nanti. Tapi jika besok dia latihan sampai sore, dia tidak akan sempat melihat 'seseorang' seperti rencananya. Tapi, mau bagaimana lagi. Lihat saja besok apakah dia sempat atau tidak.

Tring tring
Ada pesan dari Alvin.
"Echaaaaa! Aku ke rumah kamu yaaaa. Ga ada kerjaan nih. Boleh ya?"

Alexsha membalas
"Tumben pake ngomong. Biasanya juga kan langsung muncul di kamar. Silahkan weh, Vin."

Tring tring
"Takutnya kan ganggu, Cha. OTW."

"Hehehehe, ada temen juga akhirnya. Dalam hitungan 1,2,3!"

"Echaaaa! Bukain pintunya dungs..." Alexsha segera berlari ke lantai bawah dan membukakan pintu. Rumah Alvin ada di seberang rumah Alexsha, jadi tentu saja secepat kilat.

"Hai, Vin. Langsung naik aja ke a... bahkan aku belum selesai ngomong Vin!" Alexsha mengejari Alvin yang sudah bergegas ke atas duluan.

"Echa, rajin banget kamu. Belajar? Kita perasaan baru selesai ujian ujian kan? Emang yang pinter mah beda lah. Ini semua pelajaran kelas 3 SMA? Weeewww.... si otak 240 mah emang beda ya. Lah aku? Mtk aja masih suka remed. Hehehe." Komentar Alvin setelah melihat buku buku bertebaran dimana mana.

"Lagi bosen aja itu. Makanya kalo ada pelajaran Matematika jangan tidur di kelas terus."

"Vin. Besok aku mau nyari si dia ah ke sekolahnya. Temenin ya? Anterin lewat sekolah depan perumahan situ ya Vin... Please.... help me this time...." Alexsha memohon.

"Buat apa? Masih penting ya dia? Dia udah ga peduli sama kamu, Cha! Ngapain masih mau nemuin dia?! Dia masih penting buat kamu? Dia ninggalin kamu terus ngilang ga ada kabar. Sekarang, dia ga nyari kamu, tapi kamu malah mati matian mau ketemu dia?! Ga! Aku ga akan nganterin kamu. Sadar, Cha." Alvin membentak Alexsha. Alvin paling benci kalau Alexsha bicara tentang itu.

Alexsha tidak mau menjawab. Dia paling tidak bisa membela diri kalau dibentak siapa pun, kecuali Sherna dan geng nya. Lagian kalau Alexsha membela diri, bisa bisa dia malah membawa perasaan nya dan jadi badmood. Alexsha hanya menunduk. Semua rambutnya menutupi mukanya. Dia hanya menjawab pelan. "Aku cumah mau tau kabar dia. Ga masalah dia ga peduli sama aku. Why can't I say that I miss him? I really miss him, Vin. Please, kali ini aja. Ya?"

Alvin tidak tega melihat sahabatnya menunduk seperti itu. "Aku orang yang paling benci sama cowok itu karna dia udah seenaknya sama kamu. Kalau sampe ada kejadian kayak gini lagi. Ijinin aku pukuk cowok kayak gitu sampe abis. Yaudah besok aku anter. Tapi besok kamu latihan juga kan?"

"Yeay! Makasih Alvinn!!!! Love youuu!!!!" Alexsha melompat dan langsung memeluk Alvin.

"Iya Vin. Besok aku latihan basket juga. Jadi lebih sore dari biasanya. Oh iya, Vin. Kalo misalnya, misalnya nih yaaaa. Ada haters tuh harus digimanain?"

"Siapa haters kamu, Cha? Bilang ke aku. Kalo dia udah kelewatan, aku abisin aja. Siapa? Dia ngapain kamu? Tinggal sebut orangnya." Alvin langsung mengambil pemukul lalat dan memukulkannya di tangan sambil berpura pura marah.

"Ga ada, cuman nanya aja."

"Ya, kalo haters mah jangan ditanggepin sih.
You live in this world not to be what they want. This is your life, do whatever you want to do. Selama kamu ga bikin salah sama mereka harusnya mereka ga punya hak buat ngacauin hidup kamu."

"Wedeh, bijak nih, Vin. Tumben bisa ngomong inggris sebanyak itu. Congrats ya, itu kalimat inggris terpanjang dari kamu yang pernah aku denger." Alexsha meledek Alvin. Alvin tidak suka diremehkan, terjadilah perang. Bantal bantal melayang ke mana mana.

"Vin, besok hari senin. Bawaan buku nya banyak. Anterin ya pake motor. Aku males bawa motor. Boleh ya?" Tanya Alexsha.

"Siap ratu.... jangan telat bangun ya."
"Bukannya kamu yang selalu telat bangun. Dasar, Kebo!"

Perang bantal dimulai lagi.

(Bersambung...)

Heart MOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang