This Warm(2)

69 10 4
                                    

"Rasanya ga mau hari ini cepet selesai." Batin Alexsha.

"Hei, Viooo.... jangan bengong. Mau nonton film apa nih?" Dika memanggil Alexsha dengan nama panggilan khusus Dika, lalu menyadarkan Alexsha dari lamunannya.

"Hem, terserah aja deh. Tapi, jangan romance ya." Alexsha menjawab. Dika sudah menduga itu, Alexsha tidak terlalu suka genre Romance. Makanya Dika memilih film komedi.

"Makan dulu yuk! Tadi kan baru minum doang." Ajak Alexsha. "Aku yang bayar, jadi impas." Lanjutnya

"Okayy!!" Semangat Dika terlihat lucu bagi Alexsha. Mereka akhirnya menuju ke restaurant yang dipilih oleh Alexsha. Setelah memesan, mereka berbincang bincang. Tiba tiba saja Alexsha mengalihkan topik. "Hem, Dik. Udah ada info soal cowo GTD itu?"

"Masih peduli sama dia? Yakin mau denger info yang aku dapet?" Tanya Dika memastikan.

"Ya, udah dapet info apa aja? Gapapa kok. Vio janji ga akan baper dengernya." Alexsha meyakinkan Dika bahwa dia sudah tidak apa apa.

"Ya, kabarnya dia pindah ke sekolah dekat perumahan kamu. Dan... dia udah jadian sama cewe namanya... duh siapa ya... lupa... Oh iya! Namanya Fivi. Katanya sih dari pertama cowo itu pindah ke sana, mereka langsung deket." Dika menjelaskan.

"Oh, baguslah dia gapapa." Batin Alexsha. "Ooh gitu. Dapet info dari mana?"

"Dari temen aku yang sekolah di sana juga. Yaudah kalo dia udah bisa move on. Kamu juga harus bisa lupa sama dia, lagian kan kamu belom sempet jadian sama dia. Pasti bisa kan lupain cowo itu. Pokoknya jangan pernah mikir lagi soal dia. Cari cowo baru yang bisa digebet aja." Dika selalu mengatakan hal yang sama.

"Aku lagi ga mau mikirin cowo, Dik. Biarpun dapet cowo yang aku suka ge, ujung ujungnya pasti sama. Males kalo endingnya dia 'ngilang' terus. Mending gausah kenal kalo kyk gitu. Hahaha."

Dika hanya menatap sahabatnya tertawa. "Udah, udah, makan dulu. Pesenennya udah dateng tuh."

Alexsha baru sadar kalau makanannya sudah berada di depan mata. "Eh iya, ok mari makan. Jangan lupa doa, Dikaaa...." benar saja, Dika hampir menyantap makannanya tanpa berdoa terlebih dahulu.

Setelah makan, mereka menuju bioskop. Filmnya hampir dimulai.

"Tumben dingin." Kata Alexsha setelah duduk di tempatnya. "Dingin apanya. Ga kok. Biasa aja. Kamu kali yang lagi panas." Dika langsung menyentuh dahi Alexsha.

"Bener, kamu panas. Kamu ga ngerasa kalo kamu sakit?" Dika mulai khawatir tentang Alexsha. Kadang Alexsha suka tidak tahu bahwa dirinya sendiri sakit
(Panas misalnya. Tapi kalau sakit yang cukup parah. Dia sadar kok.)

"Oh, udah biarin aja, Dik, nonton dulu aja dah baru ngurusin sakit." Alexsha tampak tak peduli sama sekali, padahal ia merasa kedinginan.

Di tengah tengah film, Dika memegang tangan Alexsha untuk memeriksa suhu nya. Tapi Alexsha tak mau.
Sebenarnya Alexsha merasa sedikit aneh jika Dika terus menerus memegang tangannya tiba tiba.

Di perjalanan pulang, Alexsha terus menerus tertawa membicarakan film yang tadi mereka tonton.

Dika senang dia berhasil membuat mood Alexsha normal bahkan sangat bahagia.

Tapi tetap saja Dika khawatir karna Alexsha panas.

"Oh, iya, Dik. Mau nanya boleh?" Alexsha tiba tiba menjadi serius.

"Silahkan putri ku."

"Pernah deket sama Verna ga? Sorry aku nanya kayak gini. Penasaran aja."

"Hmm, ya pernah sih. Dia sama dua temennya yang heboh ga jelas itu ngedeketin aku, terus Sherna pernah nyuruh aku nembak si Verna. Dari situ juga si Verna jadi sering chat. Tapi aku ga mau terlalu deket. Aku ga suka sikap and kelakuan mereka. Weird." Dika menjawab.

"Ooh gitu ya. Kamu yakin ga punya perasaan apa apa ke dia?"

"Iya. 100% ga ada perasaan apa apa." Setelah itu suasana menjadi sunyi. Entah kenapa Alexsha merasa dia tidak punya kata kata untuk dikatakan.

Alexsha tiba tiba saja bertanya-tanya  mengapa Dika selalu peduli padanya. Melebihi sahabat sahabatnya yang lain. Dika selalu paling mengerti tentang Alexsha. Dika yang selalu merasa paling harus melindungi Alexsha dari apapun. Alexsha mulai menduga apakah Dika menyukai Alexsha? Tapi jujur Alexsha sangat sangat sangat takut jika itu benar benar terjadi.

Alexsha senang berada di dekat Dika. Tapi, kalau Dika menyukainya dan menembaknya seperti yang lain dan Alexsha menolak Dika. Pasti persahabatan mereka bisa saja berakhir. Jika berakhir, Alexsha tidak punya sahabat seperti Dika lagi.

"Ih, aku mikir apa sih. Ga mungkin lah Dika suka. Mungkin dia gitu karna emang merasa sahabat deket aja. Wajar kok dia kayak gitu." Alexsha berkata dalam hati.

Tanpa Alexsha ketahui... sebenarnya, Dika benar benar menyukai Alexsha. Sejak pertama kali menjadi dekat dengan Alexsha. Tapi ia tidak mau memberit tahu Alexsha, karena Dika tau Alexsha akan merasa sedih seperti setiap kali Alexsha harus menolak dan menyakiti sahabatnya yang menyukainya.

"Mungkin lebih baik jika seperti ini..." batin Dika

(Bersambung...)

Note=
Oh iya, mau promot temen neh.
Saya merekomendasikan @thorbegonia jika kalian suka bacaan komedi.

Dijamin deh sekali baca ketagihan :v
Hehehe

Sekian~~~~



Heart MOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang