Pagi ini seperti biasa Raya bangun kesiangan yang membuat mamahnya harus teriak teriak dan marah marah.
Tapi sudah biasa juga Raya mendengar ocehan mamanya yang dengan senang hati membagi ilmunya dipagi hari yang menyenangkan ini.
" ya ya mah aku denger kok tenang tenang mah aku nggak akan telat." Jawab raya setengah kesal sembari mengikat tali sepatunya.
" kamu kalo dikasih tau jawab aja bisanya lama lama kepala mamah pecah denger kamu." Mamah aya memegang kepalanya yang mulai pening.
" jangan dong mah kan sayang lantainya kotor kena pecahan kepala mamah ntar mamah jadi ngepel lagi kan capek." Raya menjawab lagi seolah mengejek mamahnya.
" RAYA...kamu nggak kasian sama alan tiap hari harus nungguin kamu." Teriak mamah Raya lagi.
" yaudah mah aku berangkat dadah mamah." Raya mencium pipi mamahnya dan langsung berlari kepintu depan.
Sekalipun Raya suka sekali membatah mamahnya ia tetaplah sayang kepada satu satunya orang yang sangat ia sayangi sebelum Alan sahabatnya.
" pagi alan yang ganteng ." Raya langsung nyosor nyium pipi alan.
" kebiasaan." Rengut Alan kesal dan memberikan helm kepada Raya.
" kebiasaan apa ?" Tanya Raya sambil membelalakan matanya.
" kebiasaan telat dan nyosornya itu kita kan udah gede Raya." Alan menstater motornya.
" abisnya lo tuh manisnya nggak abis abis malah makin nambah tiap harinya jadi bikin gue gemes pengen nyosor." Raya menaiki motor Alan sambil memegang pundak Alan.
" eh lo pake celana pendek kan ?"
" ya pakelah masa kaga. Udah ah jalan telat ntar." Raya menggeplak kepala alan.
***
Dulu waktu masih kelas 1 Alan dan Raya memang satu kelas tapi setelah naik kelas 2 mereka pisah kelas .
Sampe raya mohon mohon buat disatuin lagi dikelas 2 sama guru yang membagi kelas terhadap murid murid.
Tapi apalah daya, permohonan Raya tidak terkabul dan terpaksa berbeda kelas dengan Alan.
Setelah tadi hampir telat, raya dan alan memasuki kelas masing masing.
Mengikuti pelajaran seperti biasa. Bel istirahat sudah terdengar. Setelah bu Ratih meninggalkan kelas.
Teman Raya membangunkan Raya yang sejak masuk tidur dengan wajah ditutupi buku pelajaran fisika.
" ray bangun udah istirahat." Fika mengguncang tubub raya.
" iya ? Ya ampun cepet banget padahal gue masih ngantuk banget." Raya mengeliatkan badannya.
" yaudah lu tidur aja lagi gue mau kekantin mau liat pangeran Alan makan." Jawab fika sambil berdiri dari kursinya.
" enak aja, gue juga laper kali ayok kantin !" Raya malah melangkah mendahului fika yang cemberut.
" giliran soal Alan aja cepet banget." Gerutunya dibelakang raya.
Dengan langkah cepet Raya melangkah menuju kantin. Disepanjang lorong banyak yang memperhatikan Raya.
Apalagi kebanyakan cewe yang melihat sebel ke arah Raya.
Dengan wajah mengangkat dagu sombong raya tidak mempedulikan mereka dan kembali jalan dengan cepat yang diikuti oleh fika dibelakang.
Mata raya menengok kepenjuru isi kantin untuk mencari keberadaan Alan.
Dan akhirnya ketemu.Cup
" alan." Raya mencium pipi alan.
Alan yang kaget seperti biasa hanya menatap raya sekilas dan kembali sibuk dengan es jusnya.
" mau dong dicium kaya gitu." Rama salah satu teman alan menimpali bercanda.
" idih ogah." Jawab raya geli melihat rama .
" raya kan kemarin gue udah bilang jangan kaya gitu kita tuh udah gede." Jelas Alan kesel dengan tindakan sahabatnya itu.
" biarin ." Raya tak memperdulikan ocehan alan.
" iya ray, lu kan udah gede bukan sd lagi masa main nyosor nyosor aja." Tandas fika sebel melihat pangerannya disosor oleh Raya.
" yee biarin. Bilang aja lo mau tapi nggak bisa." Ejek raya keadah fika.
" iya sih." Fika keceplosan sambil menutup mulutnya." Bukan gitu maksud gue kan kasian alan entar kalo dia punya pacar gimana ?" Tambah fika.
" ya pacarnya harus nerima guelah." Raya mulai bete.
" bukan pacarnya yang harus nerima lo, tapi lo yang harus jaga sikap lo nggak kasian ngeliat alan ditempelin lo mulu dari tk ?" Kini suara rama yang terdengar.
Alan yang mulai mendengar perdebatan mereka mulai membuka suara.
" udah deh gue laper, kalo kalian mau berdebat mending gue pindah tempat makan." Jawab alan .
" lo mau makan apa ya ?" Tanya alan kearah raya." Biar gue pesenin." Tambah alan lagi.
" gue lupa ada pr. Gue nggak jadi makan." Raya bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan meja kantin.
" emang iya ada pr ?" Alan menatap fika meminta penjelasan.
" nggak ada. Kayaknya dia ngambek deh lo sih ram mulut lo rese." Fika kini menyantap batagor milik alan.
" kok gue ? Lo juga sama kali." Berengut rama.
" eh fik itu kan makanan gue." Alan melihat fika memakan batagor miliknya.
" maaf ya pangeran tampan, dinda laper banget soalnya." Jawab fika tanpa rasa bersalah.
" najis." Ucap rama setelah mendengar ucapan fika yang langsung mendapatkan tendangan di kakinya.
**
Karena Alan ngerasa nggak enak dengan kejadian tadi di kantin sebelum masuk kelas dia mengikuti fika menuju kelasnya dan bertemu raya.
Biasanya raya juga nggak sengambek ini. Paling cuma sebentar. Karena dia belum makan dari pagi aja alan jadi merasa khawatir .
" yaudah sih lan Raya nggak bakalan mati ini cuma karna nggak makan, ampe segitu perhatiannya lo ama dia kan dinda cemburu." Gerutu fika yang hanya ditanggapi senyuman oleh Alan.
Setelah sampai kelas alan langsung masuk . Tapi tidak ada raya didalam kelas. Bahkan tasnya juga nggak ada.
" jo liat Raya nggak ?" Tanya fika sama jo ketua kelas.
" nggak gue baru masuk." Jo menggedikkan bahunya.
" eh tadi gue liat Raya keluar gerbang bawa tas. Kayanya dia mau pulang deh." Desi memberitahu kepada Alan dan fika.
" serius? Yah dia ngambek beneran Lan." Fika merasa bersalah.
" yaudah gue balik dulu kekelas." Alan pergi menuju kelasnya.
Dia langsung melihat rama yang sedang asyik membaca buku komik dikursinya.
Alan langsung menduduki kursinya.
" gimana ?" Rama merasa bersalah atas kata katanya tadi terhadal raya.
" dia bolos." Ucap alan.
Dan bunyi bel pelajaran selanjutnya terdengar. Alan masih berfikir kemana raya. Apa dia bener bener marah sama ucapan Rama.
Gue berharap dia baik baik aja.
" ayolah alan dia baik baik aja dia kan udah gede." Bisik alan dalam hati.
***
