20

4.3K 246 8
                                    

Livas: Bep yuhuu

Faris Akbara P: Ape?

Livas: Jutek amat lo, kebangetan dah

Faris Akbara P: Baperan lo kek abg

Livas: yee gue emang masih abg qaqa.. Eh, si anjir jadi ngelantur

Faris Akbara P: ya lo gajebo

Livas: nongkrong yu, di cafe biasa

Faris Akbara P: kesambet apa lo tiba2 ngajak nongkrong?

Livas: udah deh, ada something yg mau gue omongin

Faris Akbara P: okela, jam berapa?

Livas: sekarang ye

Faris Akbara P: 👍

Balasan terakhir dari Faris hanya dibaca saja oleh Livas. Kemudian ia membuka menu kontak dan mencari nama 'Kay', lalu ia menekan tombol telepon.

"Hallo bebep, assalamualaikum" sapa Livas seraya menempelkan handphonenya ditelinga kanan.

"Hallo.. Waalaikumusalam." sapa Kay balik dari sebrang sana.

"Gimana? Lo udah ngabarin Riska kan?"

"Udah, Riska juga udah mau ko."

"Good-good.. Ya udah gue jemput lo ya."

"Loh ko jemput gue? Lo kan sama Faris, gue sama Riska. Pikun lo."

"Oh iya lupa, maap hehe.. Ya udah gue siap-siap dulu ya, daah bep."

"Idiih.. Waalaikumusalam."

"Eh iya, Assalamualaikum."

"Waalaikumusalam."

Setelah menutup telepon, Livas langsung mengambil jaket yang berada dikursi belajarnya, kemudian ia langsung keluar kamar dan pergi menaiki mobil menuju cafe tempat janjian dengan Faris tadi.

Setelah hampir 15 menit perjalanan menuju cafe, akhirnya Livas sampai juga. Ia langsung memasuki cafe tersebut dan mencari meja yang kosong untuk empat orang.

Tak sampai 3 menit setelah Livas duduk dan memesan minuman, nampak seorang remaja laki-laki bertubuh tinggi dan tegap memakai kaos berwarna hitam jalan menghampirinya.

"Udah lama lo nunggu?" Faris menarik kursi kemudian ia duduki.

"Nggak sih b aja." jawab Livas seraya menseruput minuman yang ia pesan tadi.

"Lo mau ngomong paan sih, alay."

"Lo mesen dulu aja sono."

"Ya udah." Fsris beranjak dari kursi, ia berjalan menuju kasir dan memesan minuman kesukaannya.

Tak berapa lama Faris kembali ke meja tadi sambil membawa secangkir kopi kesukaannya itu.

"Buru deh lo mau ngomong apaan sih?" tanya Faris lagi.

"Hey!! Kay! Riska!" Livas teriak memanggil Kay dan Riska yang baru saja memasuki cafe tersebut, "Sini aja, gabung."

Kay pun mengajak Riska untuk gabung bersama Livas dan Faris, dengan terpaksa Riska pun menuruti kemauan teman sebangkunya itu.

"Hallo Vas, Ris " sapa Kay bersemangat seraya menarik kursi dan duduk disebelah Livas. Begitu juga dengan Riska, ia duduk di bangku yang tersisa di meja tersebut.

"Hallo.. Hallo, kalian juga mau nongki-nongki ya." ucap Livas.

"Ngga juga sih ya Ris." jawab Kay seraya menyenggol siku Riska.

"Iya, lo sok tau deh." kata Riska, "Eh Kay lu mau minum apa? Biar gue pesenin."

"Hmm, hot chocolate aja deh." jawab Kay.

"Oke, tunggu ya." Riska beranjak dari kursi dan berjalan menuju kasir untuk memesan minuman.

Saat Riska sedang memesan minuman, kesempatan ini dimanfaatkan Kay untuk berbicara pada Faris.

"Ris gue mau ngomong." ucap Kay seraya membenarkan posisi duduknya.

"Ngomong tinggal ngomong." jawab Faris.

"Gue udah tau perasaan lo gimana ke gue. Tapi maaf banget sebelumnya, gue nggak bisa." kata Kay tak enak hati.

"Et buset dah, gue kalah sebelum perang. Belum juga nembak udah di tolak, astogeh." ucap Faris santai.

"Sorry Ris." kata Kay, "Cinta kan nggak bisa dipaksain."

"Santai aja kali, lagian lo kan cuma punyanya Livas seorang." ucap Faris santai.

"Lah ngapa bawa-bawa gue?" tanya Livas heran.

"Eh tapi lo nggak marah kan? Gue nggak mau ya nanti lo sama Livas malah berantem gegara gue." Kay merapihkan rambutnya.

"Ya nggak mungkin lah Kay, gue juga harus bisa nerima lah." jawab Faris.

"Lo ko santai aja sih Ris? Emang nggak atit-atit gitu apa hati lo?" tanya Livas.

"B aja sih sebenernya mah." lagi-lagi Faris menjawab dengan santai.

"B aja apanya?" tanya Riska yang tiba-tiba datang dengan masing-masing tanganya membawa minuman yang dipesan.

"Ini minumannya B aja gitu" jawab Livas sekena nya, "Riska lo duduk deh, gue mau ngomong nih"

"Apaan?" tanya Riska seraya menduduki kursinya dan memberikan minuman pada Kay.

"Earlier I'm sorry" Livas berhenti sejenak dan menarik napas dalam-dalam, "I already know how you feel to me" ucap Livas tak enak hati.

"Hmm, ya terus?" tanya Riska bingung.

"But sorry, i can't" ucap Livas dengan berat hati, "This is not a rejection, just i don't want any misunderstanding between us."

"Oke, no problem." jawab Riska seraya mengelap air mata yang tanpa ia sadari telah jatuh membasahi pipinya.

"Dan gue mohon jangan sampe lo sama Kay berantem." pinta Livas.

"Kalem aja Vas, nggak bakal." jawab Riska masih mengelap air matanya.

"Yeey, sekarang udah nggak ada salah paham lagi. Tinggal kita pilih pasangan yang kita sayang dan sekarang kita semua udah saling terbuka" ucap Kay girang.

"Dan gue saranin sih ya, mending kita itu milih orang yang kita sayang jangan yang cuman kita suka. Kalo sayang itu kan udah pasti suka, tapi kalo cuman suka kan belum tentu sayang. Terus kalo sayang berarti kita ada keinginan buat milikin, tapi kalo suka belum tentu kita ada keinginan buat milikin orang itu. Gitu.." oceh Livas.

"Iya iya, Livas teduh" ucap Faris bercanda.

Mereka berempat pun lanjut menongkrong dicafe tersebut hingga malam. Membicarakan sesuatu yang tidak penting atau hanya sekedar bergosip.

Livas, Kay, Faris, dan Riska juga telah melupakan semua tentang perasaan mereka masing-masing, sehingga malam ini menjadi malam yang menyenangkan.

DiktaKA

Stay With Me! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang