24

4.3K 209 5
                                    

6 hari kemudian..

Hari ini adalah hari terakhir semua siswa SMA Harapan datang kesekolah pada semester ganjil. Hasil belajar selama enam bulan terakhir akan dibagikan hari ini.
Berhubung yang mengambil raport harus orang tua, mau tak mau Teguh harus izin bekerja dan datang kesekolah putri tunggalnya itu.

"Kelas kamu dimana sih Kay?" tanya Teguh saat mereka sedang berjalan menuju kelas Kay.

"Itu didepan papi" jawab Kay.
Teguh dan putrinya itu pun berjalan menuju kelas XI IPA-2.

"Assalamualaikum om" sapa seseorang.

"Waalaikumussalam..eh kamu Vas" sapa balik Teguh, "Om nggak bisa lama-lama, udah mulai kan didalem?"

"Iya om udah mulai" jawab Livas.

Teguh memasuki kelas XI IPA-2. Sementara Livas dan Kay duduk dikursi depan kelas Kay.

"Eh ke kantin yu, disana ada anak-anak" Livas berdiri dan menarik tangan Kay agar wanita yang ia sayangi itu mengikuti langkahnya menuju kantin.

"Gue belum jawab mau apa nggak juga" ucap Kay agak kesal.
Livas hanya diam. Sampai dikantin, Livas berjalan menuju meja yang ditempati teman-temannya.

"Tangan woy tangan" kata Faris agak keras.

"Iye, ribet lo" ucap Livas sambil melepaskan genggamannya.

"Eh, Rizal mana?" tanya Kay.

"Tadi sih ada, tapi tiba-tiba dia izin cabut gitu aja" Riska merapihkan rambutnya.

"Iya, tadi dia ditelepon gitu. Kalo nggak salah gue baca sih, dia ditelepon Gi..Gio" ucap Faris.

"Gio?" tanya Livas heran, "Tuh anak masih berurusan sama Gio? Wah gawat"

"Gawat kenapa?" tanya Kay.

"Faris, lo inget nggak sih? Rizal pernah bilang kalo dia itu ditawarin barang haram itu sama Gio" kata Livas kepada Faris.

"Oh, yang waktu itu ya?"

"Iya, gue takutnya dia masih make" ucap Livas khawatir, "Senakal-nakalnya gue, gue nggak pernah ada pikiran buat make yakin dah"

"Terus gimana dong buat jauhin Rizal dari barang haram itu?" tanya Riska.

"Hmm, gue punya ide" ucap Kay bersemangat, "Menerut gue satu-satunya cara yang bisa buat dia jauh dari barang haram itu cuma Sania"

"Sania?" tanya Livas bingung.

"Iya, dia bilang kan kalo dia itu suka sama Sania. Dan biasanya, seseorang itu lebih nurut sama orang yang dia cinta. Kalo kita bisa bujuk Sania untuk bantuin kita, mungkin Rizal bisa sadar" oceh Kay.

"Maksud lo, satu-satunya orang yang bisa bujuk Rizal biar ngejauhin tuh barang cuma Sania?" tanya Faris.

"Betul" jawab Kay dengan tegas.

"Berarti kita harus kasih tau ini semua ke Sania?" tanya Livas, "Gimana pun caranya, kita harus bisa bikin Rizal jauh dari tuh barang. Gue nggak mau sahabat gue terjerumus ke lubang yang salah"

"Ya kita coba aja dulu" kata Riska.

"Ya udah, boleh. Kita coba oke?" ucap Livas bersemangat.

"Oke!" jawab Riska, Kay, dan Faris serempak.

***

Keesokan harinya..

Livas: Zal, lo dimana?

Rizal Dev: lg sama Gio, knp?

Livas: eh lo make?

Rizal Dev: ketagihan gue

Stay With Me! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang