01. Si Orang Gila

6.5K 91 0
                                    

KURANG lebih sepuluh li jauhnya di sebelah barat daya dari So-cou, terdapat sebuah telaga Tai-hu yang amat indah pemandangannya. Airnya bening dan tak pernah surut, demikian beningnya sehingga segala warna yang berada di pinggir dan di atasnya tercermin ke dalamnya menimbulkan tata warna yang indah mengagumkan. Langit biru terhias awan-awan putih, daun-daun pohon berwarna hijau dihias bunga-bunga merah kuning dan kebiruan membayang dalam air, agaknya lebih hidup dari pada warna aslinya.

Apabila tidak ada angin bertiup, air telaga Tai-hu demikian tenang, licin mengkilap bagaikan lukisan besar tertutup kaca. Sewaktu terdapat angin bertiup, air menjadi hidup bergoyang-goyang mendatangkan keriput dan membuat seluruh pemandangan yang terbayang di dalamnya berubah aneh dan lucu.

Sukar untuk melukiskan keindahan telaga ini. Di sebelah kiri terdapat tetumbuhan kecil terdiri dari bermacam-macam bunga liar yang seakan-akan sengaja mendekati telaga agar bunga-bunga itu dapat bercermin setiap waktu, mengagumi kecantikan sendiri di dalam bayangan air.

Di sebelah kanan penuh dengan pohon-pohon besar yang berbatang bengkak-bengkok seperti tubuh orang-orang sedang menari, dengan cabang dan rantingnya penuh daun itu bergerak-gerak tertiup angin, mendatangkan suara berkerisik seakan-akan banyak daun itu saling bercakap-cakap memuji keindahan telaga dan cabang-cabang merupakan tangan dan jari-jari para penari ulung yang sedang menari menurutkan irama yang didatangkan dari desau angin lalu.

Di sebelah kanan, yakni di seberang sana, terdapat beberapa buah bangunan kecil berbentuk menara-menara mungil yang dicat merah, hijau, biru dan kuning, nampak indah merupakan perpaduan yang harmonis antara keahlian tangan dan otak manusia dan keaslian alam di sekelilingnya.

Di sebelah sini, terdapat tanah pasir yang bersih dan banyak sekali perahu-perahu tambangan diikat pada patok-patok yang ditancapkan di atas pasir. Inilah perahu-perahu sewaan yang dapat disewa setiap saat oleh para pelancong yang ingin menghibur hatinya di telaga itu.

Di dekat menara-menara yang kecil mungil itu banyak terdapat orang berdagang, di antaranya dapat dibeli arak, makanan dan juga di situ banyak orang menjual alat tulis seperti pit, tinta, kertas atau kain putih yang biasa ditulisi, bahkan ada pula yang kosong dan belum dilukis. Semua ini disediakan bagi para pelancong yang sebagian besar tergerak hatinya melihat keindahan alam ini dan yang menimbulkan hasrat untuk menulis sajak atau melukis keindahan itu di atas kertas, kain ataupun di atas kipas.

Pada hari itu, telaga Tai-hu istimewa ramainya. Tidak heran oleh karena musim bunga telah tiba. Bunga-bunga beraneka ragam mekar semua dan membuat pemandangan di sebelah kiri telaga nampak luar biasa indahnya. Angin bertiup perlahan, membawa sari kembang yang harum semerbak ke sekeliling telaga.

Berbagai macam orang datang mencari hiburan di telaga Ti-hu pada waktu itu. Akan tetapi yang terbanyak di antara mereka adalah para pelajar dan sasterawan, yang dapat dikenal dari keadaan pakaian mereka. Juga ada beberapa orang bangsawan yang menghibur hati di telaga itu, ternyata dari perahu mereka yang dihias bendera dan para penjaga yang berdiri di kepala perahu atau yang mengawal dengan perahu kecil terpisah.

Di atas beberapa buah perahu yang besar dan yang berbau bangsawan, terdengar nyanyian-nyanyian indah diiringi musik yang menawan hati. Memang, kalau orang ingin berpelesir di atas perahu sambil mendengarkan nyanyian indah, asal orang mempunyai uang, mudah saja maksudnya ini tercapai. Di situ telah siap sedia "calo-calo" atau makelar yang dapat mencarikan penyanyi-penyanyi yang dapat disewa untuk menghibur hati mereka yang suka mendengar suara merdu.

Setiap datang musim semi, alang-alang yang hijau segar tumbuh di pinggir telaga, menari-nari tertiup angin di atas air menambah indah pemandangan. Dan pada hari itu, di dekat rumput alang-alang ini, nampak sebuah perahu kecil yang diduduki oleh tiga orang pemuda berpakaian pelajar. Mereka masih muda sekali, rata-rata berusia tak lebih dari lima belas tahun, berwajah tampan dan bersikap halus bagaikan gadis-gadis simpanan.

Pendekar Gila dari Shan Tung ( Shan Tung Koay Hiap) - Asmaraman S. Kho Ping HooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang