( FLASHBACK ) Part 9

155 11 11
                                    


"Eonie, aku telah membuatkan sarapan untuk kita berdua. Sebelum berangkat ke sekolah, sebaiknya kita..."

"Jangan mengharapkan sesuatu yang tidak bisa kau dapatkan. Biarkan pun kau melakukan kebaikan padaku sekali pun. Aku tidak bisa menerima kebaikan palsumu itu" potong Yoona tegas dan melangkah pergi.

"Eonie, kenapa kau berkata seperti itu. Aku tau eonie terluka mendengar perkataan teman-teman kemarin. Tetapi itu tidak benar eonie. Kau salah paham. Maafkan aku telah membuat eonie terluka. Maaf" gumam Bomi terduduk lemah.


Tetapi aku tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan kesempatan terakhirku untuk bisa mendapatkan perhatian dari eonie. Sebelum aku mendapatkan itu, aku tidak akan tenang. Eonie, aku berharap kau akan menerimaku menjadi seorang yang penting untukmu. Seperti seekor ikan koi yang tidak menghentikan langkahnya untuk selalu bergerak bebas di air. Seperti itulah aku yang berusaha untuk membuatmu bahagia di akhir hidupku... batin Bomi dan tersenyum kecil.

Setelah selesai sarapan, Bomi segera membereskan piring dan juga beberapa barang yang ia gunakan tadi. Sebuah pikiran muncul tiba-tiba, ia memiliki ide untuk membawa bekal untuk Yoona. Bomi segera memasukkan sandwich yang ia buat untuk Yoona. Ia pun tersenyum bahagia menatap bekal itu. Bomi bergegas pergi keluar dari rumahnya, namun langkahnya terhenti. Ia melihat seorang pria sedang berdiri di depan rumahnya dan membelakanginya. Sepertinya ia mengenal postur tubuh dari pria itu.


"Sedang apa kau di sini ?" tanya Bomi datar.

"Tentu saja aku menunggumu" jawabnya dan berbalik menghadap Bomi. Senyuman hangat pun ia perlihatkan untuk Bomi.

"Sejak kapan kau berbicara dengan lembut seperti itu padaku. Apa kau baik-baik saja" tanya Bomi lagi.

"Bukankah sejak dulu aku selalu berbicara seperti ini padamu. Ayo, kita berangkat bersama-sama. Kau tidak ingin terlambat bukan. Ayo" ajaknya, menarik tangan Bomi pergi.

"Yak... Aku bukan seekor kerbau yang bisa kau tarik sesuka hatimu. Lepaskan tanganku, aku bisa berjalan sendiri" marah Bomi memukul tangannya. "Yak,.. Taejoon. Sudah ku bilang, lepaskan tanganku" ucap Bomi lagi. Menarik tangannya dari pegangan erat Taejoon.

"Baiklah" balas Taejoon singkat dan melepaskan tangan Bomi begitu saja.


Brukk...
Bomi terjatuh ke tanah, bekal yang ia bawa pun terlepas dari pegangannya, Taejoon menatapnya kaget. Bomi segera menatap Taejoon tajam dan kesal.

"Ini kan yang kau mau ?" ucap Bomi geram. Ia pun mengambil bekalnya itu yang tidak jauh darinya. Segera saja Bomi membuka bekalnya itu dan.. Sandwich yang ia susun rapi menjadi berantakkan.

"Maaf aku tidak sengaja" ucap Taejoon bersalah. Bomi meliriknya sekilas, lalu menendang kaki Taejoon kesal. Setelah itu ia pun pergi meninggalkan Taejoon kesakitan.

"Bomi, aku tidak sengaja. Bomi, hei.. Tunggu aku" ujar Taejoon berlari terjingkat-jingkat mengejar Bomi. Bomi tidak peduli sama sekali.

.....



"Oh ayolah Yoona, kenapa marah seperti itu padaku. Memangnya apa salahku sehingga kau tiba-tiba marah tidak jelas. Yoon, bicaralah. Jangan diam seperti itu. Yoon, Yoona. Apa kau tidak mau berteman denganku lagi, apakah kau serius mengucapkannya. Yoon. Yoon" panggil Changwook berkali-kali dan di abaikan oleh Yoona yang sedang membaca buku tidak memperdulikannya.

Kenapa ia tampak marah seperti itu.. batin Changwook heran.

Apa ia cemburu ketika mendengar mereka mengatakan aku dan Bomi adalah sepasang kekasih. Apa itu benar.. batin Changwook senang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mianhae !!.  ( Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang