Dengan penuh keberanian yang sudah kesal, Yoona segera mengetuk pintu kamarnya Bomi dan diabaikan oleh Bomi yang tidak mendengar suara ketukkan darinya. Bomi masih terduduk lemah di depan pintu kamarnya sembari memeluk dan memendamkan wajah dilututnya.Apa yang dilakukannya sehingga ia tidak menyadari ketukkan dariku... batin Yoona geram. Ia kembali mengetuk pintu itu dengan lebih keras lagi dari ketukkan pertama yang ia lakukan. Bomi pun tersentak kaget dan menatap pintu kamarnya.
"Bisakah kau keluar, aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Keluarlah cepat" ujar Yoona terdengar kesal, Bomi yang menyadari itu pun segera beranjak dari duduknya dan menghapus air yang ada di pipinya. Ia memejamkan matanya sebentar lalu membuka pintu kamarnya.
"Ada yang bisa aku bantu, eonie ?" tanya Bomi menundukkan wajahnya. Yoona melipat tangan didada dengan kesal.
"Apa kau melakukan semua ini agar aku bertanya dan bersimpati padamu. Apa kau melakukan itu, agar ayah akan semakin peduli padamu nantinya. Sebenarnya ada apa denganmu, kau membuatku bergeridik ngeri dengan cara konyolmu itu. Ada apa hah ?" tanya Yoona mengertakkan giginya kesal.
"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud membuatmu kesal Eonie. Maafkan aku. Tidak ada apa-apa eonie. Maaf" ujar Bomi pelan.
"Maaf, maaf. Kau pikir kata maaf bisa membuat semuanya menjadi lebih baik. Cukup, berhentilah untuk mengatakan kata maaf itu. Aku tidak mau tau apa yang terjadi padamu. Tapi tolong, jangan menunjukkan wajah licikmu itu kepada ayah nantinya. Mengerti" ucap Yoona dan berbalik pergi meninggalkannya.
Bomi pun menatap kepergian Yoona dengan rasa bersalah. Bomi pun kembali masuk ke dalam kamarnya menuju ke arah toilet yang ada dikamar. Ia pun segera mencuci wajahnya.
Malam pun telah tiba. Sang ayah telah pulang dari pekerjaannya sedari tadi lagi. Hari ini, Minho menyempatkan diri untuk pulang lebih awal dari kantor. Entah karna apa ia merasa ingin pulang secepat mungkin dari pekerjaannya sebagai seorang direktur dari perusahaan milik temannya itu.
Ia pun menatap kedua anaknya yang terdiam dalam keheningan. Suara dentingan sendok dan piring yang menjadi hiburan untuknya. Ia pun meletakkan sendoknya dengan keras di atas meja sehingga kedua anaknya pun tersadar."Ada apa ayah ?" tanya Yoona heran.
"Ada apa, bukankah itu yang patut ayah tanyakan pada kalian berdua. Ada apa ?. Kenapa kedua wajah anak ayah ini seperti tenggelam dalam pikirannya sendiri. Apa yang telah terjadi hah ?" tanya ayahnya heran.
"Tidak ada apa-apa. Bukankah kita harus menikmati makanan ini dengan penuh perasaan, ayah ?. Jadi tidak salahkan jika aku sedang menikmatinya dengan tenang seperti ini" ucap Yoona, Minho memutar bola matanya malas. "Oh seperti itu kah" ucap ayahnya tidak percaya. Lalu Minho pun menatap ke arah anaknya yang satu lagi.
"Kenapa denganmu ?. Apa ada sesuatu yang terjadi di sekolah hah ?" tanya Minho yang diabaikan oleh Bomi.
Sepertinya ia lupa dengan kata-kata ku tadi. Dasar licik.... batin Yoona geram dan ia pun beranjak dari duduknya menyenggol meja itu, sehingga membuat meja sedikit berguncang olehnya. Bomi pun tersadar seketika , ketika melihat meja itu bergoyang.
"Ayah, gempa bumi. Gempa bumi , cepat berlindung di bawah meja. Cepat ayah, eonie" ucap Bomi yang sudah berada di bawah meja makan. Minho pun terkikih melihatnya, membuat Bomi menatap ayahnya dengan heran. Yoona pun pergi dengan wajah kesalnya.
"Hahaha..., Keluarlah dari sana" ucap ayahnya seraya tertawa. Bomi pun keluar dari bawah meja dan duduk kembali di bangku yang ia duduki tadi mengerenyit heran. "Hahaha.., Gempa bumi. Oh tidak" ucap ayahnya mengejek dan kembali tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae !!. ( Hiatus )
RomanceSeorang adik angkat bernama Bomi yang berusaha untuk mendapatkan Kasih sayang dari sang kakak perempuannya Yoona, yang selalu mengabaikannya. Karna kecemburuanlah yang membuat sang kakak membenci sang adik. Yang takut ter-abaikan dari Kasih sayang...