( FLASHBACK ) Part 4

106 10 2
                                    

"Oh ayolah Bomi, kita ke kantin. Apa kau tidak akan ke kantin sama sekali ?. Apa kau tidak lapar atau haus akan sesuatu ?. Ayo ikut denganku, kita pergi ke kantin bersama-sama. Kau mau kan ?" tanya Nana, teman baru Bomi. Bomi yang sedang membaca novel pun menatap ke arah Nana yang tersenyum padanya.

"Nana, aku sedang tidak bis..."

"Huh, aku kecewa" ucap Nana singkat memanyunkan bibirnya melipat tangan di dada dan memotong ucapan Bomi.

"Baiklah, ayo kita ke kantin bersama-sama Ok" ucap Bomi beranjak dari duduk dan merangkul lengan Nana. Nana yang tadinya cemberut pun tersenyum senang mendengarnya. "Tapi, sebelum itu aku harus membereskan buku-buku ini" ucap Bomi lagi, memasukkan buku ke dalam laci meja.

"Ayo" Nana menarik lengan Bomi yang belum selesai membereskan buku itu, buku novel Bomi pun terjatuh di lantai. Nana pun membawa Bomi pergi dari kelas menuju kantin sekolah.



"Nana, buku novelku terjatuh dari laci mejaku sewaktu kau menarik tanganku tadi. Aku akan kembali ke kelas untuk membereskan buku ku itu" ucap Bomi beranjak dari kursi kantin. Nana segera mencegahnya.

"Tidak. Bomi , kau tenang saja, buku novelmu tidak akan hilang dari kelas. Duduklah dan kita memesan makanan sekarang. Kau mau memesan apa ?" tanya Nana padanya.


"Tapi..."

"Shuut.., tidak ada tapi-tapian. Aku janji.. Aku akan membelikan novel baru untukmu nanti, jika buku novelmu hilang dari kelas, ok" ucap Nana kembali memotong ucapan Bomi. Bomi pun tampak berpikir.


"Ok, baiklah jika kau berkata seperti itu" ujar Bomi menyetujui ucapannya dengan sedikit terpaksa.

"Kau duduk di sini dan aku akan memesan sesuatu untuk kita berdua" ujar Nana pergi memesan makanan. Bomi pun menatap kepergiannya dan menatap ke arah depan dengan wajah gelisah.




Sedangkan itu.....




"Di mana letak mejanya Bomi ?" tanyanya pada orang yang ada di dalam kelas. Tepatnya kepada dua gadis yang sedang berbicara satu sama lain. Keduanya pun menoleh.


"Oppa, kenapa kau tidak menanyakan di mana letak mejaku saja. Di sini adalah mejaku, jika Oppa ingin duduk. Duduk saja di sebelahku" jawabnya tersenyum senang. Bernama Luna.

"Oppa tidak mau duduk di bangkunya Luna ?. Jika Oppa tidak mau, Oppa bisa duduk di sebelah bangku-ku ini" ujar temannya Luna, Sulli. Sembari tersenyum ramah.

"Mana mungkin Oppa mau duduk di tempatmu yang jorok itu. Tidak kah kau lihat, mejamu di penuhi oleh snackmu itu" ujar Luna tidak terima pada Sulli.

"Hei... Snacks ini kan bisa aku singkirkan dari mejaku ini. Tidak susahkan" jawab Sulli. Luna pun mendengus kesal.

"Kalau kau singkirkan , memangnya Oppa mau duduk di bangkumu itu ?" tanya Luna menunjukkan bangku Sulli yang di penuhi oleh alat make-up.

"Ini juga bisa aku singkirkan dari bangkuku" jawab Sulli, membuat Luna mendengus kesal kembali.

"Apapun yang kau singkirkan dari meja dan juga bangkumu, itu tidak akan membuat Oppa ingin duduk denganmu" sindir Luna yang kesal.

"Kau mengejekku ya" Sulli bertanya dengan geram. "Aku tidak mengejekmu jika itu benar" jawab Luna.

"Apa" kaget Sulli beranjak dari duduknya. "Apa juga hah" Luna ikut beranjak dari duduknya. Kedua nya pun saling menatap kesal satu sama lain.



"Yak.. Bisakah kalian tidak bertengkar di depanku ?" tanyanya menahan kesalnya menatap tajam pada Luna dan juga Sulli. Kedua orang itu pun terdiam menatapnya takut.
"Katakan dimana letak mejanya Bomi ?" tanyanya lagi. Sulli dan Luna pun segera menunjuk ke arah meja Bomi.




Mianhae !!.  ( Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang