Life, Story n Letter

99 8 2
                                        


31 Mei 2016..





"Hidup memang penuh dengan cerita. Dimana seseorang pasti akan mengalami masalah, entah itu masalah besar maupun masalah kecil. Huh,.. Apa yang akan aku lakukan jika bertemu dengannya kembali ?. Aku pasti akan merasa canggung dan gugup jika tiba-tiba saja aku bertemu dengannya dimana pun itu. Aku malu dengan sikapku sendiri. Entah kenapa aku bisa sangat membencinya, yang aku tau ia tidak pernah melakukan kesalahan padaku sama sekali" ucapnya lirih menatap pandangan kosong ke depan.

"Jangan terlalu menyalahkan dirimu. Aku mengerti kenapa kau bisa bersikap seperti itu. Kau tau, pertama kali aku bertemu dengannya. Aku tidak tau kenapa aku sangat canggung. Aku sedikit salah tingkah dengan ucapan polosnya itu. Setiap kali ia berbicara, aku menjadi canggung dan gugup. Entah kenapa itu bisa terjadi padaku" jawab teman bicaranya.


"Jika kau canggung maka aku sangat tidak canggung. Bertemu dengannya aku langsung membencinya dan ketika berbicara dengannya. Ucapanku itu selalu terlontar dengan sangat kasar. Hahaha..., kadang-kadang aku juga tidak tau kenapa aku bisa berbicara seperti itu padanya. Bahkan ayahku sendiri, aku lakukan seperti itu" ujarnya di sela tawa bodohnya.

"Yoon, apapun yang telah terjadi sebaiknya kau lupakan saja. Kau tidak usah memikirkan semua itu. Oh ya, apa kau tidak akan kembali ke rumahmu. Aku pikir ayahmu pasti sudah menunggu kepulangmu selama kepergianmu itu. Apa kau akan kembali ke rumah ?" tanyanya. Yoona hanya menanggapinya dengan senyuman manis tanpa menjawabnya.




......

"Aku selalu mengatakan untuk selalu menjaga dirinya sendiri dengan baik. Aku selalu menegurnya untuk melakukan semua itu. Tapi, kenapa ia malah tidak mau mendengarkanku. Suho, katakan padaku apa yang telah terjadi padanya ?. Apa ia baik-baik saja, cepat katakan padaku. Apa ia baik-baik saja" tanyanya cemas mencengkram kedua lengan Suho.

"Chorong, jangan terlalu khawatir dengan keadaannya. Ia.."

"Bagaimana aku tidak khawatir. Ia aadalah adikku, Suho" ucap Chorong memotong perkataan Suho dengan geram.

"Bertenanglah Chorong. Ia baik-baik saja, kau bertenanglah sedikit. Tidak akan aku biarkan sesuatu terjadi padanya. Aku akan melakukan cara apapun untuk membantunya. Temuilah dia, mungkin ia sedang menunggumu di sana. Pergilah dan sebelum itu tenangkan dirimu dulu" ujar Suho, Chorong pun mengangguk dan menghela napasnya sebentar. Lalu ia pun masuk ke dalam kamar dengan wajah sayunya. Suho pun menatap kepergiannya di sebalik pintu.




"Apa kau baik-baik saja ?. Ya, tentu saja kau baik-baik saja. Bodohnya aku jika bertanya seperti itu padamu" ucap Chorong mentertawakan dirinya sendiri.

"Kau tau, sudah dua Bulan kau tidak menyapaku. Kenapa, apa kau tidak sayang padaku,, eonie mu ini. Bomi, bangunlah dari tidur panjangmu itu. Tidak kah kau tau aku sangat merindukanmu. Aku merindukan suara dan candamu. Bomi, sadarlah dari tidurmu. Aku mohon, sadarlah. Jangan membuatku menjadi kakak bodoh yang tidak tau apa-apa seperti ini. Bomi" isaknya pelan.


"Chorong.., berhentilah menangis. Kau harus kuat dan tetaplah berusaha tabah. Aku ada di sini untuk selalu bersamamu. Berhentilah menangis" ujar Suho ketika masuk ke dalam kamar dan menghampirinya dengan cemas. Chorong pun segera memeluk Suho dan ia pun terisak pelan dipelukkan Suho.

"Berhentilah menangis atau ia juga akan menangis ketika melihatmu sedih seperti ini. Bertenanglah dan tahan emosimu. Aku berjanji akan membantumu untuk membuatnya bisa menyapamu kembali. Aku janji" ucap Suho lembut dan menenangkan Chorong yang khawatir dengan keadaan adiknya itu.




......

Ku langkahkan kakiku menelusuri jalan yang dulu pernah aku lalui. Tidak terasa, ketika mengingat setiap jalan ini, hatiku merasa sesak dan sangat sesak apa yang pernah aku lakukan padanya. Aku bersalah telah melukai perasaan tulus yang ia berikan padaku. Walaupun aku bukan saudara kandungnya, tapi ia menyayangiku seperti saudara kandungnya sendiri. Tidak untukku yang selalu marah dan kesal padanya setiap kali melihatnya.
Menyesal, itulah perasaan yang aku rasakan sekarang ini. Aku sungguh sangat menyesal telah melukai perasaannya.
Aku merutuki diriku sendiri, aku tidak pantas untuk menerima hidup yang di penuhi oleh Kasih sayang dan Cinta dari orang-orang maupun ayahku sendiri. Bahkan aku bukan anak yang baik untuk ayahku sendiri. Orang yang telah membesarkan ku selama bertahun-tahun. Aku mengabaikan Kasih sayangnya yang ia berikan. Aku bodoh, aku bodoh telah meninggalkannya pergi dan juga aku bodoh orang yang telah membuat adikku terluka. Maafkan aku...




Mianhae !!.  ( Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang