Keesokan harinya, Ify sudah siap dengan seragam khas sekolahnya. Ia menikmati sarapan dengan lahap, namun tetap cepat karena Rio berkata bahwa hari ini ia akan mengantar Ify ke sekolah sebagai permintaan maafnya karena Rio yang merasa bersalah atas kejadian pingsannya Ify kemarin.
Tin... Tin...
Klakson mobil berbunyi tepat saat Ify sudah selesai menghabiskan sarapan serta susu cokelat kesukaannya.
"Ma, Pa, Ify pergi berangkat ke sekolah dulu." Ify menyalami tangan Papa dan Mamanya, kemudian berlari kecil menuju mobil Rio yang sudah terparkir manis di depan rumah Ify.
"Sorry lama. "Ify tersenyum saat masuk ke dalam mobil dan duduk disebelah Rio.
"Gak masalah, kok. Udah siap, kan? Kita bisa berangkat sekarang? "tanya Rio, kemudian diangguki oleh Ify.
Kemudian mobil berwarna hitam kepunyaan Rio melaju menembus jalanan menuju sekolah.
Saat di perjalanan, tiba tiba sosok gadis yang sangat Rio dan Ify kenali menyetop mobil Rio, dan secara mendadak Rio memberhentikan mobilnya.
Gadis yang ternyata adalah Shilla tersebut memamerkan gigi putihnya, kemudian segera berjalan menghampiri mobil Rio dan membuka pintu depan.
"Lo bisa pindah? Gue mau duduk disini. Minggir "ucap Shilla dengan nada yang sangat angkuh kepada Ify.
"Shilla, lo bisa lebih sopan? Lo udah numpang, dan sekarang lo nyuruh Alyssa pindah? Gak boleh, lo yang duduk dibelakang "Rio merasa geram dengan tingkah Shilla yang semakin kelewatan.
Shilla memandang Rio cukup lama, kemudian ia tertawa kecil, membuat Rio dan Ify keheranan.
"Kamu lupa? Aku ini pacar kamu, Stev. Dan aku ber-hak duduk disebelah kamu, bukan dia. Dan Ify itu bukan siapa siapa kamu, kan? "tanya Shilla remeh.
"Tapi gue yang ingin jemput dia, Shilla. Dan gue mau dia tetap duduk disini, kalau lo mau bareng kita silahkan duduk dibelakang "ucap Rio dengan kesabaran yang hampir habis.
"Lho, tapi kan aku yang punya hak duduk disini, bukan dia. Dia itu cuman sampah yang mau kotorin mobil kamu, Stev. Tapi aku adalah parfum yang bisa bikin mobil kamu jadi harum "Shilla menekankan setiap kata yang dia ucapkan.
Perkataan yang dilontarkan Shilla membuat Ify merasa sakit hati, dan tanpa disadari air matanya menetes begitu saja.
"Yaudah, biar gue duduk dibelakang "Ify mengalah dan segera berpindah duduk ke belakang.
"Nah, gitu dong. Seharusnya lo nyadar diri kalau lo itu gak ber-hak duduk disebelah PACAR gue "ucap Shilla dengan senyum kemenangan, kemudian duduk disebelah Rio yang menatapnya dengan tajam.
Rio menghela nafas panjang, hatinya tidak ingin Shilla yang duduk disebelahnya, melainkan Ify. Dia menatap Shilla yang masih tersenyum kemenangan.
"Kamu pikirin apa, Stev? Ayo jalan, nanti kita terlambat "ucap Shilla.
Rio menatap gadis itu tajam, namun tetap melajukan mobilnya karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.
*****
Tak terasa bel pulang berbunyi, dan hari ini adalah jadwal Rio dan Ify belajar musik. Walaupun datangnya Shilla, tetapi hal itu bukan merusak jadwal belajar mereka.Saat tiba di ruang musik, Ify melihat Rio yang sudah duduk di tempat duduk yang tersedia di ruang musik. Ify tersenyum, Rio pun membalasnya.
"Sorry lama, Van. Tadi Bu Katya kasih tugas dirumah "Ify memberi penjelasan pada Rio.
"Gapapa, gue juga baru datang. Al, lo kan udah mahir main piano, gimana kalau gue tantangin lo mainin lagu Let It Go. Gimana, setuju? "tantang Rio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Survived To Love ✔ [END]
Teen FictionAlyssa Ify Umari, atau kerap dipanggil Ify, seorang gadis cantik nan manis yang memiliki sifat ceria dan tak mudah menyerah. Ia mengagumi sosok Rio, ketua OSIS di sekolahnya yang sangat tampan namun cuek. Tetapi, ia hanya bisa mengagumi Rio dari j...