--09

2.7K 127 2
                                    

Setelah makan siang, Ify kembali ke kamar dan berbaring di kasur empuk miliknya.

Dret.. Dret..

Ponsel Ify berbunyi, menandakan bahwa ada pesan masuk. Ify mengambil ponsel dan membaca pesan.

From: 08**********
Kita perlu ketemu di taman Cempaka sekarang, ada yang harus gue omongin sama lo.

Ify mengerutkan kening. Tidak ia ketahui siapa pengirim pesan, tetapi seseorang itu menyuruhnya untuk bertemu.

To: 08**********
Lo siapa? Memangnya gue kenal sama lo? Kenapa nyuruh ketemuan?

From: 08**********
Gausah banyak tanya. Ketemu sekarang, atau Rio yang akan jadi imbasnya.

Ify semakin heran saja dengan si pengirim pesan. Kenapa jadi Rio yang kena imbasnya? Atau ini bersangkutan sama Rio?

3 menit berfikir, akhirnya Ify putuskan untuk bertemu dengan seseorang itu di taman Cempaka.

Ify memakai kemeja coklat dibalut bleezer hitam, dan celana jeans abu abu. Rambutnya ia ikat asal asalan, namun entah kenapa ia tetap terlihat begitu anggun dan mempesona.

"Bi, aku pergi sebentar sama temen. Kalau Papa atau Mama pulang dan nyariin aku, bilang aja kerumah temen. Aku pamit ya, Bi "Ify berpamitan pada Bi Tari, pembantu rumah tangga yang sudah bekerja dirumah Ify sejak Ify lahir.

"Iya Non, hati hati. Pulangnya jangan kemaleman ya, Non "pesan Bi Tari, kemudian diangguki Ify.

Ify berangkat ke Taman Cempaka menaiki ojek, waktu yang diperlukan hanya 15 menit.

Sesampainya disana, Ify segera mencari sosok orang yang akan ditemuinya itu.

"Shilla, jadi lo yang nyuruh gue kesini? Iya? "Ify kaget saat melihat Shilla sudah menunggunya.

"Bener banget. Kenapa, lo kaget? Gausah kaget. Lebih baik lo duduk dulu "ucap Shilla.

"Enggak usah, makasih. Lo mau ngomong apa? Gue enggak punya banyak waktu untuk lo "ucap Ify sinis, padahal hari ini jadwalnya free.

Shilla tertawa kecil, kemudian berdiri di hadapan Ify.

"Jauhin Stev. Lo enggak pantes untuk dia "ujar Shilla.

"Hah? Jauhin Vano? Enggak, gue gak akan jauhin dia. Dia udah cukup terluka karena lo, dan gue harus ada di samping dia untuk menghiburnya "tolak Ify keras.

"Songong banget lo. Inget ya, lo itu enggak ada apa apanya di hidup Stev. Jadi, lo enggak usah berlagak seakan akan lo itu berharga di mata Stev"ucap Shilla sinis.

"Jadi, emang lo juga berharga di mata Vano? Enggak, kan? Lo itu udah dianggap sampah di hidupnya. Lo itu udah masa lalu dia, jadi enggak pantes diingat ingat "Ify semakin lama semakin geram dengan tingkah Shilla yang sangat egois.

"Yang penting gue masih punya peran penting di hidup Stev. Gue Ashilla Zahrantiara, mantan kekasih Stev yang sampai saat ini masih dia cintai. Lo tau, kan? Kalau gue cinta pertama Rio? Dan lo pasti tau dong, kalau cinta pertama itu susah dilupain "ucapan Shilla barusan sukses membuat Ify terdiam.

'Dan lo pasti tau dong, cinta pertama itu susah banget dilupain '

Kata kata itu terus berputar di otak Ify, membuat Ify semakin lama semakin terpuruk. Apa yang dikatakan Shilla barusan memang benar apa adanya. Cinta pertama sulit untuk dilupakan begitu saja. Pasti di dalam hati ada keinginan untuk bersama kembali.

"Memang cinta pertama sulit dilupain. Tapi gue sebagai sahabat Vano, punya peran lebih penting daripada kekasihnya. Seorang kekasih bisa menjadi mantan kayak lo, tapi seorang sahabat gak akan pernah jadi mantan sahabat. Dan lo yang jadi mantan gausah belagu, karena mantan sangat gampang dilupakan "ucapan Ify tak kalah sinis dari Shilla.

Survived To Love ✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang