Rio hanya menghela nafas panjang dengan perubahan Ify.
'Gue harap gue belum terlambat untuk dapetin hati lo lagi, Fy. Semoga apa yang udah gue rencanain sama lo bisa berjalan dengan baik.' harap Rio dalam hati.
Ify yang melihat Rio hanya termenung sambil menghela nafas menjadi sedikit merasa bersalah, namun ia mencoba melupakan perasaan nya dan optimis pada perlombaan sebentar lagi.
******
Ify semakin deg-degan. Mereka sudah sampai di Gedung Central dan sekarang waktunya adalah menampilkan bakat setiap peserta yang ada. Jumlah peserta ada 100 orang, dan Ify mendapat nomor urut 49. Dan sekarang peserta sudah sampai di nomor 35."Jangan takut, Fy. Lo harus tenang, anggap aja suasana perlombaan ini sama kayak suasana lo latihan di ruang musik sama gue. Lo harus percaya diri dan tampil dengan tenang." hibur Rio yang saat ini tau perasaan Ify.
Ify menoleh dengan cepat kepada Rio. Tampak wajah meyakinkan dari mimik Rio, dan itu membuat Ify sedikit tenang.
"Gue akan coba untuk tetap tenang dan rileks sampai giliran gue selesai. Gue cuman berharap gue enggak down saat nanti gue main piano dan nyanyi." imbuh Ify.
"Jangan takut selagi masih ada gue yang semangatin lo dari sini. Gue akan doain lo supaya lo bisa memenangkan perlombaan ini."
"Tapi apa mungkin gue menang, kak? Gue kan masih pemula, kayaknya masih ragu untuk gue jadi pemenang. Gue aja masih enggak yakin sama kemampuan yang gue punya saat ini."
"Jangan berfikiran kayak gitu, Fy. Lo belum coba, jadi jangan langsung negative thingking dulu lah. Gue yakin kemampuan lo sama kayak mereka yang udah belajar selama bertahun-tahun. Lo udah belajar dan latihan banyak selama ini, jadi menang atau kalah itu urusan belakangan. Yang penting, lo udah berusaha semaksimal mungkin." Rio berusaha memotivasi Ify.
Ify menghembuskan nafas berulang kali, mencoba menenangkan hati dan pikirannya karena sebentar lagi adalah gilirannya. Entah kenapa, pada saat ia akan tampil, perasaannya tidak was was seperti saat ia tadi. Malahan sekarang ia terlihat tenang dan penuh percaya diri.
"Selamat pagi para hadirin semua. Kali ini saya akan bermain alat musik yaitu piano dan akan menyanyikan sebuah lagu yang cukup sering didengar, A Thousand Years. "sapaan lembut dari bibir Ify terdengar memenuhi penjuru ruangan.
Rio tersenyum melihat ketenangan yang terpancar dari wajah Ify. Saat Ify bermain piano dan bernyanyi, suasana hening. Tidak ada yang bersuara. Semuanya terpaku dengan alunan musik yang tercipta dan juga suara indah nan lembut milik Ify itu. Jujur, Rio saja kagum saat mendengar suara Ify.
Saat Ify selesai tampil, tepuk tangan yang menggelegar terdengar sampai ke luar ruangan. Ify tampil sangat menawan dan mengagumkan. Kali ini ia tampil lebih rileks dibanding saat latihan di ruang musik.
"Kak Yo, gimana penampilan gue tadi? Jelek banget, ya? Atau gue kurang percaya diri? Ah, padahal gue udah berharap gue tampil menakjubkan hari ini. "dumel Ify saat ia kembali ke tempat semula.
"Lo salah, Fy. Salah banget malah. Semua orang disini ngagumin suara dan permainan piano lo, termasuk gue. Hari ini lo tampil tenang dan rileks banget dibanding saat latihan di ruang musik. Pokoknya lo tampil keren banget. "puji Rio yang membuat pipi Ify merah merona.
"Beneran, kak? Syukurlah kalau gue enggak malu maluin, soalnya tadi gue udah takut banget gue tampil enggak maksimal. Suara gue juga enggak bagus bagus amat. "Ify nyengir, membuat Rio mengacak rambutnya pelan.
"Lo gak malu maluin, kok. Malahan lo ngebanggain sekolah kita dengan lo ikut perlombaan ini. Menang atau kalah itu udah urusan nanti, yang penting tadi lo udah tampil keren dan menakjubkan. Kalau emang udah rezeki, lo pasti menang. Tapi kalau lo perlu latihan lagi, mungkin kegagalan berpihak pada kita. Tapi kalau lo kalah Fy, jangan pernah down. Kegagalan merupakan awal dari sebuah keberhasilan. Jadi lo harus tetap semangat apapun hasil keputusan dewan juri. "ucap Rio sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Survived To Love ✔ [END]
Genç KurguAlyssa Ify Umari, atau kerap dipanggil Ify, seorang gadis cantik nan manis yang memiliki sifat ceria dan tak mudah menyerah. Ia mengagumi sosok Rio, ketua OSIS di sekolahnya yang sangat tampan namun cuek. Tetapi, ia hanya bisa mengagumi Rio dari j...