"oke. Apapun syaratnya aku bakal lakuin asal kamu ga marah lagi sama aku"
"serius?"
"iyaa aku serius. Asal syaratnya ga macem-macem"
"baiklah. Syaratnya cuman satu kok"
"apa?"
"kamu jadi pacar aku"
"hah!!! " karin terkejut ketika mendengar ucapanku padanya.
Aku melihat reaksi karin pun binggung.. "kenapa? Kamu ga mau? Yaudh sih kalo kamu ga mau"
"ehh" karin mengelak pernyataanku tadi." Aku ga ada bilang kalo aku ga mau tuh"
Mataku dan karin pun saling bertatapan hangat.
"trus? " tanyaku binggung.
Karin mengembangkan senyuman manisnya padaku "aku mau banget kok jadi pacar kamu"
"serius? "
Karin mengangguk pelan.
Aku pun berdiri kegirangan sembari melompat-lompat
"yesss" teriakku.
Semua mata dikantin pun melihat ke arahku dan karin.
Karin menarik ujung baju sekolahku agar aku dapat duduk kembali.
"ihh" karin menutup wajahnya dengan tangannya."Kamu bikin malu tau"
"hahaha. Maaf maaf. Tadi kelepasan hehe"
"kamu seneng banget ya? " tanya karin dengan masih lekat melihatku yang bahagianya kebangetan.
"yaiyalah. Makasih ya sudah mau jadi pacar aku" ucapku sembari memeluk tubuh karin yang sekarang telah jadi pacarku.
"iss lepasin" gerutu karin memberontak ingin dilepaskan.
Aku tak memperdulikan perlawanan karin dan terus mempererat pelukan kita.
❤❤❤
Sudah 1 minggu setelah aku pacaran dengan karin.
Rasanya seperti mimpi bisa bersama dengannya.
Satu-satunya Wanita yang bisa mengubahku menjadi pribadi yang baru.
Satu-satunya wanita yang sangat ku cintai sekarang.
Dan.
Untuk.
Selamanya.......
"dorr" teriak orang dari belakang tubuhku.
Aku pun terkejut mendengar teriakan itu dan membalikan tubuhku.
Aku mencubit pelan pipi si tersangka itu haha. Tersangka yang baru saja mengagetkan ku adalah pacar tersayangku.
Dia hanya berteriak kecil saat aku mencubit pipinya dan kini telah melepaskannya.
"sakit tau" gerutunya sembari memanyunkan bibirnya.
Aku tertawa kecil sembari mengelus pelan pipinya "maafin yaa. Abisnya kamu ngeselin"
"iss. Ngeselin-ngeselin gini kamu suka kan" godanya.
"yaiyalah" jawabku penuh percaya diri membuat wajahnya kini memerah karena ucapanku.
"hahaha. Liat deh pipi kamu udh kaya kepiting rebus loh" godaku.
"masa sih" jawab karin pura-pura tidak tau.
"iss. Pura-pura ga tau lagi" godaku lagi yang berhasil membuat karin bete dan pergi berlalu meninggalkanku.
Melihat kejadian itu aku pun berlari pelan mendekati karin yang udah bete berat.
"ais. Masa gitu aja marah sih" ucapku sembari memegang tangannya.
Tangannya dingin.
Padahal cuaca sedang panas terik.
'Ahh. Sudahlah ga usah bahas itu. Lebih baik bikin karin ga bete lagi'
Karin melemparkan pandangannya ke arah sebaliknya dariku.
"kariiinn" ucapku melas berharap pacarku yang manis ini mau memaafkan kejadian tadi.
Tapi nihil. Dia masih ga perduli denganku.
"kariiinn" panggilku lagi. "maafin aku ya"
Karin melepas pegangan tangaku. Melihat tajam ke arahku.
'ahh. Pasti dia marah banget ini'
Karin berlari meninggalkanku kembali.
'ini anak kenapa sih' aku mengerutu didalam hati.
.
.
.
.
.
.
Hayolohh karinnya kenapa?.
Masa baru 1 minggu pacaran udah putus aja uu.
Kita bakal lanjut ke part selanjutnyaaaa.Likenya jangan lupaa yaa ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Smile [End]
RomanceSenyuman itu.. Masih membekas dihatiku.. Apa ini rasanya cinta?