Part 8 - Kejutan

648 31 0
                                    

Glek..
.

.

.

Suara pintu terbuka mengganggu aktifitas bercerminku malam ini.

Aku menoleh kearah pintuku.

Dan ku dapati pembantuku yang tengah masuk ke dalam kamarku dengan keranjang bajuku yang telah di lipatnya.

"ahh bibi" ucapku pelan sembari kembali bercermin "kirain siapa" lanjutku.

"maaf tuan muda. Saya ingin memasukan baju tuan ke lemari"

"iya. Masukan saja" mendengar jawabanku pembantuku itu pun langsung membuka lemariku dan memasukan pakaianku kedalamnya.

"Tuan muda sangat tampan malam ini"

Aku tertawa pelan mendengar ucapan pembantuku. "jadi selama ini aku ga tampan gitu bi?" tanyaku dan dijawab dengan gelengan oleh pembantuku "bukan begitu maksud saya tuan"

Aku tertawa kembali setelah melihat tingkah pembantuku yang mulai kebinggungan. "aku hanya bercanda bi"

Pembantuku itu pun telah selesai memasukan pakaianku kedalam lemari "tuan. Saya sudah memasukan semua baju tuan ke lemari"

Aku menoleh kearah pembantuku "yaudah. Makasih ya bi" ucapku diselingi senyuman.

Lagi-lagi pembantuku kebinggungan dengan tingah lakuku sekarang yang memang sangat bertolak belakang dengan yang dulu.

Aku kini telah siap untuk pergi ke cafe tempat kami berdua janjian.

Aku mengambil bunga mawar merah yang telah ku siapkan.

'ayo semangat!!! Aku yakin karin bakal suka dengan kejutan yang aku kasih'

❤❤❤

Aku kini tengah sampai di Cafe tersebut.

Dengan langkah penuh keyakinan aku masuk dan langsung duduk di meja yang telah ku pesan.

Pandanganku menyusuri setiap pelosok dari ruangan tersebut.

Romantis.

Bahkan sangat romantis.

Terdengar alunan manis dari piano yang menambah kesan romantis malam ini.

Senyumanku mengembang saat mengingat malam ini akan menjadi malam yang penuh kenangan.

Kenapa menjadi kenangan?

Karena.

Dari dulu aku ga pernah sama sekali pacaran sama seorang wanita.

Ga usah pacaran.

Untuk menyukai seorang wanita saja aku engan.

.

.

.

.

.

1 jam pun telah berlalu.

Senyumanku yang sedari tadi mengembang kini telah berubah menjadi ketegangan.

Aku terus melihat kearah jam tangan yang ku gunakan.

Berkali-kali aku menelpon kekasihku itu.

Dan hasil yang ku dapat sungguh membuatku semakin gusar.

Berkali-kali aku menelponnya tetapi satupun panggilanku tidak di angkat olehnya.

Aku mendecak kesal.

Pikiranku mulai tak karuan.

Aku berlari keluar dari cafe tersebut dan membawa mobilku pergi ke arah rumah Karin.

Malam ini memang spesial.

Sangat spesial.

Bahkan aku yang dulu sangat malas untuk mengendarai mobil pun kini telah membawa laju mobil tersebut.

Entah apa yang sedang merasuki diriku malam ini.

Pikiranku sedari tadi kacau.

Memikirkan kekasih hatiku yang kini keadaannya tak ku ketahui.

Tittt.

Tittt..

Titt..

Aku menekan terus klakson mobilku saat mobilku kini tidak bisa bergerak karena macet yang sungguh mengesalkan itu.

Aku memutuskan untuk meminggirkan mobilku dan berlari menuju rumah Karin.

Aku menghentikan lariku dan menghirup oksigen banyak-banyak.

Menatap binggung ke gerombolan orang

'apa ada yang kecelakaan? '

Aku mendekat kearah gerombolan itu dan menerobos untuk melihat apa yang terjadi.

"karinnn!!!" aku meninggikan ucapanku ketika melihat karin yang tengah tergolek lemas dengan darah segar yang keluar dari hidungnya.

Aku menepuk pelan pipi kekasihku itu.. "kariiinnn" tak ada jawaban sedikit pun dari kekasihku itu.

Mataku mulai memanas butiran air mataku pun mulai jatuh melihat kekasihku kini tak berdaya.

Tanpa pikir panjang Aku pun mengangkat tubuh karin dan berusaha keluar dari gerombolan orang itu.

❤❤❤

Kini aku tengah duduk didepan ruangan kekasihku itu.

Melihat dalam-dalam sisa darah karin yang ada di tangan dan bajuku.

Pikiranku mulai tak karuan.

Air mataku tidak pernah berhenti menetes.

Aku menundukan kepalaku dan merenungi apa yang telah tengah terjadi.

Aku merasa tangan seseorang tengah memegang bahuku.

Aku mengangkat wajahku dengan pelan.

Melihat dengan jelas seseorang yang dihadapanku itu ialah dokter yang menangani kekasihku.

Aku berdiri mensejajarkan pandangan ku dengan dokter itu.

"bagaimana kondisi kekasih saya dok?" tanyaku dengan penuh kepasrahan pada dokter itu.

Dokter itupun menepuk pelan bahuku dan menggeleng.

"maaf. Kami tidak bisa menolong kekasih anda"

Deg.

Rasanya jantungku sekarang berhenti berdetak.

.

.

.

.

Aduh part ini sedih banget yaaks uu
Ini bukan part terakhir yaa.
Masih ada part selanjutnya.
Yuk. Monggo dibaca.

Jangan lupa likenyaaaa ❤

Your Smile [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang