Kau tidak bisa menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya saja. Kau juga tak bisa percaya pada seseorang hanya dari covernya saja. Namun, kau juga tak bisa menghakiminya setelah kau mengetahui kebenaran tentangnya.
Kebenaran? Ya, satu kata yang tersimpan dalam dan jauh di lubuk hatinya. Kebenaran yang menyangkut alasannya melakukan hal itu. Dan kebenaran yang menyangkut perasaan yang ditutupinya.
Kau, iya kau yang selama ini telah jauh tersimpan di dalam lubuk hatiku. Jika aku mengatakan aku menyukaimu, akankah semua akan baik-baik saja. Tapi, jika aku selalu menutupinya, kapan semua kebohongan ini akan berakhir.
Katakan padaku. Apa yang harus kulakukan?
Chae rim POV
Aku meninggalkan yoongi di tengah acara latihan kami di ruang musik. Aku sepertinya harus pergi ke toilet. Dengan langkah tergesa-gesa aku keluar, dan kudengar yoongi setengah berteriak memanggil namaku dari dalam.
Ishhh,, pasti ia kesal dengan tingkah ku tadi yang keluar tiba-tiba tanpa memberitahunya. Tapi, ya apa boleh buat ketika perut ku sudah semakin melilit. Apa aku harus minta izin padanya terlebih dahulu?.
"Biarlah ia marah sekarang, toh nanti satu jam kemudian ia akan kembali seperti semula" ungkap batinku.
Aku menghela napas lega setelah keluar dari toilet. Entah telingaku yang terlalu peka atau apa, aku mendengar suara musik yang mengalun begitu keras.
Aku melewati setiap lorong menuju kembali ke ruang musikku, menemui yoongi yang sudah lama menungguku. Tapi, tunggu dulu.
Suara musik tadi berasal dari ruang latihan dance. Aku sedikit mengintip di luar jendela, dan benar saja seseorang sedang memakai ruang latihan ini sekarang. Ahh salah, bukan seseorang saja. Tapi dua orang, seorang yeoja dan satunya lagi namja.
Aku kembali mengamati dua orang itu dengan seksama.
Oh tuhan, Kyo ra dan namja itu. Park jimin. bersama di ruang latihan ini.
Kenapa mataku tiba-tiba memanas, apa yang terjadi padaku. Bulir-bulir air mata siap merembes yang dalam sekali kejap-an saja akan mengeluarkan isinya.
Cepat-cepat aku menjauhkan wajahku dari jendela. Mencoba berjalan setenang mungkin. Sampai tibanya aku di ruang musik.
Dia, yoongi sudah menungguku didepan pintu sambil bersedekap dada. Matanya langsung menatap nalar kearahku. Demi tuhan, namja ini selalu ada disaat-saat aku ingin menangis sepuasnya.
"apa yang terjadi padamu?" tanyanya dengan wajah dinginnya.
Aku tak menghiraukannya dan hanya menutup kembali pintu ruang musik dengan perlahan. Aku menutup mataku perlahan, berjalan lunglai kearah biolaku yang bertengger rapi di atas kursi lipat.
Ku dengar suara langkah kaki berjalan kearahku. Dan dalam sekejap yoongi membalikkan badanku kearahnya.
Sial,,,, aku ketahuan menangis lagi.
Yoongi tersenyum sinis dengan mengarahkan pandangannya ke samping. Dan kemudian kembali menatap kearahku. memegang kedua pundakku dengan kedua tangannya.
"sudah berapa kali chae rim-a?. Berhentilah mengharapkan namja sialan itu. Berhenti berharap ia akan peka terhadap perasaanmu. " ucapnya, yang terdengar huh,, sedikit menyakitkan.
Aku mengibaskan tangannya dari pundakku.
"berhenti ikut campur urusanku. MIN YOONGI." Ucapku dengan penuh penekanan saat mengucapkan namanya.
YOU ARE READING
Cherry Blossom
Fiksi PenggemarCasting: Kim Chae Rim Park Jimin Kim Kyo Ra Min Yongi Jika orang berpikir mencintai itu mudah, maka ajarkanlah aku untuk mencintaimu. Jika orang berpikir melupakan itu juga mudah, maka jangan ajarkan aku hal itu. Bers...