(Maafkan Author di chapter sebelumnya yah,,, nih Chapter ini penjelasan dari semua masalahnya, jangan suuzon dulu mah sama author. Ending kagak seperti yang kamu bayangin, beneran!!!. Dan satu lagi si Chae rim itu, bukan author itu hanya tokoh pendukung yang nguatin tokoh utama aja, beneran, kagak ada maksud apa-apa,, mianhae...)
Author POV
Perlahan namun pasti, bunga sakura itu jatuh dari dahannya. Tak adakah yang kasihan padanya? Ahh mungkin tidak ada. Mereka hanya beranggapan ketika bunga sakura itu jatuh adalah saat-saat terindah. Tapi, tak pernahkan mereka berpikir ketika bunga sakura itu jatuh dari dahannya, rasa sakit yang di rasakannya. Sakit akan meninggalkan kenyamannya, hanya demi kebahagiaan orang yang melihatnya.
Chae rim sedang mengamati bunga sakura yang dalam diamnya jatuh ke tanah. Ia sedikit tertengun. Di rapatkannya jaket tebalnya, menyelimuti dirinya dari dinginnya malam. Ia menghembuskan napas berat, melihat layar hp-nya. Seutas senyum tergubris di bibirnya, bahagia, iya dia bahagia. Namun, jika dia boleh jujur dia sedang tidak-baik-baik saja. Sakit yang selama beberapa bulan ini terus menggerogoti tubuhnya. Tak ada satupun orang yang tahu akan penyakitnya, bahkan orang tuanya sekalipun. Karena tanpa pengetahuan orang tuanya tadi sore seusai pulang sekolah ia mendatangi rumah sakit hanya demi mengetahuinya sakit yang dideritanya selama ini.
*3 jam lalu
Chae rim POV
Takut, saat ini aku benar-benar takut. Ingin rasanya kuurungkan niatku untuk mengecek keadaanku. Namun, aku juga lelah untuk menahan semua rasa sakit ini. 2 bulan lalu dadaku hanya terasa sakit saat aku sedang berolahraga. Tapi akhir-akhir ini sakitku sudah tidak bisa di prediksi lagi. kapanpun aku bisa merasakan sakit yang begitu sangat di dadaku. Seperti kemarin saat aku ingin kemeja tempat jimin berada untuk mengatakan keinginan kyo ra, dadaku tiba-tiba sakit dan aku tak sadarkan diri.
Aku tidak berbohong sama sekali, tak ada niatan sekalipun untuk menggoda jimin dengan acara pingsang ku. Tapi ya sudahlah yang terjadi terjadilah, sebagian temanku mengataiku kalau aku hanya cari perhatian di depan jimin. oh tuhan... tak berpikirkah mereka tentang keadaanku. Ingin rasanya aku meneriaki mereka saat itu juga, tapi apalah dayaku menahan rasa sakitku saja, terkadang aku harus menangis kesakitan.
Ku mainkan jari-jari tanganku, dan tak berapa lama namaku di panggil juga. 'Oh tuhan semoga ini hanya kaena kelelahan'doa batinku. Dan sampailah aku diruangan dokter, ku katakan keluhanku, tentang rasa sakit yang datang tiba-tiba. Dokter itu nampak manggut-manggut, wajahnya nampak sedih. Ahh mungkin penglihatanku saja.
Dengan menarik napas panjang akhirnya dokter itu membuka mulutnya.
"chae rim-ssi. Maafkan saya harus mengatakan ini pada anda" ucap doketr itu sambil merekatkan tangannya satu sama lain.
Aku mengernyitkan kening. Sebegitu seriuskah penyakitku hingga doketr ini sampai harus meminta maaf padaku.
"ada apa dokter. Apa yang terjadi pada saya?" tanyaku dengan suara bergetar.
Sekali lagi dokter itu menghembuskan napas kasar, "chae rim-ssi, menurut semua keluhan anda tadi, sepertinya anda menderita kanker payudara." Ucap dokter itu kemudian.
Ku teguk air liurku kasar, mataku tiba-tiba memanas, seserius ini kah penyakitku.
"benarkah? Tapi dokter payudara saya, masih seperti orang normal. Tak ada tanda-tanda bahwa kanker menyerang payudara saya, dan... d..a..n.. tak ada luka sedikitpun di areanya. Mungkinkah anda salah dokter?" kataku sambil menahan air mataku.
"sekali lagi maafkan saya chae rim-ssi. Sepertinya anda harus di rawat secepatnya" ucap dokter itu, dengan senyum yang dipaksakan.
Tidak,,, pasti dokter ini salah, aku baik-baik saja, hanya dadaku yang selalu tiba-tiba terasa sakit.
YOU ARE READING
Cherry Blossom
FanfictionCasting: Kim Chae Rim Park Jimin Kim Kyo Ra Min Yongi Jika orang berpikir mencintai itu mudah, maka ajarkanlah aku untuk mencintaimu. Jika orang berpikir melupakan itu juga mudah, maka jangan ajarkan aku hal itu. Bers...