PART 3. DASAR TIDAK BERPERIKEMANUSIAAN!

4.3K 194 23
                                    

Kiki, Angel dan Zahra kini duduk disalah kursi yang ada didepan panggung. Acara yang diadakan Keluarga Elder saat ini adalah acara pengenalan secara resmi seluruh Pangeran Elder. Karena kini mereka sudah tumbuh dewasa dan sudah saatnya untuk memberikan posisi Kiki saat ini kepada salah satu Cucunya. Itu sebabnya Kiki memperkenalkan para Pangeran Elder kepada para pemegang saham dan partner kerja Kerajaan Bisnis Elder.

Elang duduk bersama Istri Anak kembar mereka serta Rio dan Cakka. Elang terlihat biasa saja dengan kehadiran Rio dimejanya. Itu dilakukannya karena itu adalah perintah Kakeknya. Mungkin dia bisa menunjukkan secara terang-terangan kebenciannya pada Rio didepan Kakeknya. Tapi tidak mungkin dia melakukannya didepan para pemegang saham.

Terlihat Aleyna, salah satu Anak kembar Elang dan Maudy sedari tadi terus mendongak memperhatikan Rio yang duduk disampingnya dengan tatapan kagum sekaligus bingung. Maudy yang melihatnya hanya tersenyum tipis. Sedangkan Rio yang memang sedari tadi merasa diperhatikan langsung mengalihkan pandangannya kesampingnya dan menundukkan kepalanya menatap Aleyna dengan alis bertaut bingung.

"Adek. Adek kenapa kayak gitu ngeliatinnya Om Rio Sayang?" tanya Maudy pada Putrinya. Aleyna menggelengkan kepalanya pelan dengan tatapan yang terus tertuju pada Rio.

"Om Lio Omnya Aleyna juga?" tanya Aleyna dengan aksen cedalnya sambil menatap Rio dengan takjub. Rio tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Maudy dan Cakka yang melihatnya ikut tersenyum. Sedangkan Elang tidak peduli sama sekali.

"Holeyy.., kalo gitu Om Lio punya Aleyna. Kak Daniel nggak boleh deketin Om Lio. Kakakkan udah punya Om Cakka." Kata Aleyna bersorak dengan bahagia. Membuat semuanya tertawa. Mau tak mau Rio juga ikut tertawa pelan.

"Terserah. Aku nggak peduli!" kata Daniel cuek. Membuat mereka langsung meringis. Daniel mirip sekali dengan Elang. Sedangkan Aleyna langsung manyun karena gagal membuat Kakak kembarnya memperhatikannya. Rio tersenyum lucu lalu menepuk pelan kepala Aleyna membuat gadis kecil itu mendongak menatapnya dengan tatapan berbinar senang. Dan itu lagi-lagi membuat Rio kembali tersenyum.

Setidaknya ada yang masih menerimaku disini. Batin Rio lirih.

Dimeja lain, terlihat Iel duduk bersama Alvin, Ray, Shilla dan Pricil. Suasana dimeja itu tak sehangat meja Rio tadi, meskipun salah satu diantara mereka sama sekali tak peduli.

"Diantara kalian berenam aku rasa Kak Elang yang paling memungkinkan untuk menjadi Penerus Kakek. Lihat saja disana! Selain dia Cucu tertua, dia bahkan sekarang sudah memiliki Anak laki-laki yang jelas bisa menjadi Penerus berikutnya." Kata Shilla sambil menatap kearah meja Elang.

"Memang apa hebatnya jadi Pewaris?" tanya Alvin yang sangat jelas terlihat jika dia sama sekali tak tertarik dengan posisi itu. Shilla melirik sebentar kearah Alvin lalu menatap Pricil dengan tatapan mengintimidasi.

"Jadi kapan Kak Pricil akan memberikan keturunan untuk Kak Iel? Bukankah dengan begitu Kak Iel akan lebih dipertimbangkan oleh para anggota Direksi?" tanya Shilla. Pricil menundukkan kepalanya.

"Sudahlah! Kamu apa-apaan sih Shil? Memangnya itu penting?" tanya Iel yang tak tega melihat Istrinya yang terlihat sangat tertekan karena ulah Shilla. Shilla mengalihkan pandangannya menatap Kakaknya.

"Kakak tau betul seberapa penting itu buat aku sama Mama." Kata Shilla tajam.

"Terserah." Kata Iel yang malas membahas hal yang Shilla bicarakan. Shilla menatap Iel dengan kesal.

"Kak." Panggil Ray pelan pada Alvin yang duduk disampingnya.

"Hm" Jawab Alvin berdehem sambil meminum air putih yang ada diatas meja.

Love The Elder PrincesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang