"Nona Gretavia Arsley." Via yang sedang dimake up untuk pemotretan langsung mendongakkan kepalanya menatap seseorang yang memanggilnya dari cermin besar didepannya. Via mengerutkan keningnya karena merasa asing dengan pria itu.
_____
"Saya Dayat dari Elder Corp." Kata Dayat memperkenalkan diri sambil menyerahkan kartu namanya. Via membeku menatap kartu nama yang disodorkan padanya itu. Dayat tersenyum pelan lalu menarik kembali kartu namanya karena Via tak kunjung mengambilnya.
"Saya tau apa yang terjadi pada Orangtua Nona. Karena itulah saya datang kesini. Nona harus tau apa yang sebenarnya terjadi saat itu. Oleh sebab itu maukah Nona ikut bersama saya dan mendengar penjelasannya dari Tuan Kiki Elder?" tanya Dayat lagi sambil menatap Via dengan tenang. Via mendongakkan kepalanya menatap Dayat dengan tatapan curiga.
"Apa yang sedang kalian rencanakan? Apa kalian bermaksud untuk menyakitiku? Membuatku bernasib sama seperti Orangtuaku?" tanya Via curiga.
"Kami tidak berniat jahat pada Nona. Kami ingin tau Nona kebenarannya." Bujuk Dayat.
"Apa menurutmu aku akan mengikutimu begitu saja?" tanya Via masih saja tak percaya dengan Dayat. Dayat menghembuskan napasnya lelah.
"Nona Via...."
"Kak Dayat. Apa yang Kakak lakukan disini?" Dayat langsung mendongakkan kepalanya menatap Alvin yang kini berdiri dibelakang Via sambil menatapnya tajam. Via terdiam mendengar suara itu.Ya. tak bisa dipungkiri dia sangat merindukan pemilik suara itu. namun apa daya saat takdir tak berpihak pada hati.
"Apa Kakek yang menyuruh Kak Dayat kesini? Bukankah sudah kukatakan jangan pernah mengganggu apalagi menyakiti Via!" kata Alvin yang kini sudah berdiri tegap disamping Via. Dayat kembali menghembuskan napas dan menatap Alvin lelah.
_____
"Lebih baik Kak Dayat pergi sekarang! Jangan sampai aku melihat Kakak datang lagi untuk menemui Via! Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitinya, termasuk Kakek." Kata Alvin yakin. Kini hanya tinggal dia dan Dayat karena Alvin menyuruh Via untuk kembali melakukan pemotretan sehingga mereka bisa berbicara berdua sesama pria.
"Tuan Besar tidak pernah punya keinginan untuk menyakiti gadis itu Tuan Muda Alvin. Bahkan sebaliknya. Tuan Besar ingin melindungi gadis itu dari musuh Keluarga Arsley yang sebenarnya. Gadis itu harus mendengar penjelasan tentang kejadian yang sesungguhnya. Tuan Muda mencintainyakan? Kalau begitu bawa dia menemui Tuan Besar. Kalian akan mendengar apa yang sebenarnya terjadi!" kata Dayat membujuk Alvin agar mau mendengarkannya.
"Apa saat ini Kakak mencoba memanfaatku?" tanya Alvin curiga.
"Ini untuk kebaikan kalian! Dengarkan aku dan percayalah padaku!" kata Dayat sambil menatap Alvin yakin.
_____
Rio berdiri bersandar didepan kap mobilnya. Dia sedang menunggu Ify yang sedang kuliah didepan gedung fakultas gadis itu. dan seharusnya kelas Ify selesai sebentar lagi. Rio ingin mengajak Ify untuk makan siang. Rio tersenyum saat melihat Ify berjalan mendekatinya dengan wajah yang ditekuk. Dia sangat tau pasti gadis itu sangat kesal padanya mengingat seperti apa dia menelpo gadis itu tadi.
["Pokoknya aku nggak mau denger penolakan! Kamu harus langsung keluar begitu kelas selesai. Aku akan menunggumu. Jika kamu tidak melakukannya lihat saja apa yang akan aku lakukan di Rumah nanti"]
"Siapapun yang mendapat ancaman seperti itu pasti akan langsung nurut daripada harga dirinya nggak terselamatkan." Gerutu Ify kesal saat sampai didepan Rio. Rio terkekeh pelan lalu mengacak rambut Ify dengan gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love The Elder Princes
Teen FictionPLOT: Ify Carter adalah gadis sebatang kara yang kini tinggal bersama Kakak Sepupunya yang telah ber Suami. Dia gadis yang selalu ceria dan selalu disayangi dimanapun dia berada. Termasuk oleh Saudara-saudara Suami Kakak Sepupunya. Ify memang gadis...