one

2.2K 205 5
                                    

- Hei boo......jika suatu hari nanti cita - cintaku tercapai, maka semuanya karenamu - Vernon.

- Chwe Hansol Vernon....... Apa kau masih mengingatku? - Seungkwan.

****

KRIIINGGGG......

Bell berdering panjang, menandakan waktu istirahat telah tiba. Bagai gelombang ombak, seluruh siswa berhamburan keluar dari kelas masing - masing. Berlari menuju kantin atau sekedar bersantai di taman sekolah. Sudah menjadi hal wajar di sekolah manapun.

Namun entah mengapa berdiam diri di kelas tampaknya lebih menyenangkan bagi namja berpipi chubby ini. Ia masih merapikan buku - bukunya ke dalam tas.

Boo Seungkwan. Seorang namja cantik dan ramah. Ia mulai menyandarkan kepalanya di jendela, mengamati teman - temannya yang sedang bermain basket di bawah sana. Bukan tanpa alasan ia memilih untuk berdiam di kelas saat istirahat seperti ini. Ia menyukai suasana sepi, terbebas dari gangguan apapun.

Tak selang berapa lama, dua orang namja memasuki kelas itu dan menghampirinya.

" Seungkwanie, Kajja kita ke kantin" ajak seorang namja berambut panjang. Namja itu mendudukkan dirinya di hadapan seungkwan.

" shireo.......aku tidak lapar hyung......" masih memandang keluar jendela.

" Tidak lapar?  Kau bahkan belum sarapan!"

Kali ini Seungkwan tidak menjawab. Ia masih sibuk mengamati permainan di bawah sana tanpa minat. Membuat namja yang duduk di hadapannya itu menghembuskan nafas pasrah.

Namja berambut panjang itu pun ganti memandang namja lain yang berdiri tak jauh darinya, meminta bantuan. Dan namja itu pun ikut menghembuskan nafas pasrah.

" Boo Seungkwan, jika kau tidak makan kau akan sakit . Tidak masalah sebenarnya untukku,  tapi jika kau sakit maka itu artinya Jeoonghan harus merawatmu dan mengurangi perhatiannya padaku " ujar namja yang lain.

Sontak saja ucapannya itu mendapatkan balasan sebuah pukulan cukup keras di lengannya. Dari Seungkwan?  Tidak, tentu saja tidak. Melainkan dari namja berambut panjang itu. Sementara Seungkwan?  Ia masih mengamati pemandangan di luar jendela, mengabaikan pertengkaran kecil pasangan di hadapannya itu.

" sudah, jangan dengarkan kata-kata Seungcheol hyung.....pokoknya kau harus ikut makan dengan kami"

Namja berambut panjang dengan nama lengkap Yoon Jeonghan itu kemudian menarik tangan Seungkwan.

" hyung.......aku benar - benar tidak lapar......." rengek Seungkwan. Namun sayangnya Jeonghan tetap menarik tangannya keluar dari kelas. Diikuti sang kekasih Choi Seungcheol yang berjalan di belakangnya.

Mereka sampai di kantin beberapa menit kemudian. Jeonghan mencari tempat duduk yang kosong sementara Seungcheol memesan makanan untuk mereka. Seungkwan? Ia memilih berdiri di samping mesin minuman dan menunggu teman-temannya.

" ya, bukankah itu Seungkwan? sejak kapan ia keluar dari 'cangkangnya' ?" bisik seorang yeoja yang duduk tak jauh dari Seungkwan.

" wah, masih berani menunjukkan wajahnya di depan umum setelah kejadian itu? Jika aku jadi dia ,mungkin aku sudah bunuh diri" sahut yeoja yang lain.

Entah memang suara mereka itu keras atau mereka sengaja membuat Seungkwan tersindir. Yang jelas, mereka berhasil. Seungkwan mendengar semuanya.

" ya! Jika kalian tidak bisa memanfaatkan mulut dengan baik, lebih baik sumbangkan pada yang tidak mampu! "

Jeonghan memang selalu jadi penyelamat.  Setelah mengatakan itu ia segera menarik Seungkwan menuju meja yang sudah ia tempati. Mereka, atau lebih tepatnya hanya Jeonghan, duduk nyaman di sana tanpa memperdulikan orang-orang yang memandang mereka sambil berbisik.

" sudah, jangan dengarkan perkataan mereka , kantin ini milik umum,kau bisa kesini kapanpun kau mau" ujar Jeonghan yang duduk di samping Seungkwan.

" Tidak, mereka benar.....aku yang tidak punya malu karena masih berani menunjukkan wajahku."

" Seungkwan-ah......jangan begini....." mengusap bahu Seungkwan lembut.

" atau memang lebih baik aku mati?..... "

" ya!  Boo Seungkwan! Jika kau berkata seperti itu lagi aku tidak mau mengenalmu! " bentak Jeonghan.

" wae?  Kalian ribut sekali, baru ku tinggal sebentar " sahut Seungcheol yang baru saja datang dengan nampan makanan.

" tanyakan pada sepupumu ini! dia benar - benar membuatku pusing " adu Jeonghan.

" ada apa lagi? "

" yah....seseorang berkata ingin mati tadi "

Seungcheol menghembuskan nafas lelah. Ia tentu tahu kemana arah pembicaraan ini. Bahkan rasanya ,ia mulai bosan dengan topik yang tidak berganti selama lebih dari 3 bulan belakangan ini.

" kenapa kau jadi seperti ini Boo?  Tak ada gunanya mengingat orang tidak tahu diri sepertinya! Lupakan dia seperti dia melupakanmu, mudah bukan?! " ujar Seungcheol. Ia mencoba untuk tidak meluap.

" sepertinya mati lebih mudah..." gumam Seungkwan datar.

" Ya!  Boo Seungkwan!!!!"

****
Anyeong:-P this my first fanfiction that published on wattpad. Semoga dapat respon yang baik. Jangan lupa vote and comment ya......<3<3<3

My perfect is youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang