Suasana kamar Seungkwan tampak begitu sunyi. Tak ada pergerakan sedikit pun dari si pemilik kamar yang tengah berbaring di atas tempat tidurnya. Bahkan ia pun tak menyalakan lampu kamar, hanya ada sedikit penerangan dari pantulan cahaya bulan yang membias di jendela kamarnya.
Setelah kemarin pulang dengan kondisi basah kuyup, ia masih sanggup menangis semalaman meski tubuhnya mulai terserang demam. Sang bibi pun dengan sabar menemaninya dan mendengarkan semua racauan nya saat tak sadarkan diri. Setelah diperiksa oleh dokter keluarga Choi dan diberikan obat Seungkwan akhirnya dapat tenang dan tertidur pulas.
Pagi tadi ia tak berangkat sekolah, sang bibi sudah 2 kali mengantarkan makanan ke kamarnya namun keduanya pun sama sekali tak ia sentuh. Tubuhnya terasa begitu lemas bahkan hanya untuk bangkit dari tempat tidur. Barulah saat malam mulai menjelang ia memaksakan diri untuk bangun. Sejenak ia hanya bisa terduduk dak menunduk, sakit kepala langsung menyerang saat ia bangun.
Seungkwan mengamati sekeliling nya, Benar-benar sepi. Kemudian pandanganya terjatuh pada makanan yang tertata rapi di meja kamarnya. Mungkin sudah dingin, tapi Seungkwan sama sekali tak ada niatan untuk memakannya.
Samar-samar di luar ia mendengar suara gaduh, sepertinya ada yang datang. Ia mendengar seseorang memanggil namanya dan menaiki tangga menuju kamarnya. Tak lama kemudian sesosok lelaki paruh baya membuka pintu kamar Seungkwan. Ia berdiri di sana dengan nafas memburu dan pandangan khawatir. Lelaki itu kemudian berjalan ke arah Seungkwan setelah sebelumnya menyalakan saklar lampu.
"Appa....." Panggil Seungkwan. Suaranya terdengar sangat parau dan serak.
Ya, yang baru saja masuk ke kamar Seungkwan itu adalah Junmyeon. Setelah kemarin Seungkwan dapat tertidur, sang bibi langsung menghubungi Junmyeon dan memberitahukan kondisi sang putra tunggalnya. Tak ambil waktu lama, Junmyeon langsung memesan tiket penerbangan malam itu juga. Dan disinilah ia sekarang, duduk di hadapan sang putra dengan kekhawatiran yang memuncak.
"Apa yang terjadi padamu sayang? Kenapa jadi seperti ini ?" Junmyeon mengusap kedua pipi Seungkwan yang kini semakin cekung. Ia merindukan pipi bulat sang putra yang biasa ia cubit saat Seungkwan sedang bertingkah manja. Suhu tubuh nya masih sangat panas, dan wajahnya pun pucat.
"Appa......Kwaniee ingin pulang...." Ujar Seungkwan lemah. Air mata lolos dari kedua matanya begitu saja tanpa henti. Seungkwan tak pernah bisa berpura-pura di hadapan sang ayah. Ia akan selalu jadi Seungkwan yang manja dan cengeng di hadapan pria tegar yang sudah membesarkannya seorang diri selama 7 tahun terakhir.
"Nee, kita akan pulang sayang. Apapun akan appa lakukan untukmu" Junmyeon pun langsung membawa Seungkwan ke dalam pelukannya. Membiarkan Seungkwan untuk mengeluarkan segala keluh kesahnya. Mengusap punggungnya lembut dan mencoba menenangkannya. Dalam hati ia pun merasakan sakit melihat permatanya yang terluka, satu-satunya yang ia punya.
*****
Makan malam di keluarga Choi tampak cukup ramai dibandingkan hari kemarin. Karena sang ayah datang, mau tak mau Seungkwan pun ikut turun kali ini. Meski ia sama sekali tidak bernafsu untuk makan sebenarnya. Kepalanya masih pusing dan badanya masih lemas.
Sekarang di meja itu sudah ada Seungkwan, Junmyeon, nyonya Choi, dan Dino si bungsu dari keluarga Choi. Makan malam berlangsung tenang dan santai. Sang bibi tampak begitu senang sejak Seungkwan akhirnya mau ikut makan bersama sang ayah.
" Seungkwan-ah, apa kau mau tambah lagi sup nya?" Tawar nyonya Choi.
"Tidak bibi, aku sudah kenyang" jawab Seungkwan pelan.
" Arraseo, habiskan makananmu ya"
Seungkwan mengangguk sebagai jawaban nya. Masih ada kursi kosong di antara mereka. Kemana sepupunya itu? Biasanya Seungcheol selalu ada saat makan malam. Bertengkar dengan Dino sang adik hanya karena berebut potongan daging terakhir. Namun Seungkwan bahkan tidak mendengar suaranya semenjak ia bangun tadi.
" Bibi, dimana Seungcheol hyung?"
" Dia bilang sedang ada urusan, mungkin bersama Jeonghan"
Seungkwan hanya mengangguk paham. Mungkin mereka sedang berkencan atau pergi ke rumah Jeonghan. Hubungan mereka memang sudah sangat dekat. Meski baru dua tahun berpacaran tapi mereka bahkan sudah mengenal keluarga satu sama lain. Jadi tak heran jika menemukan Jeonghan berkeliaran di rumah keluarga Choi atau sebaliknya.
" Hyung, kau benar ingin kembali ke Jeju" tanya Dino.
Seungkwan tak lantas menjawab, ia memandang sang ayah dengan pandangan memohon. Ia merasa sudah tak sanggup jika terus berada di sini. Apa yang ia nantikan sudah jelas tak akan terwujud, jadi bukankah lebih baik jika ia kembali saja. Mungkin memang itu pilihan yang terbaik untuk semua orang.
" Arra, kita akan pulang. Tapi beri appa waktu untuk mengurus sekolah mu dan yang lainnya. Tak akan butuh waktu lama. Beri appa waktu sampai 2 atau 3 hari kedepan nee?" Ujar Junmyeon lembut. Seungkwan hanya bisa mengangguk patuh. Sekalian ia ingin menghabiskan waktu dengan keluarga Choi sebelum ia kembali nanti.
" Dan selama itu, aku berharap kau tidak keberatan jika kami tinggal di sini Noona?"
" Tentu tidak, anggap saja rumah sendiri. Aku senang kalian berada di sini"
Dan makan malam pun berlanjut dengan obrolan Junmyeon dan nyonya Choi yang melepas rindu dan menanyakan kabar masing-masing.
*****
Sementara itu di tempat lain, Vernon baru saja sampai di Ftaztro. Tadi setelah selesai dari acara di radio ia mendapatkan telfon dari sang mommy yang mengatakan bahwa mereka akan makan malam bersama di restoran sang bibi. Vernon pun segera menyusul karena demi apapun, akan sangat sulit untuk membujuk sang mommy jika permintaan nya tidak dituruti. Dan di sinilah ia sekarang, duduk bersama sang Daddy, mommy, dan Jisoo yang menyambut nya dengan tatapan yang tidak mengenakkan.
" Mommy tahu kalian sedang ada masalah, tapi bisakah kita makan malam dengan santai? Jangan membawa tekanan ke meja makan" ujar Tao yang mulai jengah dengan tingkah laku kedua putranya.
" That's right, let's just eat sons, shall we?" Tambah Kris
Vernon membuang nafas panjang. Jika saja tidak ada kedua orang tuanya, mana mau ia makan se meja dengan Hyung nya itu. Mereka pun menikmati makan malam yang telah dibuat spesial oleh koki andalan di Ftaztro. Yang tentunya tak perlu di ragukan lagi rasanya.
Di tengah acara makan malam mereka, seorang pemuda tampan dengan senyum khasnya menghampiri mereka.
" Hai uncle Kris" sapanya ramah.
" Oh, Seokmin? Kau sudah kembali dari Jepang?"
Yap, pria tampan dengan senyum lebar itu adalah Seokmin, putra dari Jongdae dan Minseok, sepupu jauh dari Vernon. Ia adalah seorang penyanyi solo terkenal yang sudah tersohor di berbagai negara di Asia.
Seokmin menyapa mereka satu persatu, namun pada saat pandangan mengarah ke Jisoo ia memicingkan matanya.
" Jisoo Hyung, lama tidak bertemu. Kau semakin manis" ujar Seokmin terang-terangan.
Sekedar informasi, Seokmin memang sudah menyukai Jisoo dari dulu. Dan ia adalah tipe orang yang selalu berterus terang dengan perasaannya. Maka tak heran jika ia dengan lancangnya menggoda Jisoo di depan banyak orang, bahkan di depan kedua orang tuanya sekalipun. Dan reaksi Jisoo mendengar rayuan Seokmin? Ia hanya bisa mengerutkan alisnya tak senang dengan pujian yang baru saja dilontarkan oleh Seokmin. Manis? Mungkin mata Seokmin butuh kacamata, batin Vernon. Benar kata orang jika cinta itu buta.
" Hmmm, kalau begini mommy jadi ingin menjodohkan kalian saja"
"Mom!!!" Dan teriakan Jisoo menghadirkan gelak tawa dari ketiga orang lainnya. Sementara Vernon, ia bahkan tak peduli jika hyung nya itu menikah dengan kambing sekalipun. Kenapa harus repot memikirkan nya, sementara ada rencana besar yang harus ia jalankan untuk mendapat cinta nya kembali.
*****
Halawww semua. Pertama-tama saya mau minta maaf karena meninggalkan book ini terlalu lama. Bertahun-tahun bahkan, wewww syekaliii. Dan terimakasih buat yang udah setia nunggu updatean. Sumpah, kalian yang bikin gue balik lagi ke book ini. Nggak janji bakal fast update, tapi janji book ini akan ku tulis sampe selesai. Sekali lagi thank you so much guys, jangan lupa vote dan komen ya.😘😘😘😘🍑🐢
![](https://img.wattpad.com/cover/96566599-288-k343063.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My perfect is you
Fanfictionseungkwan mencintai sahabat kecilnya yang kini menjadi seorang idol besar. Namun seluruh dunia seakan mengejek perasaannya itu. Lalu akankah sang sahabat membalas perasaannya? Atau ketenaran telah mengubahnya? " Boo ~ buka matamu, aku bahkan belu...