Seven

950 138 29
                                    

Siang ini terasa cerah, atau bisa dikatakan cenderung panas.  Buktinya meski sudah berada di dalam ruangan ber AC, Seungcheol dan Jeonghan masih merasa gerah. Bukan karena udara, lebih karena emosi sebenarnya.

Ini sudah hampir pukul 3 dan belum ada tanda - tanda satupun member Diamond yang muncul.  Padahal Jungkook berkata mereka akan datang saat jam makan siang. Sudah dua jam lebih mereka duduk di sini. Sudah ada 3 gelas besar chocoberry dan kopi di hadapan mereka. 2 diantaranya sudah kosong dan yang satu masih setengah penuh.

" arrhgg......dimana namja-namja sialan itu, mereka pikir hanya mereka yang mempunyai kesibukan!!" geram Seungcheol.

Jeonghan menghembuskan nafasnya pelan. Ia sebenarnya juga sudah cukup hilang kesabaran menunggu para member Diamond. Tapi jika tidak segera bertemu mereka,masalah tidak akan selesai. Jadi ia lebih memilih mengalah dan memperpanjang batas sabarnya.

" mungkin mereka sedang dalam perjalanan, kita tunggu saja sebentar lagi" menggenggam tangan Seungcheol, mencoba membuatnya lebih tenang.

" hhhh....arraseo, aku akan ke toilet sebentar"

Jeonghan membiarkan Seungcheol melepas genggamannya dan beranjak menuju toilet. Mungkin 2 gelas kopi yang ia minum sudah menumpuk di kandung kemihnya.Sementara ia sendiri masih duduk di sana sambil menikmati chocoberry-nya.

****

Jisoo baru saja memasuki cafe tempat ia akan menemui sepupu namja strawberry itu. Sebuah ponsel berwarna putih masih berada di telinganya, menghubungkannya dengan seseorang di sambungan telepon.

" aku sudah sampai, dimana mereka? "

" jungkook bilang mereka menggunakan seragam SMA Saebyeong berwarna coklat.  Seorang berambut hitam dan yang satunya berambut pirang panjang"

Jisoo mengedarkan pandangannya ke seluruh cafe.  Matanya sedikit menyipit saat menemukan seseorang dengan ciri-ciri seperti yang di jelaskan lawan bicaranya. Seorang namja dengan seragam coklat dan rambut pirang panjang tengah duduk membelakanginya.

" kurasa aku sudah menemukannya, gomawo Wonwoo, kau bisa kembali berlatih "

Jisoo memutuskan panggilan itu dan menyimpan ponselnya di saku celananya. Dengan langkah ringan ia menghampiri meja namja itu.

" chogio, aku manager Diamond, maaf ji- "

DEG

Jisoo tidak sanggup melanjutkan kata-katanya, semuanya seolah berhenti di ujung bibirnya. Wajah di hadapannya benar-benar seolah membuat seluruh dunia berhenti berputar.

"jeo-jeonghan...... "

****

Jeonghan segera menoleh saat seseorang terdengar berbicara di belakangnya. Ia mendengar orang itu memperkenalkan diri sebagai manager Diamond, berarti ia orang yang sedang mereka tunggu bukan?.

"jeo-jeonghan....."

Dan yang terjadi setelahnya adalah Jeonghan yang berdiri mematung penuh ketidak percayaan memandang namja di hadapannya. Keping terbesar dalam masa lalunya yang sangat ingin ia lupakan.

" Jisoo hyung......." gumam Jeonghan lirih.

Entah mengapa tiba -tiba ia merasa sesak menghimpit rongga dadanya. Memberikan sensasi sakit yang seolah menekan paru-parunya. Bahkan membuat air mata tanpa sadar menggenang di matanya.

" Bogoshipeo, aku benar-benar merindukanmu Jeonghan"

Tanpa ijin ,Jisoo langsung menarik Jeonghan ke pelukannya. Mendekapnya  begitu erat seolah Jeonghan akan menghilang jika ia melepasnya sedetik saja. Sementara Jeonghan sendiri masih terjebak dalam rasa sakit dan keterkejutannya, hingga rasanya bernapas pun terasa begitu sulit.

My perfect is youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang