Chapter 11
Sesuatu yang aneh terjadi saat Ken memetik buah berry merah di semak blueberry. Buah itu meloncat dari induknya. Senja dan Ken berlari mengejar namun ketika Senja mencoba menangkap salah satu buah dia terkena pinalti dan tak dapat menyentuh buah."Huhuhu Aku baru ingat ini misi solo pribadi, player lain tidak bisa ikut campur, jadi terserah padamu, Ken." Senja berhenti mengejar dengan penuh penyesalan karena tak bisa membantu.
"Tidak apa apa, ini tidak sesulit memanen buah rambutan yang dipenuhi semut."
Ken langsung melompat 1 tongkat ke depan dan menyumpit 3 blueberry dengan jarinya lalu meloncat lagi kesamping dan mendapatkan 5 blueberry langsung.
Ia bergerak begitu cepat seperti monyet yang kelaparan, Mana dan Senja hanya bisa ternganga."Bodohnya, Mungkin kita memang tidak perlu membantu." Senja merasa lega
"Aku yakin guru anak itu adalah monyet." Mana naikan alis tak percaya.
Ken menyusup ke semak-semak dan balik pohon gara-gara blueberry yang menghambur. Tapi tak butuh waktu lama ia berhasil mengumpulkan 100 buah. "Setelah ini apa?" Ketika Ken bertanya, Semak blueberry virtual tiba-tiba berdiri dengan dua kaki.
"Hah makhluk apa itu, jelek sekali."Makhluk itu setinggi tiga meter tapi Ken hanya menatap bodoh.
"Jangan hanya melongo saja, kalahkan Monster itu." Teriak Mana tapi Ken hanya menanggapi dengan garukan kepala.
Boss semak ayunkan tangan sulurnya, Ken berhasil geserkan tubuh tepat waktu.
Senja berucap khawatir "Mungkin kita terlalu cepat menaikan levelnya."
"Yah, tapi itu tidak masalah karena skill Art Ken sudah tinggi." Sahut Mana.Ken melompat sembarang coba hindari serangan lalu ketika ada celah ia menyusup keselangkang boss semak dan memukul kaki raksasa itu dari belakang. Tindakan itu berhasil mengurangi HP Boss semak 5%.
"Demagenya lumayan karena Glove itu level tinggi dan mahal." Diam-diam Mana iri pada Ayu yang mendapat barang itu secara gratis.
"Kalau aja bisa bantu, aku bisa menghanguskan Monster jelek itu sekali serang." Senja terlihat khawatir namun mata merahnya seolah berhasrat untuk memburu.
Monster semak blueberry memetik buah di tubuhnya lalu dilemparkan secara acak tanpa jeda. Ken berhasil menghindar beberapa kali namun ketika ia memutuskan bersembunyi dibelakang pohon besar, ia malah kena demage.
[Terkena demage -120 hp]
Mana mulai mengumpat dari jauh.
"Hei bodoh, jangan sembunyi di pohon betulan tapi dipohon virtual!"
"Ya ampun, sepertinya Ken belum terbiasa dengan dunia semi virtual." Senja gelengkan kepala.Dari kejauhan Yuni dan Raisa memdengar teriakan Mana. Yuni coba bertanya.
"Hei, disana baik-baik saja?"
"Semua ok, Hanya masalah kecil. Kau sendiri bagai mana?" sahut Mana sembari balik menanyai Yuni.
"Aku sudah naik beberapa level berkat bantuan Raisa."'Hmm, kalau Raisa yang membantunya, pasti Yuni bisa naik level dengan cepat." batin Mana sedikit khawatir tersaingi.
Latihan yang Yuni lakukan tak terlalu sulit. I hanya harus menyembuhkan seseorang untuk meningkatkan level skilnya, dan quest pribadi seperti menyembuhkan hewan-hewan virtual yang sakit untuk menaikan levelnya.
Untuk mengeluarkan skill penyembuhan yang dibutuhkan pertama adalah orang sakit. Dengan begitu Raisa sengaja membuka lebar dadanya dengan lapang pada Monster yang menyerang.
"Iya, bagus, serang aku semuanya hahahaha."
"Dasar lemah, serangan kalian hanya menggores kulitku fufufu."
"Cepat sembuhkan, aku hampir mati."
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Art of Urban [MAoU]
ФэнтезиJudul : Magic Art of Urban Genre : Game AR, Sci-fi, School, Supranatural, Martial Art, Adventure Author : Jeff [D] Kid Sinopsis Suatu evolusi game yang dikembangkan dari keputusasaan. Game PSP Magic Art Online telah diadaptasi ke dunia nyata...