Chapter 7
Sudah seminggu sejak liburan akhir semester dimulai, Trio Mage menghabiskan masa liburan mereka di desa panen raya. Mereka melakukan ini demi menaikan level dan menaklukan dungeon. Raisa sudah menunggu petualangan ini sejak lama, saat kelas dua SMP dia sudah dihadiahi oleh orangtuanya seperangkat alat MAoU karena tanpa cacat mempertahankan gelar peringkat 1 dan memenangkan pemilihan ketua osis. Segalanya memang lebih mudah jika kau punya otak encer dan sumber uang tanpa bekerja. Namun dia berpikir memainkan itu sendirian akan membosankan. Mana telah menjadi sahabat Raisa sejak SD, mereka sering mandi bersama, bermain bersama, dan terkadang pergi belanja berdua tiap akhir pekan.Setelah kelulusan, akhirnya tabungan Mana, yang telah dikumpulkannya sejak masuk SMP telah cukup untuk membeli sebuah robe, staff, dan magic glasess dan alat lainnya yan diperlukan, dia telah mengalami hari-hari yang berat dengan berhemat namun akhirnya berhasil.
Mereka bertemu dengan Putri Senja saat melakukan pendaftaran di Akademi Magell. Akademi Magel merupakan satu-satunya sekolah khusus penyihir di kota Magelang. Standar pengajarannya sama dengan SMA atau SMK pada umumnya tapi memiliki pelajaran khusus Maggi dan ekstrakulikuler yang mendukung sistem MAoU. Syarat untuk mendaftar di akademi Magell adalah harus memiliki semua perlengkapan sihir dasar dan minimal level 20. Dengan begitu mereka berakhir didesa kecil setelah menemukan dungeon dengan pencarian yang sulit.
Mereka naik level cukup cepat sebagai party yang terdiri dari Mage. Mage memang kelas tempur yang bisa dibanggakan kekuatannya namun sebagai gantinya mereka harus membeli obat-obatan sebanyak mungkin. Mereka berharap ada Priest didalam party tapi secara tak sengaja malah menemukan kelas Cleric, suatu Class yang telah melampau Priest itu sendiri.
Seorang Cleric memang sangat berguna karena mampu memberikan Blessing pada Party dan Memberikan damage pada musuh jenis undead atau monster berelemen dark, akan tetapi itu sama sekali tidak bisa menghilangkan Poison. Racun berbeda dari kutukan, mereka harus dinetralkan dengan obat, dan obat itu sendiri sangat mahal kecuali kau bisa membuatnya sendiri.
Rukmana Safiera sekali lagi terkena racun, mereka sudah kehabisan antidote karena kebanyakan monser yang berkeliaran didaerah ini beracun. Monster seperti serigala, rubah, beruang, atau jamur hutan memiliki racun ditubuh mereka, itu menjelaskan kenapa warna bulu mereka kehijauan.
Yuni terus memberi sihir penyembuh pada Mana, namun racun itu menjadi berganda karena sumber racunnya tidak dibasmi, Raisa secara sengaja membiarkan Werewolf Chief bernafas lebih lama untuk suatu alasan, akan tetapi Mana hampir mati karena tubuhnya dijadikan umpan. Semua itu dilakukan demi memancing Ken untuk menggunakan perlengkapan sihir miliknya.
Trio Mage melihat Ken dengan tatapan menusuk, pemuda itu masih bingung tentang apa yang terjadi. Ken hanyalah pemuda polos yang baru turun gunung, jadi dia tidak tau apa-apa tentang dunia luar. Yuni yang telah menjadi Cleric berkat harta Ken juga ikut melemparkan mata tajam. Meski sedang mengemis dengan paksa, mata Yuni sangat jernih dan dipenuhi kekuatan sehingga Ken sulit mendeteksi adanya kebohongan disana.
Ken berpikir sejenak, ia mempertimbangkan apakah harus mempercayai atau tidak. Dia sadar kalau dia tidak tau apa-apa jadi dia menganalisis situasi secara mendalam. Insting pemuda itu sangat tajam karena telah hidup dialam liar untuk waktu yang lama, dia tidak akan mudah percaya pada manusia yang baru dikenalnya meski itu adalah 4 gadis cantik.
"Kenapa harus aku?"
Mana membalas dengan kesal pertanyaan dengan nada bodoh itu.
"Karena tidak ada orang lain lagi disini, dasar bodoh!"
"Kalau begitu kita kembali saja ke desa, disana ada banyak orang, kan?"
"Tck, aku tidak bisa bergerak dari sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Art of Urban [MAoU]
FantasíaJudul : Magic Art of Urban Genre : Game AR, Sci-fi, School, Supranatural, Martial Art, Adventure Author : Jeff [D] Kid Sinopsis Suatu evolusi game yang dikembangkan dari keputusasaan. Game PSP Magic Art Online telah diadaptasi ke dunia nyata...