part 4

793 32 0
                                    

Flasback

"Sya maafin aku . Aku ga bisa boongin hati aku sendiri." Isak Prilly di dalam pelukan Rassya.
"Aku ngerti sekarang aku ikhlas. Pergilah kejar cintamu itu" Rassya tampak meneteskan air mata. "Meskipun aku begitu mencintaimu tapi aku juga sadar cinta tak bisa di paksakan dan cinta juga gag mesti memiliki" Prilly semakin terisak. "Maafin aku".

Sejak kejadian malam itu Prilly berniat pergi ke London mengejar cintanya seperti kata Rassya.
Tetapi ternyata Prilly terlambat. Dengan kedua matanya ia melihat sahabat yang dincintainya tengah bercengkrama mesra dengan seorang wanita.
"Aliii" lirih Prilly. Dadanya terasa sesak tag terasa air matanya luruh begitu saja.
"Aku sudah terlambat ternyata aku bertepuk sebelah tangan. Aku pikir kedekatan kita selama ini bisa menumbuhkan cinta di antara kita tapi ternyata hanya cintaku yang bersemi Li. Semoga kamu bahagia" Prilly kemudian bergegas meninggalkan tempat itu dengan hati yang hancur berkeping keping.

Flashback off

"Ehem" suara deheman seorang pria mengagetkan dua insan yang tengah bercanda mesra.
"Alii. Lo Alii . Hey apa kabar broo ?" Ucap Rassya kaget melihat Ali sahabat lamanya.
"Baik bro. Lo apa kabar?" Ali bertanya dengan menatap wanita di samping Rassya seakan minta penjelasan.
"Oh ia kenalin ini pacar gua Aurel" kata Rassya yang mengerti tatapan Ali.
"Aurel" sapa Aurel.
"Ali" ucap Ali singkat.
"Kapan" kita mesti ngobrol bareng ada banyak hal yang perlu gue tau" ucap Ali menepuk Rassya lalu pergi begitu saja meninggalkan Rassya yang tampak bingung dengan sikap Ali.

"Sayang kok lamaa?" Pasalnya Alu sudah setengah jam meninggalkan Ghina.
"Maaf sayang tadi ketemu teman lama makanya ngobrol bentar hhehe yaudah yuk balik udah kan makannya" kata Ali.
Lalu Ali dan Ghina segera meninggalkan cafe tersebut.
Tanpa Ali sadari Rassya ternyata melihat Ali keluar dari cafe dengan menggenggam tangan Ghina.

Prilly pov
Akhirnya selesai juga. Capek sih tapi seneng. Seneng banget liat anak" kecil yang lucu. Sudah setahun ini aku bekerja sebagai guru di sebuah playgroup. Dengan bermain dengan anak" ini aku paling tidak bisa sedikit menghilangkan sakit ini. Sejak berpisah dari Rassya aku memang tidak pernah berhubungan lagi dengannya. Bukannya bagaimna ku hanya merasa tidak pantas menjadi sahabatnya lagi karena sudah melukai hatinya. Walaupun Rassya selalu mencoba menghubungiku. Dia begitu baik. Dan aku dengan bodohnya melepaskan orang baik seperti dia. Semoga Rassya mendapatkan wanita yang baik juga.
Dan setelah mengetahui Ali sudah memiliki tunangan aku semakin hancur. Aku sempat depresi waktu itu dan akhirnya memutuskan untuk.pindah rumah dan melupakan segalanya. Dan disinilah aku sekarang. Kedua orang tuaku sudah meninggalkanku untuk selamanya 2 tahun lalu tepat setelah aku mengetahui.kenyataan pahit tentang sahabatku. Kini aku hidup sebatang kara. Tapi untunglah aku mendapatkan pekerjann ini. Karna pada dasarnya aku suka anak kecil jadi aku begitu menikmatinya.
Setelah selesai mengajar aku memutuskan untuk pulang. Tapi aku harus mampir ke supermarket.
Tiba di supermarket tiba tiba mataku memanas. Pasalnya di dalam sana aku melihat Ali bersama tunangannya tengah belanja bersama. Tapi aku mencoba untuk biasa. Aku akan berpura pura tidak tau segalanya.
Akhirnya kulangkahkan kakiku masuk ke dalam.
Aku berusaha mungkin menghindar agar tidak bertemu Ali.
Tapi sayangnya Tuhan tidak berpihak padaku.
"Priii prilly" kulihat Ali tampak shock melihatku. Aku hanya tersenyum berusaha menetralkan detak jantungku. "Ya.ampunnnn Aliiiiiiiii" kataku dengan gayaku yang dulu. "Aaaaaaaaaa gue kangennnn" aku langsung memeluk Ali erat. Ali tampak membalas pelukanku.
"Ehmmmm" tiba" aku di kagetkan dengan suara deheman seorang wanita. Ali refleks melepaskan pelukanku ada perasaan tak rela Ali melakukan itu.
"Siapa sayang kok peluk" kata wanita itu langsung mengamit lengan Ali.posesif. "eh ini sahabat aku sayang namanya Prilly" katanya memperkenalkanku kepada tunangannya."ohh" wanita itu hanya ber oh ria. "Yaudah yuk pulang aku udah selesai nih" kata Ghina langsung menyeret Ali pergi.
Sebelum Ali benar" pergi aku melihat dia menengok ke arahku dan tersenyum sangat manis. Dari matanya aku melihat kerinduan yang begitu dalam terhadapku sebagai sahabat tentunnya.
Gue kangen sama lo Li. Tak terasa air mata sialan ini malah lolos begitu. Aku memutuskan untuk segera menyelesaikan belanjaku dan segera pergi dari ini.
Ini pertemuan kita yang pertama Li dan gue ga pernah berharap seperti ini jadinya. Melihat lo bersama yang lain.

cinta tak harus memiliki (bulshit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang