part 8

729 30 0
                                    

Ali pov

Permintaan Ghina selalu saja menganggu pikiranku. Bagaimana mungkin aku bisa menikahinya sedangkan kini kondisi Prilly sangat buruk.
Prilly buta.

Flashback
Setelah keluar dari ruang rawat Ghina. Ali berniat ingin menjenguk Prilly. Karna sejak awal Ghina dan Prilly kecelakaan Ali tak sekalipun menengok sahabatnya itu. Dia terlalu mencemaskan Ghina.
Tubuh Ali menegang melihat kondisi Prilly.
"Syaa semua gelap aku ga bisa liat apa apa aku kenapa sya " Prilly terus meronta dan menangis di pelukan Rasya.
"Hey kamu tenang Pril semua akan baik baik aja" Rasya mencoba menenangkan Prilly.
"Tapi kenapa aku gag bisa liat apa apa Sya hikzz hikzz " Prilly semakin terisak.

Dokter menjelaskan bahwa kecelakaan yang di alami Prilly menyebabkan syaraf matanya terganggu. Sehingga kini Prilly tidak akan bisa melihat. Entah sampai kapan. Karena luka yang di dapat Prilly lebih parah dari Ghina.

Mendengar penjelasan dokter tubuh Ali seketika melemas. Air matanya langsung mengalir di pipinya. Ali tak bisa membayangkan bagaimana Prilly akan menjalani hari harinya.

Flashback off

"Apa yang harus aku lakukan sekarang di satu sisi aku sudah berjanji untuk memenuhi keinginan Ghina. Tapi aku juga tak mau menyakiti Prilly apalagi sekarang kondisi Prilly yang seperti ini" Ali merasa dilema.

Ali melihat Prilly sedang duduk seorang diri di bangku taman rumah sakit. Tatapanya kosong. Seperti sudah tak mempunyai semangat hidup.
Ali tak tega melihat kondisi sahabatnya saat ini.
"Hay Pril" kata Ali lembut sambil berjongkok di depan Prilly.
Prilly yang memang sudah hafal suara sahabatnya itu hanya tersenyum.
Dengan lembut Prilly meraba wajah Ali.
"Bagaimana kondisi tunangan kamu Li apakah dia baik baik saja? tanya Prilly.
Ali memejmkan matanya tak menjawab pertanyaan Prilly. Air mata itu lagi lagi menetes di pipi Ali.
Prilly yang merasa tanganya basah langsung panik.
"Heey kamu kenapa nangis apakah tunangan kamu itu terluka parah? Tanya Prilly lagi sambil mengusap lembut air mata Ali.

"Bahkan saat kondisi kamu yang sudah seperti ini kamu masih sempat memikirkan orang lain Pril. Bagaimana mungkin aku tega menyakitimu dengan menikahi Ghina" kata Ali dalam hati.

"Kamu gimana baik baik aja kan ada yang sakit gag? Tanya Ali mengalihkan pembicaraan.

"Aku baik kok hanya terasa beda aja Li. Sekarang semuanya gelap. Aku gag bisa lagi liat wajah kamu" lirih Prilly menahan tangisnya.

"Kamu gag perlu takut aku janji bakal jadi mata buat kamu" kata Ali sungguh sungguh.

Prilly tersenyum. "Kamu tak seharusnya memberi janji manis kepada wanita lain Li ingat kamu udah punya tunangan" Prilly merasa sesak.

"Heyy tapi aku sahabat kamu . Kamu lupa udah dari kecil tugas aku buat jagain kamu" Ali mengusap lembut tangan Prilly yang masih berada di pipinya.

" Tapi keadaannya udah beda Li. Udah ada orang lain yang lebih berharga buat kamu jaga" Prilly hendak beranjak pergi namun Ali menahannya.

"Gag ada yang berubah aku akan tetap jagain kamu. Kamu percaya sama aku." Ali langsung memeluk erat Prilly. Prilly diam tak merespon.

"Aku pengen istirahat Li kamu anterin aku ya" Prilly melepas pelukan Ali.

Ali kemudian mengantar Prilly ke kamar rawatnya.

Sebulan kemudian

Prilly sudah mulai terbiasa dengan kehidupan barunya. Kini dia tak lagi mengajar. Hari harinya dia habiskan di panti khusus tunanetra. Karna memang kondisi Prilly yang tak memiliki keluarga lagi. Rassya entah dimana dia sekarang. Sejak mengetahui Prilly buta Rassya seakan menjauh.

Ali dan Ghina sudah hampir selesai menyiapkan acara pernikahannya. Yap Ali sudah berjanji akan memenuhi keinginan Ghina. Laki laki yang di pegang adalah janjinya.

Tapi Ali tak melupakan Prilly. Hampir setiap hari dia selalu mengunjungi Prilly. Dia tak ingin Prilly merasa sendirian.

Saat Prilly sedang berjalan tiba tiba ada seorang pengendara motor yang hendak menyerempetnya. Kondisi Prilly yang buta tak mengetahui dirinya dalam bahaya.

"Awaaasssssssssss!!!!!!!!!!!! Brakkkkkkk !!!!

Pengendara motor berniat menghindari Prilly hingga motornya menabrak pagar.

Prilly yang mendengar teriakan seseorang dan bunyi benda keras menghantam sesuatu sontak langsu g menunduk dan menangis.

"Ehh loe jalan tu pake mata lo liat gag sekarang tu motor gue ancur gara " lo" umpat seorang pria pengendara motor.

Prilly tetap menangis dan memandang lurus ke depan.

"Hey gue disini buta ya lo!!!! Umpat pria itu tambah kesal karna tak memandangnya.

Namun akhirnya pria itu menyadari bahwa wanita di depannya ini memang buta dengan mengibas" kan tangannya di muka Prilly. Tapi Prilly tetap diam.

"Cantik cantik buta" kata pria itu.

"Maaff " lirih Prilly menahan tangisnya karena ucapan pria di depanya.

Pria itu langsung merasa iba dan mengurungkan niatnya untuk memarahi Prilly.

"Dimana rumah loe biar gue anter" kata pria itu kemudian.

"Aku tinggal di panti Mutiara " kata Prilly .

"Hemmm oke ayo gue antar" kata pria itu lalu menuntun Prilly menuju panti.

"Makasih" ucap Prilly tulus.

"Its okey oh ya gue Al" kata pria itu memperkenalkan diri.

"Aku Prilly. Maaf ya Al kamu jadi jatuh karna menghindari aku. Apakah ada yang terluka" kta Prilly meraba wajah Al.

Al merasa nyaman mendapat sentuhan halus dari wanita yang baru di kenalnya ini.

"Gag gue gag papa tenang aja" kta Al kemudian.

"Nihh kita udah sampai kayaknya" Al berniat pergi namun Prilly mencegahnya.

"Kamu gag mau mampir dulu nanti aku kenalin sama Ibu Maya karna kamu udah nolongin aku" ucap Prilly.

"Udah kenal kali" ucap Al langsung bergegas pergi.

"Makasihhhhhhh " teriak Prilly lagi.

Al hanya mengacungkan jempolnya. Tapi kemudian menepuk jidat dia lupa kalo Prilly buta.

"No problemm" teriak Al.

Al terus tersenyum membayangkan bagaimana saat Prilly menyentuh wajahnya. Perasaannya seketika menghangat. Apakah ini yang dinamakan cinta pada sentuhan pertama. Aihhhhhhhhh Al langsung menggelengkan kepalanya cepat". Masa iya gue jatuh cinta sama gadis buta..

cinta tak harus memiliki (bulshit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang