part 9

737 30 1
                                    

1 tahun kemudian

Kini Ali dan Ghina sudah resmi menjadi suami istri. Namun di usia pernikahannya yang hampir satu tahun mereka belum juga di berikan momongan. Mungkin karena hal itu yang membuat hubungan rumah tangga mereka kurang harmonis.

Ghina menjadi seorang wanita karier. Pekerjaan baginya nomor satu. Karena pekerjaan juga dia sering mengabaikan suaminya.

Ali hanya bisa sabar menerima perlakuan Ghina.

Al dan Prilly. Kini mereka juga semakin dekat. Keadaan Prilly yang buta tak sedikitpun menggoyahkan niat Al untuk menikahinya.

"Aku serius pengen nikahi kamu Prill. Aku ingin selalu ada di samping kamu. Aku ingin menjadi mata kamu juga belahan jiwa kamu. Aku tulus mencintaimu. " ucap Al tulus berlutut di hadapan Prilly.

Mendengar semua perkataan Al Prilly tak bisa berkata kata. Hanya air mata yang terus mengalir di pipi chubbynnya.

"Maaf Al aku gag mau jadi beban hidup kamu" itulah penolakan Prilly. Entah sudah berapa kali Prilly menolak Al .

Saat ini Prilly sudah merasa cukup hidup tenang di panti. Dia tak ingin merepotkan lebih banyak orang lain lagi.


Ali dan Ghina tengah terlibat pertengkaran.
"Apa kamu lupa kodrat kamu sebagai istri. Setiap hari pulang larut malam. Kamu itu punya suami yang harus kamu urus" bentak Ali saat mendapati Ghina baru pulang padahal sudah jam 12 malam lebih.

"Apa sih kamu itu. Istri kerja bukannya di dukung malah di omelin gag jelas. Kamu tau kenapa aku jadi gila. Aku kesepian Li. Aku pengen punya anak. Tapi kenapa Tuhan gag juga ngasih kita anak. Hikss hiks " ucap Ghina sesenggukan.

Melihat reaksi Ghina Ali jadi tidak tega. Dalam hatinya sebenarnya Ali juga sangat menantikan kehadiran buah cintanya dengan Ghina. Segala cara dan pengobatan juga sudah di lakukan. Tapi mungkin memang belum waktunya.

"Maafin aku" Ali akhirnya luluh lalu memeluk Ghina erat. "Kita harus sabar" ucap Ali lagi. Ghina hanya sesenggukan di pelukan Ali.


"Prill makan dulu. Aku suapin ya" kata Al lalu menyuapkan makanan ke mulut Prilly. "Aku sendiri aja Al" tolak Prilly lalu merebut sendok dari Al. "Hmmm terserah deh" Al akhirnya mengalah.

Al begitu lekat memperhatikan Prilly saat makan.
'Cantik. Baik hati. Pantas saja aku begitu mencintaimu Prill. Hanya lelaki bodoh yang rela melepaskan wanita seperti kamu. Aku janji sama diri aku sendiri aku bakal jadiin kamu milik aku' kata Al dalam hati.

"Al kamu masih di situ" ucap Prilly membuyarkan lamunan Al.
"Eh iya aku selalu di samping kamu sayang" ucap Al.
"Gag usah mulai deh Al" kata Prilly.
"Hhehehehe" Al hanya cengengesan.

"Al aku pengen jalan" ke taman mau gag nemenin aku" mohon Prilly.
"Apa sih yang engga buat kamu" ucap Al.

Al dan Prilly pun pergi jalan jalan ke taman. Kini mereka sedang duduk di bangku taman.

"Eh Prill aku beliin es krim bentar. Kamu jangan kemana mana duduk di sini aja. Awass kalo macem" " ucap Al.
"Iya iya bawel sana cepetan aku mau es krim nya 2 yya hhehe" kata Prilly.
"Siapp bu boss" ucap Al. Al lalu pergi untuk membeli es krim.

"Prilly" ucap seseorang saat melihat Prilly sedang duduk seorang diri.
Prilly begitu mengenal suara yang memanggilnya barusan.

'Ali' batin Prilly. Tapi Prilly tag mengucap sepatah kata pun.

'Kamu masih buta' Ali menyadari ternyata keadaan Prilly masih sama seperti dulu.

Kini Ali hanya memandang wajah Prilly tanpa berani berbicara. Prilly yang merasa kalo Ali sudah tak ada di situ berniat untuk pergi mencari Al.

Tapi saat Prilly hendak berdiri sebuah tangan menahannya.

"Kamu mau kemana" tanya Ali.
"Maaf anda siapa" kta Prilly.
"Saya mau nyari pacar saya" kta Prilly lalu mencoba bangkit tapi Ali menahannya lagi.
"Biar aku antar" kata Ali.
"Hey Prill ini es krimnya" ucap Al yang sudah datang membawa es krim.

"Hey sayang kamu udah datang kita pulang yuk aku udah capek bnget" Prilly pura pura bersikap manja kepada Al.
"Eh iya aayo" lalu Al pergi menuntun Prilly meninggalkan Ali yang hanya bisa menahan sesak di dadanya.

cinta tak harus memiliki (bulshit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang