Part 3

347 40 1
                                    

"Dia lagi?"

Baru saja aku menutup pintu, Louis datang dengan pertanyaannya. Ia sedang menata sepatunya di rak.

Aku mengangguk, walaupun Louis pasti tidak melihat ku. "Dia hanya mengantarkanku. Seharusnya Lis, tapi ia ada urusan mendadak dengan band."

Louis segera membalik badannya dan menyipitkan matanya, disusul dengan senyuman. "Oh. Aku mengerti."

Aku memutar bola mataku. "Kami hanya teman."

Berjalan melewati Louis, aku segera melangkahkan kakiku menaikkan anak tangga.

"Anne?" kudengar suara berat datang dari halaman belakang. Aku menghentikan langkahku, rupanya dad. Ia berjalan dari halaman belakang sambil melepas sarung tangannya. Kupikir ia baru saja bermain golf.

"Daddy!" Dad mengeratkan pelukannya. Dad tidak pergi lama, tapi ntah kenapa aku begitu merindukannya.

Dad memerintahku untuk segera mandi dan bersiap untuk makan malam.

***
Karena semalam aku terlalu lelah, aku melewatkan makan malam. Kali ini aku bangun terlalu pagi, sehingga aku memiliki waktu berdandan lebih lama.

"Pagi."

"Pagi, sayang." Dad melipat korannya dan menaruh di sampingnya. "Sepertinya kau terlalu lelah semalam, Anne? Kau melewatkan makan malam." ujar mom yang datang dari arah dapur. "Ya, kemarin begitu melelahkan." walaupun aku hanya pergi ke mall. "Anne, kau berangkat sekolah di antar oleh Louis, oke? Dad masih harus membereskan beberapa berkas dirumah." kata dad.

Aku mengangguk. Tapi pagi ini aku tak melihat Louis. Lantas aku segera berjalan menuju kamarnya.

Beberapa kali aku sudah mengetuk pintu serta memanggil namanya, namun Louis tak kunjung keluar. Dengan perlahan ku buka pintu kamarnya, mataku menangkap Louis masih tertidur pulas. Tumben, ia belum bangun. Aku berjalan ke samping tempat tidurnya, mengusap pelan tangannya. "Louis, bangun."

"Hmm."

"Bangun. Antarkan aku ke sekolah." Louis mengusap matanya. "Kau tidak bersama dad?"

Aku menggeleng. "Dad sibuk."

Louis mengangguk dengan keadaan mata masih terpejam. "Ayolah, Louis!"

"Oke, oke." Louis segera berjalan ke kamar mandi. Akupun beranjak keluar dari kamarnya, menunggu di bawah.

Setelah Louis keluar dari kamar dan mengambil sebuah pisang, Louis segera mengisyaratkan ku untuk berangkat sekarang.

"Kenapa kau bangun kesiangan?"

"Tadi malam aku pergi. Baru sampai pukul 11. Dan aku tidak langsung tidur,"

"Darimana saja kau, huh?"

"Anne Hilbert, kau terlalu banyak bertanya." Louis enggan menjawab pertanyaanku. Dengan cepat ia mengupas kulit pisang yang ia bawa dan memakannya. "Bagaimana denganmu? Kau pergi ke mall dengan nya?"

Aku mengerti. Yang ia maksut adalah Tom, karena kemarin ia mengantarkan ku pulang. "Tentu saja tidak. Aku bersama Grace dan Lis."

"Tidak seperti kelihatannya." Louis berusaha menggoda. Dasar. Aku lebih memilih menghiraukannya dan mengeraskan volume musik.

***
"Anne! Mengapa kau tidak mengabariku semalam?" Lis datang dengan terburu buru saat aku baru membuka loker. Bodohnya aku, lupa mengabari Lis jika aku pulang bersama Tom!

"Maafkan aku— sebenarnya aku hendak mengirim mu pesan. Tapi aku lupa," Lis menyenderkan pundaknya pada loker disebelah. "Kau kemana saja bersama Tom?"

The Feeling (Tom Holland//Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang