*dua*

110K 2K 32
                                    

Hanna dan Hanni yang di mulmed guys👭

~//~

Dug... dug... dug...

Terdengar gedoran keras dari pintu masuk rumah.

"Eh busyet, siapa sih yang gedor pintu? Gak sabaran banget,"Siska segera bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu.

"udah Sis gua aja yang buka pintunya, paling adik gua. Nih minum dulu,"langkah Siska berhenti dan Hanna berjalan untuk membukakan pintu.

"Lama banget sih lu bukain pintunya!"seru Hanni.
"Udah tau gua cape nunggu lu! sampe lumutan nih kaki gua!"lanjut Hanni membentak Hanna.

"Gua minta uang donk,"Hanni menadahkan tangannya. "Kenapa diem? Gak ada uang ya lu? Apa perlu gua bongkar kamar lu?"

"Sebentar,"Hanna berjalan menuju kamarnya.

"Nih Nii uangnya,"Hanna memberikan uang pecahan dua puluh ribu ke tangan adiknya.

Uang dua puluh ribu itu sisah uang yang ada di dalam dompet milik Hanna. Memang bulan ini Hanna belum gajian. Uang di celengannya pun sudah habis buat ruang rawat Lydia.

"Apa-apaan nih?"Hanni melebarkan uang kertas dua puluh ribu. "Masa cuma segini sih? Pelit amat sama gua. Bagi lagi,"Hanni kembali menadahkan tangannya.

"Kakak udah ngga punya uang lagi, Nii."ucap Hanna menunjukan dompet kosong hanya berisi KTP dan foto dirinya, ayahnya, ibunya dan Hanni adiknya.

"Dasar pelit,"sentak Hanni.

"Eh lu, Hanni! Lu lupa sopan santun ya? Hanna ini kakak lu! Makin gede bukannya makin sopan malah makin kurang ajar!"Siska naik darah saat mendengar Hanni meminta duit dengan cara menyentak.

"Ohh ada tamu ya? Siapa yang ngundang lu kesini? Pergi lu sekarang!"teriak Hanni.

"Yang ngajak Siska ke sini tuh aku, Nii. Jangan marah ya,"mohon Hanna.

"Bodo amat siapa yang ngundang tuh setan ke sini. Yang penting gua mau lu pergi dari sini, sekarang juga!!,"teriak Hanni sambil menunjuk pintu keluar.

Hanna menghembuskan nafasnya, "maaf ya Sis. Kayanya lu harus pulang deh. Maaf,"ucap Hanna kepada Siska. Dengan kesal Siska mengambil tasnya dan berlalu tampa pamit kepada Hanna maupun Hanni.

Mungkin esok siang saat jam kerja Hanna di restoran, Hanna akan meminta maaf kepada Siska. Jujur saja Hanna merasa tak enak dengan Siska.

"Kamu mau kemana lagi, Hanni?"tanya Hanna saat melihat sang adik membawa tas ransel di punggungnya.

"Udah deh ya. Mending lu diem aja jangan banyak omong. Cari duit yang banyak, dan urusin ibu penyakitan yang paling lu cintai."setelah ucapan menyakitkan yang di torehkan Hanni, terdengarlah suara pintu di banting dan Hanni pergi entah kemana dan yang pasti Hanna melihat Hanni pergi menggunakan motor hitam.

Hanna menangis terduduk di sofa sambil meremas kaos yang ia kenakan.

Semenjak kejadian 4 tahun silam itu keluarganya menjadi hancur. Adiknya menjadi liar. Yang Hanna tau terakhir kali Hanna bertanya kepada satu sahabat adiknya yang bernama Vika. Vika mengatakan Hanni sering keluar-masuk diskotik.

***
"Sis, Siska tungguin gua donk,"Hanna mengejar Siska yang mencoba menghindari dirinya sejak siang tadi.

"Ada apa sih, Hann?"tanyanya membuang pandangan ke arah lain.

"Duduk situ dulu yuk,"ajak Hanna menarik lengan Siska.
"Gua minta maaf ya, Sis,"ucap Hanna tak enak.

"Buat?"

"Buat perlakuan adik gua yang gak sopan terhadap lu,"Hanna menunduk.

"Iya gua maafin, slow aja kali."

"Tapi kenapa lu gua panggil gak di jawab malah di cuekin?"

"Hanna, lu liat donk. Banyak banget pengunjung yang mau makan, makanya gua sibuk. Gua kerja lagi ya, nih nampan masih di tangan gua nih."Siska menunjuk nampan yang harus ia antar ke meja nomor 12.

***

Hanna mengambil bajunya di loker sambil terus berfikir bagaimana dia mendapatkan uang dengan cara cepat.

"Ohh ya Hann, gua masih kepo nih. Kenapa akhir-akhir ini lu jadi sering melamun."Siska menyandarkan tubuhnya di pintu loker.

Hanna melihat sekeliling untuk memastikan tidak ada orang yang mendengar pembicaraannya dengan Siska.
Hanna menghembuskan nafasnya sebelum mulai berbicara."jadi gini, ibu gua lagi butuh biaya operasi untuk mengangkat rahimnya. Dan biayannya ngga cukup murah."

"Astaga,"Siska menutup mulutnya kaget. "Gua ada tabungan, siapa tau bisa membantu biaya operasi lu."

"Gua ngga mau repotin lu, Sis. Gua juga ngga perlu belaskasihan dari lu atau orang lain."

"Tapi gua ikhlas Hann, gua ikhlas!"

"Gua tau Siska! Tapi uang yang akan lu kasih ke gua itu ngga akan ada efeknya untuk biaya operasi ibu gua, Gua butuh uang 1 millyar, Sis."

"Gua juga bingung gimana caranya supaya gua bisa dapat uang dengan cara cepat."

"Gua bisa bantu supaya lu bertemu dengan orang kaya raya yang bisa membantu lu mendapatkan uang 1 millyar,"seorang wanita datang menghampiri Hanna dan Siska.

"Mending lu jangan dengerin nih orang deh Hann."

"Maksud lu apa?"tanya Rachel. Rachel salah satu pegawai di restoran M&M saat pagi sampai sore, selebihnya dia adalah seorang wanita malam yang bekerja sebagai germo.

"Rachel.. Rachel..." Siska menepuk tangan sebanyak dua kali sambil mengelilingi tubuh Rachel. "Gua tau maksud lu apa! Lu mau jual sahabat gua ke om-om yang ada di club malamkan?"
Lanjut Siska sinis.

"Kalau iya kenapa? Masalah buat lu?!"Rachel mengisap rokoknya.

"Sialan! Lu jangan bawa sahabat gua ke neraka, setan!"teriak Siska.

"Kalau gua setan, lu apa? Malaikat gituh? lu sama sahabat lu yang sok polos itu jangan muna deh! Uang ngga bakalan dateng kalau ngga di kejar!"

"Haha... dasar bego! Emang uang punya kaki? samapai harus di kejar?"tawa Siska sumbang.

Rachel mengeluarkan kartu namanya, dan memberikan ke tangan Hanna."Hubungin gua kalau lu benar-benar sayang sama ibu lu! Kesempatan tidak datang untuk kedua kalinya!"

Siska merampas kartu nama Rachel dari tangan Hanna."ngga, lu ngga boleh terima tawaran dari Rachel! Dosa Hann."

"Tapi ini semua demi ibu gua, Sis. Gua ngga mau kehilangan ibu gua, Sis. Gua sayang sama ibu, dan gua rela menghalalkan segara cara,"Hanna merebut kartu nama Rachel dari tangan Siska dan berlari sebelum Siska mengambil kartu nama Rachel kembali.

***
Hanna sampai rumah dan melihat sang adik sedang duduk di kursi ruang tengah sambil merokok.

"Hanni, kamu merokok?"tanya Hanna kepada Hannni. Hanni hanya memandang Hanna datar ia tak berniat menjawab pertanyaan Hanna.

"Hp gua rusak, dan sekarang gua mau lu beliin Hp baru!"ucap Hanni.

"Aku ngga punya uang, Nii. Coba kakak liat hp kamu sini, siapa tau hp kamu bisa di bertulkan."Hanna mengambil hp milik Hanni yang tergeletak di atas meja.

"Hpnya ngga rusak kok, ini masih bisa menyala."

Hanni merampas dan membantingnya ke dinding,"nah, hpnya sudah rusak kan? Sekarang masih ngga percaya kalau hp gua rusak?"

"Kenapa diem? Ngga mau beliin gua hp baru? Kalau ngga mau gua pastiin kalau lu bakalan nyesel karna ngga beliin gua hp baru!"

_____________

"Jadi lu terima tawaran gua?"tanya Rachel.

"Iya aku terima tawaran kamu."

"Bagus, sekarang lu harus sedikit di make over untuk menjadi cantik dan sexy. Tarri, buat perempuan ini menjadi mempesona,"teriak Rachel kepada salah satu orang suruhannya.

~//~

#1. The woman one billion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang