Extra part

75.7K 1.1K 86
                                    

Happy reading😎

***


6 tahun yang lalu Hanna melahirkan sepasang anak kembar yang diberi nama, Aura Deana latisha Colin dan Adrian Deren braxton Colin.

Aura mempunyai wajah cantik menawan seperti sang ibu, Hanna.

Sedangkan sang adik kembar, Adrian. Mempunyai wajah tampan seperti sang ayah, Brian.

Kedua anak Brian dan Hanna hampir mempunyai sifat seperti sang ayah, sifat keras kepala, sifat bossy juga sifat tukang perintah. Apalagi sifat Brian sangat melekat kepada putranya, Adrian.

Sedangkan Hanni 6 tahun yang lalu juga melahirkan seorang anak laki-laki tampan yang di beri nama, Boyno Colin.

Anak laki-laki Hanni bagai pinang di belah dua karena Boyno benar-benar seperti duplikat saat Barrak kecil, sifat playboynya mirip seperti kakek dan ayahnya.

Dan sekarang Hanni pun sedang mengandung anak ke2nya dengan Barrak, dan sudah di perkirakan kalau Hanni mengandung anak kembar berjenis kelamin laki-laki.

***

Adrian duduk di bangku taman sekolah sambil mengayun-ayunkan kaki mungilnya. Di sampingnya Aura sedang duduk sambil memegang kotak bekal buatan aunty Hanni.

"Dek, masakkan aunty Hanni enak ya."ucap Aura kepada Adrian yang sedang memerhatikan teman-teman sebayanya.

Aura menggigit ayam gorengnya dengan lahap.

"Gak! masakkan aunty Hanni gak enak. Enakan masakan mama!"marah Adrian.

Aura memandang adik kembar sebentar lalu kembali menyantap bekalnya.

'Andai saja mama bisa melihat, seperti aunty Hanni. Pasti mama yang akan memasak dan menyiapkan bekal untuk kami.'

Aura dan Adrian sedang menunggu mobil jemputan di depan gerbang sekolah.

Lagi-lagi kata andai terucap di bibir mungil Adrian.

'Andai aja mama bisa melihat. Aku ingin mama menjemput aku dan kak Aura di sekolah. Seperti teman-temanku.'

Sesampainya di rumah Adrian masuk ke kamar dan menelungkupkan wajahnya di bantal.

Dia benci melihat keseruan aunty Hanni Yang mengejar Boyno sepupunya karena tidak mau makan.

"Aura sayang."Hanna meraba wajah anak perempuannya.

"Iya ma, ini aku Aura."Aura melepas tasnya lalu memegang tangan Hanna.

"Kamu sudah Makan siang sayang?"tanya Hanna.

"Sudah ma, tadi aku makan bekal yang di buatkan Aunty Hanni. bekalnya enak sekali ma. Kapan-kapan mama masak seperti aunty Hanni ya ma."

"Aura!"Pekik Brian marah.
"Jangan meminta hal aneh-aneh sama mama! Mama kamu itu tidak bisa menuruti semua kemauan kamu!"marah Brian. Brian marah karena ia takut terjadi apa-apa dengan istrinya. Apalagi tadi ia mendegar Aura meminta mamanya untuk memasak.

Aura menunduk takut lalu duduk menjauh dari Brian dan Hanna.

***

"Sini sayang aunty ambilin nasi buat Adrian."

"Gak. Aku ngga mau aunty yang ambilin. Aku mau mama yang ambilin nasi buatku!"teriak Adrian kencang.

"Sini biar mama yang ambilin."Hanna berdiri, ia meraba meja untuk mencari tempat nasi.

"Hanna duduk!"perintah Brian.
"Kalau Adrian tidak mau di ambilkan oleh Auntynya. suruh dia ambil sendiri!"

"Yasudah, aku ngga mau makan."Adrian turun dari bangku susah payah karena bangku yang ia duduki tinggi berbeda dengan tubuhnya yang masih pendek karna umurnya yang baru menginjak 5 tahun.

Hanna memasuki kamar Adrian. Bocah itu sudah memiliki kamar sendiri.

"Maafkan mama sayang, andai saja waktu itu mama nurut sama papamu. mama yakin, kita bisa ngumpul dan main bersama kak Petter dan mama bisa melihat. secepatnya mama akan mencari kornea yang cocok, supaya mama bisa memandang wajahmu dan wajah kak Aura. juga supaya mama bisa menjadi ibu normal seperti yang kamu dan kakakmu mau. "Hanna mengusap wajah Adrian sambil merabanya. "kira-kira setampan dan secantik apa wajah kalian berdua nak? Mama ingin melihat wajah kalian."setetes air mata jatuh di pipi Hanna.

***

Hari berlalu semakin cepat. Kedua anak kembarnya pun sudah tumbuh menjadi wanita dan pria dewasa.

Hari ini Aura akan di pinang oleh pria mapan salah satu teman bisnis Adrian.

Senang bercampur sedih melanda Hanna.

Senang karena anak perempuannya akan membina keluarga dan sedih karena Hanna tidak bisa melihat prosesi pernikahan anaknya.

27 tahun Brian, Barrak dan keluarga lainnya mencari pendonor kornea mata yang cocok untuk Hanna. Namun tidak dari satu orang pun yang mendonor cocok dengan kornea mata Hanna.

"Ma, mama jangan menangis. Aku akan merekam prosesi pernikahanku. Supaya kelak mama bisa melihat, bagaimana cantiknya aku, bagaimana bahagianya aku."Aura memegang kedua tangan hangat Hanna.

pernikahan Aura berjalan dengan lancar dan haru bahagia.

Hanna yakin kelak dia bisa melihat kembali entah kapan, yang pasti Hanna ingin melihat cucu-cucunya kelak sebelum dia menghembuskan nafasnya.

Hanna yakin kelak dia bisa melihat kembali entah kapan, yang pasti Hanna ingin melihat cucu-cucunya kelak sebelum dia menghembuskan nafasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
#1. The woman one billion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang