Aku baru saja ingat, bahwa handphoneku terjatuh dekat lahan kosong itu. Menyorotkan senter dari kanan ke kiri, tak ada siaPa siaPa dalam kegelapan ini. Pinjakan tanah yang lunak bekasku jatuh sudah tidak berbekas? Padahal tadi bekas sepedaku masih berantakan di sisi ini.
Bayangan dari cahaya redup, menampilkan seorang membawa sekop mengarah untuk menyerangku dari arah kanan. Aku pun menjatuhkan diri ke tanah, 'BUGG'. Membalik badan, dan lelaki itu pun siap memukulku dengan sekopnya.
'DRAPP!' ku menggulingkan badan kearah kiri. Dan menendang lututnya dengan kaki kiriku. Aku bangkit untuk berdiri.
"hey kau, maafkan aku apabila aku menabrakmu. Aku menyesal!" bentakku dengan penuh amarah.
"shut up!" gumamnya. Dia pun bangkit dengan sigap, ditambah tonjokan lengan kirinya yang semPat ku tangkis dengan tidak sempurna.
"ARR!!" ucapku kesakitan. Tangkisanku rupanya membuat lelaki itu terPancing dengan tonjokan kanannya kearah perutku. Aku kurang latihan self defenseku.
Aku pun membungkuk memegang perutku yang sangat nyeri itu. Lelaki itu memegang punggungku, dan menendang perutku lagi dengan lututnya beberapa kali.
Sampailah aku mendorong badannya, hingga dia jatuh terguling karena medan lahan ini menurun. Aku pun mengejarnya, dan menendang punggungnya untuk balasan kesakitanku saat dia belum bangkit dari gulingannya itu. '
sret!!' dia menarik kaus kakiku dan menarik kakiku hingga daku pun terjatuh di sebelahnya. Dia pun bangkit, aku dengan posisi masih terlentang, dia menahan kedua tanganku di atas kepalaku.
ASTAGFIRULLAH, Ya Allah tolong lindungi aku! Aku tidak bisa bergerak, karna badanku dikunci olehnya. Aku pun mengadukan kepalaku dengan kepalanya dengan keras, hingga dia sedikit melemah, aku menendang badannya hingga dia terjungkal ke pinggir lahan ini.
Aku usahakan bangkit, tapi hanya kuat sampai aku duduk, sambil memegang kealaku yang sangat sakit ini. Aku belum puas dengan keadaan, aku paksakan berdiri, berjalan kearah lelaki itu dengan memegang kesakitan perutku ini. Kutarik kerah hodienya dan kutonjok wajahnya sekali dan mendorongnya terus hingga ke jalan. Supaya cahaya menerangi siaPakah dia sebenarnya.
Entah dia menyerah atau bagaimana, dia terdiam sambil menghembuskan banyak nafas karena kesakitannya. Akupun mendekatinya, karena aPabila dia sudah menyerah aku dilarang menyerangnya. Aku memastikan agar dia tidak mati ditanganku.
'KRAP!!' dia mengunci kedua kakiku, dan 'BUGGG!!!' aku terjatuh dengan posisi tempurung belakangku jatuh pertama. "akkhhh... huuu haaa" ucapku yang tak karuan, menahan sakit kepalaku ini. Membuka mata saja, susah, apalagi bangkit. Kukira aku sekarang yang menyerah.
Ku buka mataku pelan pelan, aku melihat buram, sebuah wajah gelap. Hanya terlihat dagu brewokan dan mulut dengan darah yang mengalir dari hidungnya. Tak kuasa menahan sakitku ini, aku pun mulai lemas. Dan mendengar suaranya yang sediki tak jelas.
"aku bukanlah pria pengecut yang ingin mengalahkan perempuan dalam pertarungan, ini hanyalah hari ujian pertamamu" ujarnya membuatku terkantuk dan merasa melayang dengan semua kesakitan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attack Yourself
Short StoryTantangan dan Ancaman selalu datang dari orang - orang sekitar kita. Haruskah kita percaya dengan semua omongan mereka? apakah semua itu benar tentang kita? keluarga? guru? teman? orang asing? siapa yang patut kita percayai. Tentunya hanya Allah. T...