Part 7

8 3 0
                                    


Semua orang mati, penuh peluru, darah dimana mana, tonjokan demi tonjokan, ku ingat segalanya, dan tidak pernah aku lupakan. Sudah dewasa memang diriku ini, terlebih lagi sudah tercatat sebagai anggota Negara ini. Hukuman Pasti dilaksanakan, pengadilan yang tidak aku mengerti pun harus dilaksanakan. Pengacara yang tidak begitu aku percaya, karena sudah kuamati dengan jelas dia ingin membebaskan aku dengan hal tersembunyi di baliknya.

Dibalik semua itu, setidaknya aku bisa beristirahat dibalik jeruji besi ini untuk sementara waktu. Mengobati luka memarku diseluruh tubuhku, menenangkan diri untuk menghadapi kehidupanku selanjutnya.

"Saudari Nupi Azizah didakwa membunuh 2 pengawalnya sendiri, seorang pegawai sekolah laki - laki dan seorang perempuan yang diduga adalah ibunya sendiri. Barang bukti berupa pisau, pecahan lampu meja, dan beberapa pistol sudah menjadi barang bukti sah dengan keakuratan sidik jarinya 99% adalah milik saudari Nupi Azizah"

Aku berdiri ditengah pengadilan, dan mencoba mengerti bagaimana prosedurnya. "Perempuan imut pembunuh!"—"kutu buku pembunuh!!" cacian orang orang yang datang Pada saat itu. Aku pun berbalik badan, melihat keadaan. Semua tatapan dari pihak korban yang tidak aku kenal itu terlihat membenciku. Aku melihat kearah pihakku, Pa Saridjan dan rekan rekan sisanya yang tak sempat aku bunuh. Mereka semua tersenyum puas memandangku. Aku ini dalam sebuah permainan, dimana aku dimainkan oleh seseorang sehingga aku kalah dalam permainan ini.

"Yang Mulia!!! Dia!! Dia orang yang menjebakku!! Aku baru saja melihat wajahnya hari ini!!! Sedari kemarin dia kabur dari ku!! Yang mulia dia namanya Pa Saridjan!! Wakasek sekolah ku sendiri merencanakan pembunuhan ini!! Dan dia yang menjebakku dalam masalah ini!! Tolong saya, saya sedang sakit yang mulia!" bentakku menunjuk nunjuk kearah Pa Saridjan, karena wajah yang aku cari selama ini di pengadilan akhirnya muncul.

"terdakwa dilarang memohon selagi waktu ini" ujar keras salah satu wakil hakim.

Aku tidak percaya, Pa Saridjan lah yang selama ini menjebakku di sekolah. Dia mengintaiku dengan cctv. Bersama remaja remaja lelaki hodie itu, remaja lelaki hodie itu bisa menjadi saksi. Aku akan mengumpulkan pikiran sebelum aku ditetapkan sebagai tersangka. Supaya aku bisa melawan semua tuntutan yang ada, karena aku tidak salah.


Attack YourselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang