S A T U

474 219 272
                                    

Pagi ini seperti biasa tidak berkesan di hati Pinky, gadis itu harus menunggu angkutan umum yang lewat di depan perumahannya. Namun tak kunjung datang.

Setelah bergulat dengan pikirannya sendiri, akhirnya ia kembali ke rumahnya dan mengambil kunci motor dan berangkat ke sekolah.

Pinky masih menikmati keramaian pagi hari kota Jakarta, ia kesal karena sepagi ini Jakarta sudah sangat padat padahal ia memakai motor tapi tetap saja motor itu tidak bisa jalan karena kepadatan. Apa lagi ia harus buru-buru untuk sampai di sekolah karena harus mengerjakan pekerjaan sekolah.

Setelah 20 menit perjalanan menuju ke sekolah, gadis itu sampai di sekolah dengan selamat sentosa.

Dan sekarang di sinilah Pinky berada. Di depan gerbang SMA Nusantara karena ia datang terlambat.

Gadis itu harus berada di luar sampai jam pelajaran pertama usai, ia kesal bukan karena ia terlambat. Akan tetapi ialah satu-satunya anak kelas X yang sedang terlambat dan itu sama sekali tidak mengenakkan.

Pinky juga kesal dengan kakaknya, siapa lagi kalau bukan Regan. Kakaknya yang baru saja sampai di sekolah, andai ia tahu jika Regan telat dan membawa motor sendiri, Pinky akan ikut dengan Regan tanpa harus membawa motor sendiri.

"Eh, lo anak kelas sepuluh kan? Sini lo." Pinky terkejut dengan panggilan dari seorang gadis cantik yang duduk bersama dengan teman-temannya yang tak kalah cantik juga dan sepertinya itu adalah salah satu geng most wanted girl di sekolahnya, Pinky hanya duduk diam dan melihat ke belakang dan ke sampingnya.

"Lo manggil gue?" tanya Pinky.

Gadis itu mendengus kesal.

"Emang anak kelas sepuluh di sini siapa lagi selain lo?" dengan tatapan datar Pinky bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke arah kakak kelasnya itu.

Gadis cantik itu mengambil uang dan memberikannya kepada pinky.

"Lo beliin gue teh kotak lima." ucap gadis itu sambil memberikan selembaran uang kepada Pinky.

Pinky terkejut melihat uang yang di berikan kakak kelasnya itu.

"Lo nyuruh gue beli teh kotak lume dengan uang lima ribu? Lo udah gila yah?"

Gadis itu hanya menatap Pinky dengan tatapan sinis yang membuat Pinky harus mengikuti apa yang di perintahkan seniornya yang menyebalkan itu.

'Senior sialan.' batin Pinky, gadis itu melangkah menyebrang tanpa melihat ke kiri dan ke kanan karena sangat kesal.
.
.
.
BRUK!
.
.
.

Tanpa sengaja orang yang sedang mengendarai mobil berwarna hitam menyambar Pinky hingga membuat Pinky terkejut dengan lutut yang kini sudah mencium indahnya aspal.

"Mobil sialan, keluar lo!" teriak Pinky membuat orang yang berada di dalam mobil itu menurunkan kaca mobilnya.

"Lo kalau jalan liat-liat." ucap laki-laki itu datar kemudian kembali mengangkat kaca mobilnya dan jalan menuju parkiran depan sekolah.

Pinky begitu terkejut dengan ekspresi lelaki itu, membuatnya emosi dan langsung berdiri menyebrangi jalanan kemudian memberikan pesanan dari kakak kelasnya.

Love Will RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang