E M P A T

218 124 42
                                    

"Kak Egan, Ef mau deh main-main di taman sama mami dan Papi." kata suara lucu itu.

Bocah lelaki yang sedang bermain boneka dengan adiknya itu langsung berlari menuju kedua orang tuanya yang sedang berpelukan di sofa ruang keluarganya.

"Mami." panggil bocah itu dengan sedikit berteriak.

Merasa ada yang memanggilnya Andini langsung melepaskan pelukan suaminya dan menatap putra sulungnya yang sedang menatapnya. "Kenapa Regan sayang?" tanya andini sambil mengelus rambut sang anak.

"Adek Ef katanya mau main di taman sama Mami Papi." kata Regan membuat Andini tersenyum.

Radit yang melihat itu tersenyum lalu mengangkat putra sulungnya gak duduk di pangkuannya. "Baiklah, besok kita sekeluarga akan pergi ke taman untuk piknik."

"HOREEEE." teriak Regan dan Pinky kecil, kedua bocah itu berlari mengelilingi kedua orang tuanya yang sedang duduk di sofa berwarna putih itu.

"Oke, guys sekarang ayo kita tidur." kata Andini menginterupsi kedua anaknya, lalu wanita itu menggendong Pinky dan Radit menggendong Regan mereka berdua membawa kedua anaknya di kamar mereka karena pada dasarnya di setiap weekend mereka akan tidur berempat.

Pagi hari yang cerah keluarga bahagia itu langsung menuju ke salah satu taman kota yang tak jauh dari rumah mereka.

Di sana terlihat Pinky kecil sedang bermain bersama sang kakak--- Regan sedangkan kedua orang tua mereka-- Andini dan juga Radit hanya mengawasi kedua anak mereka sesekali Andini akan mengabadikan momen-momen terbahagia menurutnya, kadang ia akan memotret sang suami yang tengah tersenyum menatap kedua anaknya yang sedang berlarian atau ia akan memotret kedua anaknya yang sedang tertawa.

"Mami, mami Ef mau beli gulali deh." kata Pinky, gadis kecil yang memakai baju berwarna merah jambu itu melangkah untuk menghampiri kedua orang tua mereka yang sedang duduk di gazebo. Namun ketika ia sudah hampir sampai seorang anak lelaki tidak sengaja menyenggol kaki gadis kecil itu dan membuat Pinky terjatuh. Karena takut, akhirnya anak lelaki itu langsung berlari tanpa membantu Pinky untuk berdiri.

"MAMIIIII." teriak Pinky dengan tangisan yang sudah pecah, Radit dengan sigap menghampiri sang putri lalu menggendong putrinya itu untuk menenangkan, sedangkan Andini wanita itu langsung berjalan ke mobil untuk mengambil kotak p3k.

"Sayang, coba kamu turutin Efsun dulu, biar aku obatin lukanya." suara lembut dari Andini membuat Radit menoleh lalu duduk di gazebo dengan Pinky yang berada di pangkuannya.

"Papi, Efsun sakit lutut Efsun sakit." rengek Pinky, gadis itu memeluk sang ayah sedangkan sang ibu hanya geleng kepala sambil tersenyum karena anaknya sangat menja dengan sang ayah.

"Nah lukanya sudah sembuh sayang, sekarang Efsun bisa main lagi." kata Andini dengan lembut seraya mengelus rambut Pinky namun gadis itu hanya menggeleng.

Radit yang melihat itu hanya terkekeh, lelaki itu mengecup puncak kepala putrinya dan mengelus dengan lembut rambut sang istri. "Biarin aja dia kayak gini sayang, mungkin dia kangen sama Papinya."

Andini hanya mengangguk seraya mengedarkan pandangannya untuk mencari sang anak sulung yang entah pergi kemana. Namun ia kembali tersenyum lebar ketika melihat sang anak sulung datang membawa makanan kesukaan sang adik yaitu gulali.

"Ini buat adek Efsun, jangan nangis lagi yang dek."

Pinky menerima gulali yang di sodorkan sang kakak. "Makasih kak Egan."

"Jadi cuma kak Egan yang dapet makasih? Mami engga? Padahal mami udah obatin luka Efsun loh." kata Andini pura-pura cemberut.

"Makasih mami, makasih Papi, makasih kakak." mereka berempat kompak tertawa bahagia.

Love Will RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang