2K 256 53
                                    

Semua mata mengarah pada seorang Taeilㅡ bukan, lebih tepatnya gadis di sampingnya. Siapa juga yang tidak terpesona dengan kecantikan surgawi seperti dewi-dewi dalam mitologi Yunani itu, walaupun memang benar adanya jika ia adalah salah satu makhluk dalam mitologi Yunani. Seorang Nymph, roh alam yang bersarang pada pantai tak dikenal di daerahnya sekarang.

Sepanjang jalan mereka menatap keduanya dan berbisik. Ada yang memuji, bahkan mengolok.

Mungkin mereka berbisik seperti itu karena terkagum dengan visual Shofia.

"Cantik sekali gadis itu."

"Kok cowok pendek, jelek seperti dia bisa mendapat gadis sesempurna itu?"

"Cowok itu beruntung sekali!"

"Apa ceweknya gila? Kenapa mau-mau saja dengan cowok seperti itu?"

"Seperti itu? Apa maksudnya?" Taeil mengepalkan tangannya menahan geram. Ingin sekali dia membalas orang-orang yang mengatainya itu.

Ingat, Taeil. Hukum masih berlaku, jangan melakukan tindakan melawan hukum. Sugestinya kepada dirinya sendiri.

"Shofia, bisakah jalan lebih cepat?" pinta pemuda itu dan hanya mendapat anggukkan dari Shofia.

Saat mereka sibuk mempercepat langkah, tiba-tiba langkah Taeil terhenti. Manik matanya mendapati sosok yang selama empat bulan terakhir ini ia kagumi. Perempuan berambut panjang kecoklatan, berbadan bagus yang sekarang memakai dress berwarna soft pink itu ada di hadapan Taeil.

"Oh, tidak!" Celetuknya. Taeil panik saat melirik ke arah Shofia. Bagaimana jika perempuan yang ia suka mengetahuinya bersama perempuan lain? Bisa-bisa rencana pe-de-ka-te Taeil kali ini hancur total.

"Taeil!" Gadis itu memanggilnya dan melambai-lambaikan tangannya sambil tersenyum lebar.

"Mampus..." gumamnya kecil.

"Wah! Kamu mau pulang?" tanya gadis itu karena Taeil berjalan ke arah apartemennya.

Seketika Taeil kikuk sendiri. "Eh-oh, iya."

Gadis itu melirik pada seseorang di samping Taeil dan bertanya lagi. "Dia siapa?"

"I-itu... dia... dia..." Ia menggigit bibir bawahnya. Mencoba memutar otaknya mencari jawaban yang pas. "Dia saudaraku! Iya, kami saudara, saudara jauh." Taeil tersenyum hambar.

Gadis itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti. "Kalau begitu, aku duluan ya. Dah, Taeil." Gadis itu melambaikan tangannya lalu pergi.

"bye, Rose.." Taeil terus saja memandang seperginya gadis itu hingga hatinya betul-betul retak saat ia tahu gadis tadi menggandeng lengan seorang laki-laki lain.

"Hey, Taeil. Itu tadi orang yang kau maksud?" tanya Shofia penuh selidik.

Taeil mengangguk kecil. Hatinya remuk seperti dilindas kereta saat ini. Moodnya benar-benar hancur.

"Malangnya, aku mengerti perasaanmu.."

"Jadi, ruanganmu disini." Jelas Taeil saat memasuki kamar yang biasanya dipakai Jaehyunㅡtemannyaㅡsaat menginap.

Shofia yang baru pertama melihat kamar lengkap dengan isinya langsung menjatuhkan tubuhnya di kasur itu. "Woah! Empuk sekali!" Pekiknya senang.

"Heh jangan berisik." Tegas lelaki itu.

Shofia bungkam dan menurut ucapan Taeil. Gadis itu mengerucutkan bibirnya, membuat wajah cantiknya itu berubah menjadi sangat imut.

Astaga, begitu menggemaskan. Bibir tipis kecil berwarna merah itu membuat Taeil gemas. Ditambah lagi dengan raut wajah sedikit kesal itu ... Taeil! Sadarlah. Dia bukan manusia. Jangan sampai kau menyukainya. Apalagi memiliki imajinasi kotor dalam otakmu tentangnya.

"Shofia, pakai bajuku yang disana. Karena aku tidak memiliki pakaian perempuan, jadi, pakai itu dulu saja." Taeil menunjuk tumpukkan baju di dekat Shofia. "Memakai dress semacam itu juga tidak nyaman, kan?"

Shofia hanya mengangguk kecil. Ia menuruti ucapan lelaki itu. Gadis itu berdiri dan akan membuka dressnya. Taeil tersentak dan memekik.

"Kau mau apa!?"

"Kau menyuruhku ganti. Jadi, apa salahnya?" ucap Shofia polos.

"Tunggu aku keluar dulu. Mengerti?" tanya Taeil menegaskan.

Ia menutup pintu ruangan Shofia dan pergi ke ruangannya. Kenapa ada makhluk seperti dia? Memang mereka tak punya malu sampai berganti pakaian dihadapan orang lain? Kalau melihat kejadian seperti itu setiap hari, jantungnya dan pikirannya bisa tidak sehat.

Taeil melepas jaketnya dan menggantungnya di gantungan baju belakang pintu. Ia berganti pakaian menjadi seperti yang biasa ia pakai di rumah. Kaos oblong dan celana pendek seatas lutut.

Saat membuka pintu, ia mendapati Shofia berdiri dengan kaos lengan pendek yang longgar milik Taeil. Ia menurunkan pandangannya sampai kaki Shofia. Tunggu, ia tak melihat celana pendeknya dipakai Shofia. Hanya kaos longgar itu yang menutup tubuh atasnya sampai betis.

Belum juga sepuluh menit, Taeil harus bertemu lagi dengan pemandangan penggoyah iman ini.

"Taeil-ah, bagaimana?" tanyanya polos.

"Apanya bagaimana? Kau tidak memakai celana itu?!" tanya Taeil dengan tidak santai.

Coba bayangkan saja jika dihadapan seorang lelaki ada seorang perempuan berkaos longgar yang menutupi tubuh atas hingga betis dan tidak bercelana? Memakai dalaman pun masih dipertanyakan.

Taeil mulai berpikiran kotor saat ini. Yah, namanya juga lelaki. Disuguhi semacam ini bagaimana bisa tidak berpikiran semacam itu.

"Aku tidak bisa memakainya."

"Tapi kau harus memakainya!" Bentak Taeil kepada gadis itu.

"Aku tidak tahu caranya."

Ya, ya. Dewi Yunani mana yang menggunakan celana sebagai pakaian mereka? Akan terlihat aneh menggunakan celana yang terlihat sama sekali tidak anggun bagi mereka jika dipadankan dengan wajah cantik mereka.

"Masukkan kakimu kedalam lubangnya satu persatu, lalu naikkan. Lakukan sendiri!" Taeil pergi begitu saja setelah mengucapkan ucapannya.

Shofia yang benar-benar tidak tahu menahu soal memakai celana hanya bisa diam dan mencoba melakukan instruksi Taeil. Setelah selesai, ia menggerutu.

"Ini tidak nyaman."

Tok! Tok!

Seseorang mengetuk pintu apartemen Taeil. Shofia yang mendengar itu lalu berjalan ke sumber suara dan membuka pintunya.

"TaeㅡIl... Hyung?" suara itu berhenti mengucapkan nama sang pemilik apartemen. Ia terkesima melihat sosok dihadapannya.

"Ya! Taeil Hyung! Pacarmu boleh juga. Hehe." Teriak lelaki itu ke dalam apartemen Taeil.

Taeil yang mendengar itu segera berlari menemui tamunya. Ia panik. Tidak tahu harus bagaimana menjelaskan ini semua.

"J-Jaehyun?! Kenapa tiba-tibaㅡ"

"Katanya kau tidak di apartemen, hyung. Jadi aku susul saja. Eh, ternyata sedangㅡ" ucap Jaehyun terputus.

"Apa?! Jangan berfikir yang tidak-tidak!"

"Hei, wajahmu memerah! Kau beneran habis 'itu' ya?" goda Jaehyun makin menjadi.

"T-Tidak! Jangan salah paham! Aku tidak melakukan apapun!"






Nymph ● Moon Taeil ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang