830 185 21
                                    

Pagi hari yang cerah di hari sabtu. Kini Taeil sudah duduk di meja makan dan menikmati sarapannya, begitu juga Shofia yang duduk berhadapan dengan Taeil. Wajahnya yang tak seberseri biasanya membuat Taeil heran. Ada apa dengan gadis ini?

"Shofia, ada masalah?" tanya Taeil dan hanya diberi gelengan lemah. "Kalau ada masalah, kamu bisa cerita." Sambungnya dan beranjak dari duduknya.

Shofia benar-benar bingung sekarang, apa ia harus mengatakan apa yang ia lihat atau malah menyembunyikannya. Dan lagi, satu kejadian aneh muncul setiap kali ia pergi tidur, membuatnya merasa tambah resah.

"Nanti malem gimana kalau kita nonton?" ajak Doyoung kepada teman-teman se-geng-nya.

Taeyong tersenyum lalu menjentikkan jarinya. "Setuju!"

"Kalau dibayarin gue mau aja." Jawab Ten yang memang suka hal-hal gratis.

"Taeil hyung mau ikutan? Kalau iya nanti ajak Shofia juga." Winwin yang sedang memakan wafernya ikutan bicara.

Taeil melirik Shofia yang ada di dekatnya. Shofia hanya mengangguk-angguk mengiyakan membuat Taeil ikut mengiyakan ajakan Winwin. "Boleh."

"Asik! Ntar gue yang deketan sama Shofia," ucapan Yuta barusan mendapat sentilan dari Taeil.

"Gak boleh. Bahaya kalo sama lo." Ketus Taeil membuat seluruh mata fokus padanya.

"Wih keren! Biasanya Taeil hyung paling bodo amat, bisa ketus juga ya," goda Jaehyun dan menertawai lelaki itu.

"Hayoloh, pasti ada apa-apa nih," Ten ikutan menggoda.

"Menurut gue sih lebih mirip bapak yang overcare sama anaknya." Timpal Taeyong. "Oiya, Johnny ikutan gak?" imbuhnya.

"Ei Pak John, ikutan gak?" seru Ten ke Johnny yang gak jauh dari tempat mereka.

Johnny yang merasa terpanggil itu menoleh. "Mau kemana emang?"

"Biasa anak muda, hangout."

"Oh. Boleh, boleh." Ucap Johnny setuju.

Saat Johnny mengiyakan, saat itu juga Rose datang, berlari ke arah mereka dan berhenti tepat di antara Taeil dan Winwin. Bisa dipastikan jika pipi Taeil memanas dengan jantung yang berdetak kencang sekarang.

"Gak ada motivasi buat ngajak gue?" tanya Rose dan memandang mereka bergiliran.

Shofia yang mengerti situasi segera menyenggol lengan Taeil, mengisyaratkan agar merespon gadis cantik itu.

"Kalau kamu mau, kamu boleh ikut kok." Jawab Taeil lalu mendapat sorakan dari teman-temannya.

"Eh, sekarang mainnya gas."

"Tau cara ngeremnya gak, pak?"

"Asik. Sekali mancing dapet dua ikan sekaligus."

"Mainnya aku-kamu, ihiy."

Rose mendengus sebal. "Apaan sih, jangan bully Taeil gitu. Gak baik." Bela Rose dan meletakkan tangan diatas tangan Taeil. Bagi Taeil sendiri perbuatan itu membuatnya seperti tersengat listrik. "Jadi, Taeil-ssi, jangan dengarkan omongan anak-anak laknat ini, got it?"

Boom! Isi kepala Taeil seakan meledak. Mendengar ucapan lembut dengan senyuman itu membuatnya tidak fokus.

Disisi lain, membuat Shofia sedikit murung. Hatinya ikut merasakan, merasakan sesuatu yang tidak ingin ia rasakan.

Jaehyun yang diam-diam memperhatikan keduanya hanya bisa tersenyum masam melihat permainan cinta ini.

Shofia yang merasa dilihati Jaehyun membalas pandangannya itu. Jaehyun mengarahkan gadis itu agar keluar kelas, mengikutinya. Sejenak gadis itu menggigit bibir bawahnya dan melirik Taeil sejenak, kemudian berdiri diikuti Jaehyun dan mereka pergi keluar ruangan.

Beberapa ada yang terkejut. Taeil sendiri terkejut, tak biasanya Shofia pergi tanpa meminta izinnya.

Kini Jaehyun menariknya pergi ke taman. Entah kenapa taman cocok sekali untuk tempat tongkrongan selain perpustakaan bagi Jaehyun.
"Kenapa?" tanya Shofia meminta kejelasan.

"Aku cuma mau nempatin kamu di posisi nyaman." Tutur Jaehyun dan menghela nafas kecil.

Shofia tersenyum tipis, "hm, tapi aku tidak merasa begitu kok-"

"No, you are not."

Garis wajah Shofia kini menurun, berekspresi apa adanya setelah mengetahui jika Jaehyun peka terhadapnya.

"Jangan berpura-pura. Katanya ahli cinta, menangani perasaanmu saja kamu tidak sanggup." Tembak Jaehyun tepat sasaran. "Jujur saja. Kamu suka Taeil 'kan?" perkataan Jaehyun membuatnya tambah tertohok.

"Kupikir begitu," jawab gadis itu ragu-ragu, "tapi, seharusnya aku tidak jatuh cinta dengan Taeil. Tugasku hanya membantunya, ya, membantunya."

Jaehyun sekali lagi menghela nafasnya dan menepuk kedua pundak Shofia. "Daripada menyakiti dirimu sendiri, kupikir lebih baik kamu bersama Taeil. Daripada Rose, mendapatkan Rose itu seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Susah. Lagipula, sepertinya dia sedang dekat dengan seseorang."

"Ya, aku tahu."

Jaehyun membulatkan matanya. "Darimana?"

"Rose cerita kepadaku. Namun, aku tidak memberi tahu Taeil."

"Siapa orang itu?"

"Dia teman se-kelompok-mu. Aku tidak bisa menyebutkan namanya. Dan, jangan beritahu Taeil mengenai ini."








***

Masih ingat aku tak? Masih ingat cerita ini tak? Yasudahlah. Welkambek for Taeil dan Shofia 😂😂

Nymph ● Moon Taeil ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang