675 151 42
                                    

"Shofia!"

Gadis yang merasa di panggil itu menegakkan tubuhnya tiba-tiba, jantungnya seakan mau copot mendengar panggilan dadakan tadi.

"Kenapa, Rose?"

Rose duduk di samping gadis itu dan mengerucutkan bibirnya. "Aku mau cerita. Masa dia seharian ini ngehindar mulu," curhatnya dengan nada sedikit kesal.

"Dia ...?" Shofia menunjuk lelaki tampan yang sedang bersandar di ambang pintu dan sudah pasti ia kenali.

Rose mengangguk membenarkan. Gadis itu lalu meletakkan dagunya di atas meja, merasa moodnya tidak sedang baik. "Aku harus apa?"

Shofia sendiri bingung, ia tak tahu harus melakukan apa. Gadis itu mengecap bibirnya dan melihat salah seorang sekilas. "Mm, mungkin kamu harus mencari incaran lain?"

"Tidak. Aku hanya suka dengannya." Tolak Rosie dan memandang lelaki itu sekilas sebelum kembali mengacak rambutnya frustasi. "Mata sendunya, bibir tipisnya, hidung mancungnya, tingginya yang sempurna itu, idaman banget."

"Jadi, itu tipe mu? Pria tinggi?"

"Betul! Banget."

Okay, Taeil. Sepertinya kesempatanmu semakin sempit. Batin Shofia dan mendesah pelan.

Kini waktunya mereka untuk hang-out. Dengan tempat duduk sekarang, Taeyong-Ten-Johnny-Doyoung-Rose-Jaehyun-Shofia-Yuta-Taeil-Winwin-Lisa --mengenai Lisa, Ten yang mengajaknya-- Taeil tak mampu memantau Shofia, terlebih lagi Rose. Namun sekarang yang dikhawatirkan adalah Shofia yang duduk berdekatan dengan Yuta. Ia khawatir jika Yuta melakukan hal yang tidak-tidak kepada gadis itu.

Selama film berlangsung, sebenarnya hati Taeil masih gundah gulana, dengan keadaan bioskop yang tenang membuatnya enggan untuk menoleh kanan-kiri melihat sekitar. Yuta pun terlihat biasa saja, kadang ia meminum sodanya, tidak melakukan apapun ke Shofia.

Hanya saja, Rose. Arah wajahnya selalu mengarah kederetan Doyoung atau mungkin ke Doyoung. Membuat curiga.

Taeil, dimana sisi tenangmu, kenapa menjadi orang dengan pemikiran negatif?

"Taeil,"

"Hm?"

"Dari tadi liat arah sini mulu, napa sih? Naksir gue?" tanya Yuta tidak serius.

"Dih, nggak." Elak Taeil dan kembali menghadap lurus ke depan.
Shofia yang mendengar percakapan kecil itu hanya terkekeh geli dan melihat wajah Taeil yang sok datar itu, membuatnya tambah ingin tertawa.

"Shofia pulang bareng gue, ya?" tawar Yuta pertama kali sebelum keduluan yang lain.

Semua yang mendengarnya tersentak kaget. Betapa beraninya Yuta.

"Eits, gak bisa, Shofia sama gue dong." Kini Winwin menarik lengan Shofia mendekat ke arahnya.

"Nggak, Shofia sama Yuta aja ya pulangnya?" pinta Yuta dengan gaya imut yang dia buat.

Kelakuan Yuta membuat semua yang disana ingin muntah ketika melihatnya.

Winwin yang masih keras kepala tidak mau kalah. "Gak. Lo mesum, nanti dia kenapa-kenapa,"

"Udah. Biar Shofia pulang sama gue." Lerai Jaehyun dan berjalan ke arah gadis itu, menarik lengannya dan membawanya pergi.

"Yah, lo sih, hyung!"

"Apa anjir, gue lagi."

"Ya lo kan yang bikin ribut."

"Apasih, Win. Lo yang bikin rusuh duluan,"

Dan mereka masih saja berantem.

"Ini lagi, Taeil hyung, biasanya juga pulang bareng Shofia, kali ini kicep aja," ucap Yuta pedas menusuk Taeil. Walaupun benar adanya sih.

"Yaudah kali, jangan salahin Taeil, dia kan ngasih kesempatan ke kalian," bela Taeyong.

"Kalau gitu gue pamit ya," Pamit Ten dan Lisa. Disusul yang lainnya.

"Gue juga,"

"Gue juga."

"Yuk ah, hyung bareng gue, lo gak ada barengan kan?" tawar Doyoung dan diiyakan.

"Jaehyun, memangnya ini gak salah?" tanya Shofia ragu dan menggigit ujung bibirnya. "Aku merasa kalau ini sudah salah besar."

Jaehyun melirik Shofia yang duduk disampingnya dab kembali fokus ke jalan.

"Ya, menurutku sih gak masalah, semua makhluk hidup pantas untuk dicintai dan mencintai," jawab Jaehyun dengan santai.

"Bukan itu, kamu tahu sendiri aku bukan manusia-"

"Lalu, dimana letak masalahnya? Toh, kamu punya hati dan perasaan. Memangnya bangsamu hanya bisa menjalin hubungan dengan para dewa? Konyol."

"Hukum alam. Kalau aku melanggar, mungkin sesuatu yang buruk akan menimpaku, ataupun Taeil. Apa sebiknya aku musnah saja?" tanya Shofia kembali. Sepertinya peran ahli cinta diambil alih oleh Jaehyun. "Seharusnya Taeil memanggil Nona Aphrodite, bukan aku!"

Jaehyun mengerem mobilnya ketika sampai di apartemeb Taeil. "Mari patahkan kepercayaanmu itu. Tentang hukum alam yang mungkin Zeus buat, aku lebih percaya pada Pencipta dunia sekarang." Lelaki itu menatap Shofia dan tersenyum, "aku akan membantumu, jadi kita bertiga terlibat."

"Atau mungkin berempat jika Nona Artemis tiba-tiba ikut serta dalam hal ini."



A/N:

Gimana, gimana? Cowok yg disukai Rose siapa? Udah ada yg tau?

Oiya, kalau ada yg suka bacain cerita mitologi, bisa dong share tempat dimana daku bisa baca :') nyari di kaskus 404not found, padahal dapet paket lengkap/? ;;

Sampai bertemu di chapter 8!

Jangan lupa streaming Cherry Bomb dan menikmati suara mas Taeilヽ('▽`)/

Nymph ● Moon Taeil ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang