#4

72 3 0
                                    

Semua Tak Semudah Kelihatannya...

" Lex, gimana nih... aku rangking berapa ya?" tanya Zera begitu khawatir.

" Tenang dong Zer, bentar lagi kan diumumin," ucapku berusaha menenangkan Zera yang tak bisa diam sedari tadi. Bukannya aku tidak merasakan hal yang sama, hanya saja aku lebih memilih untuk tutup mulut. Menekan rasa deg-degan berlebihan yang acap kali ku alami saat pembagian raport menjelang.

Kali ini, kami tidak ada yang namanya pembagian raport ujian mid semester. Kami baru akan menerima raport setelah ujian semester berlangsung dan ini adalah hasil ujian kami selama ini yang akan dibagikan dalam bentuk raport, untuk pertama kalinya.

Seluruh murid SMK Sight Light dikumpulkan menjadi satu di lapangan. Berbaris sesuai kelas dan jurusan masing-masing. Satu per satu nama dipanggil untuk maju ke depan, menerima penghargaan berupa sertifikat dan piala.

Semakin lama rasa deg-degan ini sungguh sulit untuk terbendungi. Apalagi sekarang sudah masuk pengumuman untuk kelas sepuluh jurusan Administrasi Perkantoran.

" Lexaaaa..."

" Iya Zer," balasku dengan malas oleh segala panggilan Zera.

" Lexa, Lex! Lex denger nggak sih aku panggilin dari tadi?" tanya Zera dengan sebal dan ku balas dengan tatapan mengintimidasi.

" Apa sih?"

" Santai dong matanya, aku takut banget nih..." rengek Zera masih belum berhenti. Sepanjang rengekan Zera itulah tanpa kami sadari kalau sekarang saatnya mengumumkan juara kelas dari jurusan Perbankan kelas sepuluh.

" Zera maju!" teriak Indah, Dewi, dan Kayla secara bersamaan yang memang duduk di sekitar kami.

" Maju?" tanya Zera tidak mengerti.

" Sekali lagi kami panggil kepada Azzahra Assyifa kelas sepuluh Perbankan satu untuk maju ke depan sebagai pemegang ranking dua." Betapa kagetnya Zera mendengar pengumuman tak terduga itu. Tanpa perlu diulang untuk ketiga kalinya Zera sudah berlari ke depan. Berdiri di depan ayahnya yang ternyata sudah sedari tadi berdiri di sana karena orang tua murid yang bersangkutan diharapkan dapat mendampingi anaknya untuk menerima penghargaan. Wuahhh... kalau ujian semester satu saja sudah sebagus ini penghargaannnya apalagi kalau pembagian raport ujian semester dua.

" Dan ranking satu ditempati oleh Alexa dengan total nilai 92,543!!!" seluruh kelas bertepuk tangan meriah saat Pak Bayu yang merupakan waka kurikulum menyebutkan hal yang sangat ku harapkan. Ranking satu!

Tanpa tedeng aling-aling aku segera berjalan ke depan, tempat di mana sahabatku Zera, beserta murid-murid lain yang kata Zera begitu berarti, begitu berharga. Aset yang tak ternilai bagi Sight Light. Murid-murid yang pintar dan cerdas.

Mamaku juga sudah berdiri di belakangku, menyaksikan keberhasilan anaknya dengan bangga. Setelah menunggu beberapa nama dari kelas dan jurusan yang berbeda selesai dipanggil, barulah kami menerima tanda keberhasilan itu. Sebuah sertifikat dan piala dari sponsor bimbel SMK Sight Light yang memang sudah bekerja sama dengan baik dan cukup lama dengan SMK Sight Light.

Untuk masalah naskah ujian serta keperluan kertas LJK juga scanning biasanya sekolah kami mengandalkan Ganesha Operation. Untuk keberhasilan english day, salah satu program yang ada di SMK Sight Light, sekolah ini sudah bekerja sama dengan Step Ahead. Dan sedangkan untuk reward hasil ujian akhir berupa pembagian raport, SMK Sight Light juga sudah bekerja sama dengan Primagama dan sekolah ini begitu mengandalkannnya. Selain itu ada banyak sponsor lagi yang mendukung dari balik layar semua kejayaan SMK Sight Light semenjak sekolah ini berdiri.

" Selamat ya Lex... pokoknya gak mau tau semester depan harus aku yang megang piala kamu." Aku tahu Zera mengucapkannya dengan tulus dan ia juga serius soal persaingan yang telah terkibarkan di antara kami.

" Ok, siapa takut." Balasku menantang balik Zera.

" Sahabat yah sahabat, tapi persaingan tetap persaingan. Gak ada toleransi! Aku selalu siap kapanpun," lanjutku membuat Zera tersenyum senang. Ya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Persahabatan kami tidak akan rusak dengan adanya pesaingan ini. Kami sendiri yang menabuh genderang persaingan. Tapi, bukankah indah semua ini. Kami bisa saling mengandalkan dan saling membanggakan.

***

Ok, keep reading guys...

Smart vs DumbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang