3. Ketenaran

37 2 1
                                    

Pagi ini ku sudah disekolah bersama Arin dan yang lain. Kelas masih sepi sampai suara gurauan kami terdengar sangat keras. Apalagi ketika Arin dan Irvan berdebat. Aku dan Pram hanya terkekeh melihat mereka dan tak mengganggu perdebatan mereka.

Kami sudah terbiasa dengan pedebatan kecil seperti itu. Tapi kami nggak pernah saling marahan.
Dan ku ingetin di dalam persahabatan kami yang sering dapat bullyan tuh aku. Karna apa? Karna si Irvan yang sukanya ngejahilin orang. Dia nggak suka ngejahilin Arin karena nanti ujung-ujung nya bakalan debat. Dan itu membuat telingaku hampir pecah. Dan satu lagi Irvan juga nggak suka ngejahilin Pram karena dia adalah orang yang serius tampangnya yang dingin seperti es batu membuat orang yang dekat dengan Pram menjadi ketakutan. Tapi hal itu tidak berlaku pada semuanya. Cewek yang centil dan bisa dibilang penggoda mah udah anti sama tampang yang dingin seperti itu. Dan walaupun dia tampak menakutkan tapi ada juga yang ngfans sama si Pram.
Tapi si Pram juga nggak se- serius itu dan nggak se dingin itu. Terkadang dia juga ramah dan asyik saat dia bersama kami.

"Woy woy diem napa. Kalian mah selalu aja bikin kelas rame kayak pasar. Mau bel nih." salah seorang teman ku mengingatkan kami. Karena kebiasan kami memang begitu. Tiap pagi kami selalu bercanda, bercerita dan lain lain.

"Woles aja Nico. Kita udah tau kok."
"Untung lu tau Pram kalo nggak gua kasih tau tepat dikuping kalian nanti." ucapan Nico sebenarnya menyinggung tapi kami tidak mempermasalahkan itu karena kami memang suka bercanda. Dan kami tidak terlalu mempedulikan perkataan yang seperti itu.

***
"Ayok ke kantin" ajak Arin
"Yosh" sahutku.
Kami berjalan berempat sambil mengobrol. Dan banyak sepasang mata yang melihat ke arah kami dengan sebegitunya.

"Eh lihat-lihat geng nya kak Tria lagi jalan tuh."

"Iya nih... Ih gua iri deh sama kak Tria dan kak Arin. Mereka deket banget sama kak Irvan."

"Wiihh kak Irvan ganteng banget ya tuhan."

"Eh Kak Pram juga ganteng."

"Kenapa harus kak Pram? Kan ada Kak Irvan yang jauh lebih keren dan ganteng."

"Ya secara kalo milih Kak Irvan banyak saingan nya sih. Ya mending gua pilih Kak Pram dia juga ganteng kok."

"Eh kata siapa Kak Pram saingan nya sedikit. Lihat tuh cewek-cewek lain pun ngelihat Kak Pram kali."

"Ih kenapa sih Kak Pram jyga banyak yang suka. Kalo gini caranya gua kan susah deketin nya."

Cinta diatas KebimbanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang