03 Hari Pertama (3)

1.4K 147 9
                                    

Author's POV

Bel sudah berbunyi, pertanda waktu istirahat sudah usai. Masing-masing dari siswa dan siswi kembali ke kelas mereka untuk melanjutkan pelajaran. Begitu juga dengan Marie yang tidak sengaja bertemu dengan Jonathan begitu mereka hendak masuk ke dalam kelas.

Keduanya duduk dengan Marie yang memutuskan untuk diam saja dan tidak memulai percakapan apapun kepada pria itu. Pelajaran kali ini adalah fisika, salah satu pelajaran yang ia sukai. Dan sepanjang pelajaran ia terus berkonsentrasi agar pelajaran tersebut bisa masuk ke dalam otaknya.

"Baiklah. Pelajaran hari ini sampai hari ini karena setelah ini kalian akan mengerjakan tugas halaman 54. Tugas ini dikerjakan berkelompok dengan anggota dua orang saja, yaitu teman sebangku kalian saja," ujarnya sembari berjalan ke tempat duduknya. Salah satu murid mengangkat tangannya, hendak bertanya kepada sang guru,

"Bukannya disini tertulisnya 3 orang bu? Kenapa jadi 2 orang saja?" tanya pria itu kepada sang guru.

"Ibu sengaja, biar gak berisik kalian mencari teman satu orang lainnya. Lagipula jumlah anak kelas kalian genap kan? Ibu rasa dengan mengerjakannya bersama dengan teman sebangku itu udah lebih dari cukup," jelasnya kepada para murid yang ada di ruangan itu.

"Oh iya... usahakan kedua-keduanya mengerti soalnya ya... karena kalian nanti harus mempertanggungjawabkan jawaban kalian," tutur wanita itu, mengingatkan para siswa-siswi yang bisa saja malas mengerjakan tugas tersebut dan mengopernya kepada teman sebelahnya,

Marie menelan ludahnya. Baru saja dia bertekad untuk tidak melibatkan diri kepada Jonathan, sekarang ia harus berhadap-hadapan bersama dengan Jonathan untuk mengerjakan tugas ini berdua. Jonathan menoleh kepadanya dan berkata kepadanya,"Mohon bantuannya ya... aku lemah banget di fisika sama matematika," ujarnya memohon.

Gadis itu dengan kaku mengangguk saja sembari menjelaskan kepada Jonathan berbagai trik yang biasa ia gunakan ketika menghitung dan menghapal rumus. Sementara Jonathan, ia benar-benar fokus kepada persoalan yang ada di buku tersebut. Tidak hanya sesekali saja dia bertanya, melainkan beberapa kali hingga gadis itu harus kembali menjelaskan.

Namun itu tidak menjadi sebuah masalah yang besar untuk gadis itu karena ia ingin mengajar Jonathan hingga ia benar-benar mengerti. Gadis itu dengan sabar terus mengajar Jonathan hingga pria itu bisa mendapatkan jawaban yang benar.

"Wah... kau benar-benar sangat pandai dalam menjelaskan," ujar pria itu yang senang karena ia mendapat jawaban yang benar. Marie tersenyum mendengarnya, ia senang bisa membantu pria itu mengerti persoalan yang ada,

"Kau sangat cocok menjadi guru," ujarnya lagi kepada Marie,

"Benarkah?" tanya Marie kepada pria itu yang mengangguk dengan serius,

"Iya! Tentu saja... cara penjelasanmu sangat jelas dan juga aku tidak menyangka kamu memiliki trik untuk menghapal rumus sehingga dengan mudah tugas ini dikerjakan," ujarnya yang terus memuji Marie. Marie ingin sekali berbunga-bunga, namun ia harus menahan dirinya karena ia harus sadar jika pria itu bukanlah miliknya, melainkan milik orang lain.

"Begitu ya..." ujar gadis itu yang entah mengapa terlintas dibenaknya jika ia ingin menjadi seorang dosen. Entah mengapa ia bisa berpikiran seperti itu padahal untuk menjadi dosen, ia harus berkuliah hingga S2.

"Marie..." panggil pria itu yang menghancurkan lamunan gadis itu,

"Eh iya, ada apa?" tanyanya kepada pria itu yang sedang menggelengkan kepalanya,

ReverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang