"Perampokan terjadi di salah satu bank di California, tadi malam. Sekitar $50.000.000 telah di rampok, 2 orang tewas dan 3 orang terkena luka tembak segera di bawa ke rumah sakit terdekat. Menurut saksi mata, ada 5 orang laki-laki mengenakan serba hitam dan masker menutupi wajah mereka dengan masing-masing senapan yang mereka bawa dan tas di punggung mereka masing-masing, yang di duga untuk menaruh uangnya. Mereka menghancurkan semua CCTV, sehingga pihak berwajib tidak memiliki bukti ataupun petunjuk yang cukup kuat untuk mengetahui siapa mereka. Mereka berhasil melarikan diri sebelum keamanan mengejar mereka."
Aku duduk di sofa dengan secangkir coklat hangat di tanganku, dan swaeter besar yang kupakai serta stocking putih panjang membalut kakiku sampai pertengahan paha. Menonton berita pagi ini membuat perutku mulas mendengar beritanya. Maksudku, for real, kau bisa membeli apapun dengan $50.000.000!
Mereka rela melakukan itu untuk $50.000.000 dengan mudah bagi mereka, sementara orang-orang dengan susah payah membanting tulang mereka agar menghasilkan uang untuk menafkahi keluarga mereka. Apakah mereka yang melakukan kejahatan tidak berpikir panjang? Apakah mereka tidak memikirkan nasib orang lain yang tidak bersalah? This is such a cruel world.
Suara bel terdengar, membuatku mengerutkan kening. Siapa yang datang? Tidak biasanya ada orang berkunjung kerumahku kecuali teman ibuku, itupun jika ibuku ada dirumah. Ibuku sedang keluar lagi sejam yang lalu. Berarti yang datang bukan teman ibuku.
Aku meletakkan cangkirku di atas meja dan berdiri. Berjalan kearah pintu dan membuka pintunya. Memperlihatkan seorang laki-laki berdiri dengan balutan kemeja putih dan jeans putih dan membawa koper.
Mata birunya terlihat cerah saat bertemu dengan mata hijauku. Mulutku terbuka lebar, terkejut tak percaya apa yang ku lihat.
"Jasmineeee!" Dia melebarkan tangannya, meminta pelukan. Aku langsung melompat melingkarkan kakiku di pinggangnya dan tanganku melingkari di lehernya. Membuat tubuhnya jatuh bersamaku.
"WHERE HAVE YOU BEEN, BITCH!" Aku mengeratkan pelukanku.
"Boi, easy! My beautiful ass!" Dia melenguh, membuatku memutarkan mataku.
"You've gone for the rest of my life, without giving me some shit of information. What a lovely best friend." Aku duduk di pahanya, menyilangkan tanganku di depan dadaku, dengan muka explain-me-or-die. "Kau hilang selama dua tahun, for fucks sake!"
"Okay, pertama, aku mengunjungi Nenekku sekaligus merawat dan menemaninya karena dia sendirian dirumahnya, Texas, dalam kondisi tidak sesehat sebelumnya karena faktor usia. Dan sekarang giliran sepupuku yang merawatnya, jadi aku memutuskan untuk kembali ke Kota ini dan mengunjungimu. Kedua, ada yang mencuri ponselku entah dimana. Dia menghack semua account ku disana. Jadi aku tidak mempunyai sama sekali contact mu dan tidak bisa menghubungimu." Jelas nya. Make sense now.
"Okay, penjelasan diterima. Ayo masuk!" Aku berdiri dan masuk kedalam, diikuti oleh Niall, teman baikku.
Niall Horan, temanku sejak Junior high school. Well, hanya dia dan Kelsey yang dapat kupercaya. Niall menghilang tiba-tiba 2 tahun yang lalu tanpa ada kabar sama sekali. Rumahnya sepi, contact nya tidak bisa dihubungi sama sekali, dan tidak ada surat yang tertinggal atau sampai kepadaku. 2 tahun berlalu, aku sudah jarang memikirkannya. Aku dan Kelsey mengira bahwa dia sudah melupakan kami. Kelsey pasti akan sangat terkejut jika mengetahui Niall datang.
"Apakah Kelsey sudah tahu jika kau kesini?" Tanyaku.
"Belum." Dia duduk di sofa, menyilangkan kaki kanannya keatas kaki kirinya.
"Great!" Aku meraih ponselku diatas meja dan segera menghubungi Kelsey. Dia menjawab pada nada sambungan ketiga.
"Kels?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost
FanfictionJason McCann, laki-laki yang tidak pernah merasakan menjadi normal layaknya orang-orang pada umumnya. Dia punya segalanya, tetapi satu hal yang masih belum ditemukannya. Perasaan nya. Perasaan nya hilang. Bahkan belum pernah ditemukan. Warning : thi...